Etika dalam Menanggapi Teknologi Informasi

Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Konten dari Pengguna
7 September 2022 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Rahmat Naufal Wardhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
From: Canva
zoom-in-whitePerbesar
From: Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perlunya etika di setiap keadaan dan situasi yang mengandalkan teknologi. Tentu para masyarakat dihadirkan oleh berbagai macam teknologi informasi, terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk keuntungan, eksistensi dan banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat masyarakat ikut serta dalam mendukung partisipasi publik yang berpikir kemajuan teknologi. Bermula pada saat viralnya Citayem Fashion Week melalui platform tiktok. Kemudian dari sdmnya dalam memahami struktur teknologi pada pembuatan awal Citayem Fashion Week di Sudirman menjadi viral, karena pemahaman teknologinya dalam memilah-memilih video dengan hasil editan yang melebihi ekspetasi belaka.
Selanjutnya terlihat jelas para masyarakat antusias sekali dan mendukung, oleh karena itu tanpa adanya publik terutama para remaja yang cepat menerima informasi melalui media sosial tidak akan viral begitu cepat. Masih banyak hal yang bisa kita lihat dalam arus teknologi, tidak lupa juga adanya etika arus teknologi informasi semakin cepat, maka dari sisi partisipasi publiknya sering menghargai para youtuber yang bersusah payah dalam menyampaikan informasinya.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan fenomena kemajuan teknologi yang mengubah berbagai pola-pola interaksi yang sesungguhnya terjadi secara meluas, oleh karena itu etika teknologi informasi perlu dibarengi dengan kesadaran masalah nasional yang sudah jelas dirugikan. tentu partisipasi publik berperan besar dan perlu memperhatikan etika penyampaianya dalam mengajukan opini yang aktual.
Justru masyarakat akan lebih waspada terhadap era digital tanpa dibarengi dengan etika dan akan sadar kalau sistimnya berantakan. Perihal masalah nasional dan para tokoh masyarakat perlu menyampaikan aspirasi kepada pihak tertentu.
Jika ingin menyuarakan pasti akan mengetik dan mengatakan pendapat melalui media sosial, bahkan datang langsung dengan membawa banyak massa. Ini merupakan salah satu dampak kemajuan teknologi yang di mana bisa berkomentar melalui media digital.
ADVERTISEMENT
Lalu berdasarkan data tahun 2019 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 56 persen. Artinya, 56% dari total penduduk di Indonesia telah terjangkau teknologi internet.
Data tersebut memperlihatkan pertumbuhan penggunaan internet mencapai 13 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini menunjukkan dalam pasar pengguna internet negara Indonesia paling besar di seluruh dunia, karena internet ini bisa membuat partisipasi publik atau partisipasi masyarakat lokal bisa berkreatifitas, sehingga bisa memajukan berbagai bidang di Indonesia yang berkemajuan.
Menurut Castell (1996) mengatakan kemajuan pembangunan teknologi komunikasi dan informasi menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
Sebagai konsekuensi dari kemajuan teknologi yang tidak sama antara negara maju dan sedang berkembang, maka perolehan informasi atau akumulasi kekayaan informasi pun hanya mampu dimiliki oleh negara-negara maju.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya daerah perkotaan yang mendapatkan fasilitas kemajuan teknologi 4.0 dan era sosial atau society 5.0. Masyarakat urban pun telah merasakan dampak pembangunan infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi. Tentu mudah mendapatkan akses penggunaannya, sehingga mampu mengikuti kedatangan teknologi komputer terbaru, serta layanan jaringan telepon yang jauh lebih baik dibandingkan dengan masyarakat remote area.
Agar tidak terjadi kesenjangan semakin besar, pemerintah sendiri perlu mampu melakukan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Memahami persoalan tersebut, pemerintah Indonesia melakukan percepatan pembangunan dengan merangkul swasta penyedia jasa layanan telekomunikasi. Pemerintah pun mencanangkan program USO sebagai salah satu inisiatif pembangunan teknologi digital di daerah-daerah terpencil.
Melirik apa yang dilakukan pemerintah kita perlu kita ber etika di dalamnya mengenai pemerintah yang sudah berusaha maksimal dari beberapa periode atau satu dekade kemarin, hal ini menandakan Indonesia akan semakin kuat menahan arus negatif teknologi dengan dukungan partisipasi publik yang aktif.
ADVERTISEMENT
Meski lebih baik, tapi masih ada beberapa yang selalu pesimistik terhadap kemajuan teknologi ini, karena sdm kita belum mencukupi, sehingga tidak bisa bersaing dengan negara lebih maju.
Maka partisipasi masyarakat luas dibutuhkan dalam meningkatkan sdm kita, karena adanya partisipasi ini mengacu kepada pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran, pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa.
Partisipasi yang berarti setiap kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya. Memang menanggapi hal ini pemerintah sudah sediakan platform digital untuk menampung aspirasi masyarakat yang sudah tahu masalah yang dihadapinya.
Kekurangan sistim teknologi di Indonesia dalam suatu kelompok di era disrupsi ini semuanya serba elektronik. Ini perlu diperhatikan, jika tidak hati-hati dalam menuangkan begitu saja akan menyebabkan ketakutan. Agar tidak seperti itu etika berdialog digital akan membatasi hal-hal yang buruk, dengan kita paham persoalannya, paham mengetik atau kritik kepada siapa.
ADVERTISEMENT
Banyak berbagai cara yang perlu diantisipasi dan sikap partisipasi publik turut mengandil peran besar, maka dari itu sikap kita terhadap media digital perlu dibenahi dan sadar akan manfaatnya dan hilang negatifnya.
Diharapkan juga adanya kolaborasi antara perwakilan masyarakat dan juga pemerintah dalam era disrupsi ini, karena partisipasi tidak ada akan terkoyak sedikit demi sedikit.
Harus ingat bahwasannya teknologi informasi setiap waktunya kalo tidak di fasilitasi, dipergunakan dengan baik, maka mereka akan merajai dan membuat seluruh pihak bergantungan dengan tidak memperhatikan unsur negatifnya. Tentu sikap partisipasi publik harus tahu menahu menggunakan elektronik dalam menyampaikan aspirasinya dibarengi etika dalam era disrupsi ini menjadi langkah awal maju supaya bisa menghindari hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dimas Rahmat Naufal Wardhana
Mahasiswa Administrasi Publik
Universitas Muhammadiyah Jakarta