Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lebaran 2023: Nostalgia Jalur Selatan
21 April 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak tersambungnya Tol Trans Jawa saya tidak pernah lagi melintasi jalur selatan ketika mudik ke Jogja dari Bandung. Waktu tempuh yang lebih singkat menjadi petimbangan utama di samping karena faktor kenyamanan berkendara tanpa adanya sopir pengganti.
ADVERTISEMENT
Harga yang harus dibayar tentu ada, tarif tol dan keinginan memacu kendaraan dengan lebih cepat otomatis menguras konsumsi bbm. Jarak yang lebih jauh sekitar 100 km ikut mempengaruhi konsumsi bbm kendaraan.
Lebaran kali ini rasanya tidak dikejar-kejar waktu dan saya memutuskan untuk mencoba kembali 'jalur lama' yang pernah saya tinggalkan. Pesan WhatsApp singkat ke dua orang yang sudah jalan duluan via jalur selatan, menanyakan kondisi jalan memantapkan saya untuk mencoba kembali jalur selatan. Keinginan untuk mampir ke Bakso SR Rajapolah akhirnya sebagai pemicu untuk berangkat malam itu. Kalau berangkat pagi atau siang, kami masih puasa.
Berangkat dari Gedebage Kota Bandung sekitar jam 11 malam hari Rabu, hari pertama cuti bersama, kami langsung dihadapkan dengan kepadatan bundaran Cibiru. Merayap sampai Cileunyi dan berlanjut ke Rancaekek. Masih wajar. Mulai stop and go sejak memasuki bypass Cicalengka, lancar sebentar di turunan Nagrek dan akhirnya merasakan juga kembali macetnya jalur arah ke Timur selepas Nagreg.
ADVERTISEMENT
Beda sekali dengan mudik lebaran tahun kemarin, merasakan lancar jayanya one way sejak Kertajati-Kalikangkung dan berlanjut tetap di tol dan keluar di pintu tol Boyolali. Lebih cepat dari hari biasa.
Selepas belok kanan di petigaan Malangbong jalan cenderung ramai lancar. Mulai memacu kendaraan untuk mengejar makan sahur di SR Rajapolah. Alhamdulillah tepat jam 4 pagi bisa parkir di halaman parkirnya SR Rajapolah yang sudah cukup padat dengan kendaraan pemudik. 5 jam dari Bandung untuk jarak yang tidak sampai 100 km.
Perjalanan kali ini ditemani terangnya lampu Ultinon LED Philips dan di-setting sempurna oleh @spotlight.bandung. Untuk low beam terpasang tipe Pro5000 dan di fog lamp tipe Pro3021. Cut off-nya sempurna sehingga tidak menyilaukan pengendara dari arah berlawanan. Saat macet nyaris hanya menggunakan fog lamp tanpa lampu utama.
ADVERTISEMENT
Kondisi jalan yang mulus, bahkan menurut saya lebih nyaman dibandingkan beberapa ruas di jalan tol trans Jawa yang hampir nggak pernah selesai perbaikannya. Sempat kaget ketika melewati Majenang. Jalan yang hampir tidak pernah diperbaiki, akhirnya mulus tanpa cela.
Selepas sholat Subuh dan istirahat sejenak, perjalan dilanjutkan dengan kondisi lancar jaya. Kalaupun ada sendatan karena melewati keramaian saja. Tidak ada keluhan kondisi jalan sepanjang perjalanan ke Jogja dari Bandung. Waktu tempuh yang lama semata-mata karena fisik pengemudi yang sudah tidak muda lagi. :-)
Selepas pintu rel kereta api di Karanganyar (Kebumen), ambil sign kanan arah Petanahan dan menyusuri pantai selatan. Sekali lagi menemukan jalan mulus hampir tanpa cela sepanjang jalur lurus yang memanjakan pengemudi. Musuhnya cuman 1. Lelah dan ngantuk. Pengin lewat terowongan di bawah bandara NYIA tapi ternyata arah ke sana ditutup karena infonya ada perbaikan jembatan dan terpaksa belok kiri di Temon dan bergabung ke jalan raya Purworejo Jogja.
ADVERTISEMENT
Average konsumsi bbm dari rumah di Gedebage Bandung sampai dengan Nogotirto Sleman tercatat di odometer 14,4 km/l termasuk berhenti untuk istirahat beberapa kali tanpa mematikan mesin. Dengan jarak 400,3 km, perkiraan konsumsi bbm sebesar 27,81 liter dan harga pertamax Rp 13.300 per liter setara dengan Rp 369 ribu. Jauh lebih murah dibandingkan harus melewati tol Trans Jawa.
Semua tentu kembali ke selera dan gaya mengemudi masing-masing orang. Untuk mengejar waktu tempuh dan kenyamanan pengemudi, untuk arah balik ke Bandung penulis rencana tetap akan kembali menggunakan jalur tol Trans Jawa.
Wallohu a'lam.