Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Melihat 1 kali Lebih Baik Daripada Mendengar 1000 kali
17 November 2021 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Suatu ketika Nabi SAW kedatangan seorang pemuda yang mengabarkan bahwa dirinya akan menikah. Beliau bertanya, "Apakah Kamu sudah pernah ketemu calon istrimu?" Pemuda tersebut menjawab bahwa dia belum pernah ketemu apalagi melihat calon istrinya. Kemudian Nabi memerintahkan pemuda tersebut untuk menemui dan melihat calon istrinya sebelum hari pernikahan.
ADVERTISEMENT
Ketika lama kita enggak ketemu seseorang, pasti ada banyak cerita tentangnya, bisa cerita yang baik atau cerita yang buruk, tidak elok kalau kita langsung menerima cerita itu begitu saja. Contoh lain, ketika ada berita tentang aib seseorang misalnya, atau perubahan perilaku dan sikap seseorang yang sudah lama tidak kita temui, alangkah lebih baiknya dilakukan 'penglihatan' yang nyata. Tidak sekedar menelan deskripsi yang diucapkan orang-orang. Tabayun istilah kerennya.
Tabayun lebih cocok kalau diartikan konfirmasi. Memang tidak selalu harus melihat langsung. Tapi banyak hal yang harus diyakini dengan melihat langsung.
Untuk contoh pemuda di zaman Nabi SAW di atas, melihat langsung dimaksudkan untuk menggerakkan hati pemuda tersebut supaya lebih tertarik kepada calon istrinya dan lebih semangat lagi menghadapi pernikahannya. Demikian juga sebaliknya, seorang wanita yang hendak dinikahi oleh seorang laki-laki, berhak dan dianjurkan juga untuk melihat langsung calon suaminya.
ADVERTISEMENT
Rekan dan teman yang lama tidak bertemu biasanya juga menimbulkan cerita. Cerita dari orang yang sudah bertemu ke orang yang lama enggak bertemu. Biasanya yang jadi obyek pembicaraan adalah perubahan perilaku dan perubahan bentuk tubuh, bisa arah positif, lebih cantik, lebih ganteng, lebih langsing, lebih terlihat dewasa, atau bisa juga sebaliknya menjadi body shaming.
Saat memilih sekolah untuk anak juga bisa dijadikan contoh, betapa pentingnya melihat langsung dibandingkan dengan membaca brosur, testimoni, bahkan video-video kegiatannya. Semua pasti melalui proses editing. Editing dari penutur maupun editing dari keterbatasan media dalam merekam suasana maupun keadaan seseorang maupun lingkungan.
Pembicaraan dari banyak orang pasti akan terdeskripsikan bermacam-macam. Dari 1000 orang akan muncul 1000 deskripsi yang berbeda-beda. Tergantung bagaimana orang tersebut bercerita. Ada yang cukup detail, namun ada juga yang hanya sekilas dan menggambarkan garis besarnya saja. Pemuda yang bisa salah sangka karena deskripsi calon istrinya tidak sesuai dengan yang dibayangkannya, penggambaran yang tidak tepat terhadap perubahan fisik dan perilaku teman juga bisa menjadi bentuk kesalahpahaman. Demikian juga bayangan bentuk dan lingkungan sekolah yang tidak sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengambil kesimpulan, perlu ada 'penglihatan' yang sempurna terhadap suatu hal yang hendak kita deskripsikan agar tidak terjadi bias dan akhirnya bisa salah dalam menggambarkan suatu lingkungan, perbuatan, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan fisik sesuatu.
Wallahu a'lam.