Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menghidupkan Kembali Sejarah Tanah Wali Melalui Jamu Coro di Desa Rejosari
31 Agustus 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Apia Dewi Agustin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat pada tanggal 2 Juli, Tim KKN-PPM UGM Karangtengah 2021 yang dibimbing oleh Ibu Cahyo Wulandari, S.P., M.P., D.Agr. secara resmi diterjunkan untuk mengabdi selama lima puluh hari di Tanah Wali, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Meskipun pengabdian secara daring kembali dilakukan pada periode ini, hal demikian tidak menyurutkan semangat pengabdian tiga puluh orang mahasiswa yang bersinergi dalam unit tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh seperti Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, Menteri Koperasi dan UKM Drs. Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP Kagama Pusat, H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P., turut hadir memberikan sambutan dan semangat kepada peserta KKN-PPM UGM periode 2 tahun 2021.
Gambar 1. Upacara Penerjunan (bawah) dan Dokumentasi Survei (atas)
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional. Digitalisasi memegang peranan penting dalam percepatan peningkatan ekonomi dan mendorong UMKM Indonesia semakin kuat ” menjadi kalimat yang paling melekat dari sambutan Menkop dan UKM Teten Masduki. Bagaimana tidak, kalimat tersebut memang selaras dengan tema yang diangkat oleh unit JT-033 yaitu Optimalisasi Pengelolaan Usaha Mikro dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan yang Berkelanjutan dalam Menunjang Pengembangan Desa Wisata di Desa Wonowoso, Desa Dukun, dan Desa Rejosari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Berpusat di tiga desa tersebut, tim KKN-PPM UGM Karangtengah bersinergi untuk memberikan sumbangsihnya melalui pemanfaatan potensi dan eksistensi kearifan lokal di masing-masing desa. Sebagai permulaan langkah yang sistematis, tim KKN-PPM UGM Karangtengah juga mengawali perencanaan program pengabdian melalui kegiatan survei yang terlaksana selama dua hari pada bulan Juni. Hal demikian juga mengingat bahwa periode ini merupakan kali pertama Tim KKN-PPM UGM bermitra dengan Desa Rejosari dan Desa Dukun.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, potensi desa yang menarik semakin terulik. Salah satunya Desa Rejosari yang khas dengan melimpahnya pelaku UMKM yang bergerak di bidang kerajinan dan kuliner seperti produksi makanan sempol, anyaman dari bambu, hingga jamu coro.
Berbeda dari kebanyakan, minuman khas yang berlabel “jamu” tersebut memiliki konsep yang unik. “Jamu coro merupakan minuman khas Kabupaten Demak yang konon merupakan peninggalan dari Raden Patah yang masih terjaga hingga saat ini,” jelas Pak Sofiyan, SE. Akt, Camat Kecamatan Karangtengah.
ADVERTISEMENT
Rasa pedas bercampur manis menjadi cita rasa khas dari jamu coro yang terbuat dari tepung beras yang dipadu-padankan dengan rempah-rempah seperti kayu manis, serai, jahe, santan, dan gula merah. Tak kalah unik, pemasaran jamu coro pun cukup menyita perhatian pasang mata penduduk Kabupaten Demak pada setiap paginya.
Untuk menjaga kehangatan ketika jamu tersebut dijajakan berkeliling, maka dipilihlah klenting yang terbuat dari tanah liat dan ditutup dengan segumpal kain. Proses penuangannya juga tak kalah menarik, dengan menggunakan potongan bambu kecil bergagang kayu untuk mengambil dari setiap klenting yang terisi jamu coro tersebut.
Salah satu pedagang legendaris jamu coro tersebut adalah Mbak Mela yang menggeluti usaha tersebut secara turun-temurun dari keluarganya. Bermula dari menjajakan dagangannya dengan jalan kaki hingga naik sepeda motor, telah berhasil digelutinya hingga saat ini. Walhasil, Mbak Mela juga dipercaya sebagai penggerak UMKM Jamu Coro di Desa Rejosari sejak beberapa tahun terakhir.
Gambar 2. Jamu Coro di Desa Rejosari
ADVERTISEMENT
Minuman peninggalan Raden Patah tersebut (jamu coro khas Kabupaten Demak) saat ini terpilih sebagai salah satu nominasi API Awards dalam kategori minuman tradisional. Tentu hal tersebut adalah kabar yang membahagiakan dan membanggakan, terlebih jika terdapat dukungan dan kerja sama yang apik dari berbagai pihak untuk memberikan ruang kemenangan bagi jamu coro bersaing dengan potensi daerah lainnya di API Awards.
Tim KKN-PPM UGM Unit Karangtengah berkomitmen untuk memberikan sumbangsihnya selama lima puluh hari mengabdi di tanah wali dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten dan pelaku UMKM jamu coro di Desa Rejosari. Rangkulan tersebut didukung dengan sejumlah program kerja unggulan tim KKN-PPM UGM Karangtengah dengan memanfaatkan peluang akselerasi digitalisasi akibat masa pandemi melalui program pendampingan digitalisasi untuk UMKM di Desa Rejosari, seperti adanya pelatihan pemasaran digital melalui WhatsApp Business, e-Commerce dan social commerce, pembukuan UMKM digital, dan lain-lain. Selain hal tersebut, juga berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Demak dalam rangka meningkatkan promosi Jamu Coro pada API Award 2021 dalam sejumlah program kerja unggulan, seperti pelatihan Instagram Marketing, survei pengetahuan, promosi, pelatihan media, hingga perumusan Rencana Strategis Pemenangan.
Gambar 3. Poster Promosi Demak dalam API Award 2021
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai program kerja tersebut, diharapkan Tim KKN-PPM UGM Karangtengah dapat mengambil peran untuk berkontribusi secara aktif dalam memberikan dampak dan manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat serta terbangunannya village branding Desa Rejosari pada umumnya dan pelaku UMKM jamu coro pada khususnya. Sehingga, kekayaan daerah yang mahal tersebut dapat dikenal oleh masyarakat secara luas dan diwariskan kepada generasi yang akan datang sebagai ciri khas Desa Rejosari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Penulis
Apia Dewi Agustin, dkk
Universitas Gadjah Mada