Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hidupkan Denyut Literasi Desa, KKN-PPM UGM Gelar Gerakan “SIBU” Donasi Buku
31 Agustus 2021 20:02 WIB
Tulisan dari Apia Dewi Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar kata “literasi”, seketika yang terlintas di pikiran adalah kegiatan membaca dan menulis. Tentu, hal demikian tidak sepenuhnya salah. Namun dalam pengertian yang lebih luas dan mendalam sebagaimana dilansir dari perpustakaan.setneg.go.id, National Institute for Literacy mendefinisikan literasi sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, berhitung, dan memecahkan suatu kasus permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menakar pengertian tersebut, literasi menjadi salah satu hal yang penting bagi seorang individu.
ADVERTISEMENT
Sebagai imbas dari perkembangan zaman, dorongan atas peningkatan tingkat literasi juga terus digaungkan. Optimalisasi budaya literasi sangat ditekankan hampir bagi seluruh peran dan pekerjaan individu. Hal demikian dikarenakan tinggi-rendahnya minat membaca memberikan implikasi terhadap pembentukan wawasan dan perilaku seseorang.
Namun sayangnya, hingga saat ini rapor tingkat literasi di Indonesia masih didominasi warna oleh warna merah. Banyak penelitian yang membuktikan dan menyetujui hal tersebut, salah satunya adalah survei Kemendikbud. Dalam rilis data PISA (The Programme for International Student Assessment) yang diinisasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2016, tingkat literasi di Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara. Semakin miris, data indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) di Indonesia juga masih menunjukkan angka yang rendah, yaitu 37,32 persen dengan indikasi rendahnya pemanfaatan taman baca.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, persoalan literasi menjadi salah satu persoalan lintas masa yang perlu uluran dan rangkulan banyak pihak. Di tengahnya beragam dalih rendahnya tingkat literasi, Tim KKN-PPM UGM Unit Karangtengah 2021-JT033 berinisiatif untuk menghelat gerakan “SIBU”.
Gerakan “SIBU” atau Donasi Buku tersebut hadir sebagai respon civitas akademika Universitas Gadjah Mada melalui Tim KKN-PPM UGM 2021-JT033 terhadap upaya menghidupkan semangat dan budaya literasi di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak pada khususnya.
Sederet sinergi dan kolaborasi digeliatkan dalam pelaksanaan program kerja tersebut. Dengan menyasar pada perpustakaan desa, taman baca madrasah desa, dan perpustakaan masjid di Desa Rejosari, Desa Dukun, dan Desa Wonowoso, Gerakan SIBU melibatkan berbagai elemen masyarakat yang tersebar di berbagai daerah. Berbagai pihak saling mengulurkan tangan untuk membangun dan mewujudkan visi dan misi terpadu dalam upaya meningkatkan literasi desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Analisis situasi dan kondisi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan perangkat dan pengelola, taman baca di masing-masing desa tersebut menunjukkan kondisi yang kurang ideal. Fasilitas yang kurang mendukung dan rendahnya tingkat kevariatifan buku, turut menjadi beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat. Hal demikian semakin mendorong Gerakan “SIBU” untuk mengepakkan sayapnya dengan menggandeng berbagai kalangan.
Dengan bekal publikasi poster di berbagai media sosial, Gerakan “SIBU” turut menggandeng beberapa komunitas sebagai media partner kegiatan, seperti FLP (Forum Lingkar Pena) Jawa Tengah, ACT (Aksi Cepat Tanggap) Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kolaborasi Kebaikan. Kolaborasi tersebut terjalin secara masif dan interaktif, dengan masing-masing komunitas membantu publikasi poster kegiatan donasi, sehingga dapat tersebar luas ke berbagai khalayak.
Donasi diterima dari berbagai kalangan masyarakat dalam bentuk buku fisik dan uang. Dengan melibatkan beberapa anggota tim KKN, penerimaan donasi dalam bentuk buku fisik diakomodasi di beberapa wilayah domisili anggota seperti Magetan (Jawa Timur), Karawang (Jawa Barat), Yogyakarta (DIY), Semarang, Karanganyar, Purwodadi, Banyumas, dan Wonosobo (Jawa Tengah). Persebaran tersebut memberikan kemudahan dan keterjangkauan donatur terhadap program tersebut.
ADVERTISEMENT
Penggalangan donasi dalam bentuk uang juga turut memanfaatkan peluang transformasi digitalisasi. Kemudahan transaksi secara digital, mendorong adanya insiatif untuk menerima donasi dalam bentuk uang di berbagai platform, seperti transfer bank (BSI, BRI, Bank Mandiri), OVO, Gopay, Shopeepay, dan penggunaan Kitabisa.com. Tentu hal demikian menjadi salah satu fasilitas untuk memberikan kemudahan kepada donatur.
Penggalangan donasi dilaksanakan kurang lebih selama 20 hari, mulai dari 10 Juli-1 Agustus 2021. Dalam kurun waktu tersebut, Gerakan “SIBU” dapat memfasilitasi para donatur dengan total donasi terkumpul senilai Rp 1.922.000 dalam bentuk uang tunai, dan 414 dalam bentuk buku fisik. 414 buku fisik yang diterima, terdiri dari beragam jenis buku bacaan, seperti 45 Alquran, 64 buku pelajaran, 52 buku agama, 49 majalah, 37 komik, 103 buku cerita, 28 buku pengetahuan umum, 7 buku motivasi, 18 novel, 4 buku bacaan komedi, 4 buku resep, dan 2 buku hukum.
Sebagai tindak lanjut, donasi uang yang diterima dipergunakan untuk pembelian tempat atau rak buku, sampul buku, dan beberapa tambahan buku lainnya. Tidak sekadar disalurkan, buku yang diterima juga mengalami penyortiran dan penyampulan terlebih dahulu. Hal demikian dilakukan dalam rangka meningkatkan kemasan visual dari masing-masing buku, sehingga memberikan kesan antusias. Masing-masing buku disampul dan diberikan penomoran sesuai nama dan jenis buku yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak donasi tersebut, donasi didistribusikan secara merata dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing desa. Misalnya Desa Rejosari yang mendapatkan alokasi buku pelajaran paling banyak dikarenakan donasi dialokasikan ke perpustakaan Madrasah Diniyah Miftakhul Hidayah. Tentu hal tersebut berbeda dengan Desa Wonowoso yang dialokasikan di perpustakaan milik desa, sehingga buku yang didistribusikan terkesan lebih umum; ataupun dengan Desa Dukun yang disumbangkan ke perpustakaan masjid, sehingga mendapat alokasi lebih terkait buku bertema keagamaan. Menyikapi hal tersebut, Tim KKN-PPM UGM telah memproyeksikan adanya komunikasi dan koordinasi yang masif dan interaktif dengan berbagai pihak pemangku kepentingan untuk meminimalisasi adanya kesalahpahaman.
Terlepas dari perbedaan kriteria tema yang dibutuhkan oleh masing-masing desa, edukasi literasi yang dibutuhkan oleh masing-masing desa terbilang sama yaitu ihwal peningkatan minat baca masyarakat. Merespon hal tersebut, selain memfasilitasi donasi buku, Tim KKN-PPM UGM juga turut memberikan beberapa poster yang bersifat edukakatif terhadap literasi untuk masing-masing desa.
ADVERTISEMENT
Per tanggal 28 Agustus 2021, buku-buku dan media edukasi literasi tersebut telah diterima secara baik oleh perangkat desa dan perangkat yang bersangkutan. Penerimaan secara simbolis telah dilakukan melalui dokumentasi yang dikirimkan oleh pihak desa selaku penerima barang.
Melalui Gerakan “SIBU” atau Donasi Buku tersebut, diharapkan dapat menciptakan momentum hidupnya denyut literasi desa. Masyarakat di Desa Dukun, Desa Rejosari, dan Desa Wonowoso Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak dapat memperoleh manfaat dan dampak secara berkelanjutan. Taman baca yang disasar, juga turut menjadi sentra edukasi dan peningkatan semangat dan budaya literasi pada masing-masing desa.
Penulis
Apia Dewi Agustin
Universitas Gadjah Mada
Referensi :
ROSALINA, Vidila et al. Gerakan Donasi Buku Dalam Upaya Membangun Budaya Literasi : Tahap 1. Journal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 420-424, nov. 2019. ISSN 2721-2084.
ADVERTISEMENT
https://perpustakaan.setneg.go.id/index.php?p=news&id=2550#:~:text=National%20Institute%20for%20Literacy%2C%20memberikan,pekerjaan%2C%20keluarga%2C%20dan%20masyarakat.