Cerita Perjalananku Healing di Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya

Aprianne Ade Pramesti
Mahasiswi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Konten dari Pengguna
18 Februari 2023 10:48 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aprianne Ade Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel  (Sumber : Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel (Sumber : Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Jumat, 10 Februari 2023 bertepatan dengan tanggal 19 Rajab 1444 Hijriah, saya beserta rekan-rekan saya dengan penuh rasa antusiasme mengunjungi wisata religi Sunan Ampel yang lokasinya berada di kota Surabaya tepatnya di jalan Nyamplungan, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Hari itu, saya berangkat ramai-ramai dengan ketiga rekan saya dan sampai di tempat menjelang asar. Pertama kali yang saya rasakan saat memasuki wisata religi Sunan Ampel ini adalah teduh, menangkan, dan kagum serta senang di waktu bersamaan.
Karena di sana banyak pohon-pohon besar menjulang tinggi juga orang-orangnya yang berlalu lalang. Spontan saya langsung berkata di dalam hati "mereka sangat masyaAllah" sopan santun, ramah, dan baik menolong sesama. Banyak rombongan yang datang dan kebanyakan dari mereka adalah orang luar.
Saya melihat dan mendengar mereka bertanya soal tempat, ataupun letak masjid berada di mana lalu orang lokal menjawab mereka dengan ramah. Anda hanya diharuskan membayar tiket parkir Wisata Religi Sunan Ampel seharga Rp 2.000 saja saat hendak pulang atau keluar dari area Wisata Religi Sunan Ampel.
ADVERTISEMENT
Memasuki waktu asar dan terdengar azan dikumandangkan, saya beserta teman-teman saya berjalan memasuki gapura dan jalan setapak melewati banyak makam yang berjejer rapi. Terus berjalan melewati jalan yang lurus sampai akhirnya berhenti di depan Masjid Agung Sunan Ampel.
Kami menjalankan kewajiban salat asar di sana. Saya merasakan nuansa dan suasana salat idul fitri bersama sahabat sendiri. Sejauh ini saya belum pernah merasakan idul fitri bersama sahabat. Dan saya berdoa semoga kami, kita diberi Allah umur panjang untuk bertemu bulan ramadhan nya dan disempatkan untuk merayakan idul fitri bersama orang-orang tercinta.
Masjid Agung Sunan Ampel ini sangat luas dan besar. Saat memasuki pintu masuk awal anda akan disuguhkan dengan pemandangan masjid dengan nuansa cat putih. Namun tidak sampai situ saja, ketika anda masuk lebih dalam di Wisata Religi Sunan Ampel ini anda akan menemukan masjid putih di depan tadi dengan banyak pintu masuk.
ADVERTISEMENT
Masjid ini bangunan nya lebar dan memanjang sehingga anda bisa masuk lewat pintu mana saja. Mukena/pakaian salat untuk wanita dan juga sajadah disediakan banyak oleh orang-orang lokal yang menjadi pengurus masjid agung Sunan Ampel.
Tempat wudu laki-laki dan juga perempuan pastinya terpisah. Tempat wudu perempuan ada di seberang masjid, di samping musala, dan tertutup. Sedangkan tempat wudu laki-laki berada di depan pasar tradisional Wisata Religi Sunan Ampel dan juga terbuka.
Masuk Kawasan Makam Sunan Ampel, di sebelah kanan ada masjid agung Sunan Ampel (Sumber : Dokumen Pribadi)
Selesai salat asar kami memutuskan untuk ziarah di makam Sunan Ampel R. Ahmad Rahmatullah. Tempatnya berada di awal masuk gapura beserta makam-makam lain yang berjejer rapi tadi. Bedanya makam R. Ahmad Rahmatullah menurut saya ini spesial karena letaknya berbeda sendiri dari makam-makam yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Kami melepas alas kaki dan masuk ke area ziarah. Di sana di sediakan tempat untuk berziarah, membaca Al-Qur'an dan istighosah/tahlil. Ada banyak buku-buku tahlil dan juga Al-Qur'an yang di tata rapi di rak buku. Kami meminjam buku tahlil dari sana dan mulai berdoa dipimpin oleh salah satu rekan saya. Saya melihat di sekitar saya.
Banyak orang-orang yang berziarah, dan ada yang dengan rombongannya mereka di sisi kiri makam sedangkan saya beserta rekan-rekan saya di sisi kanan makam. Memasuki waktu hendak petang, gapura makam sunan ampel R. Ahmad Rahmatullah menyala cahaya hijau di sekitarnya.
Di dalam juga lampu-lampu mulai dinyalakan. Di depan gapura, ada kotak amal untuk infak berwarna biru. Kotak-kotak amal itu juga ada di dalam area makam dan di area masjid.
Gambar 4. Makam Sunan Ampel / R. Ahmad Rahmatullah (Sumber : Dokumen Pribadi)
Sekitar kurang lebih 30 menit kami berziarah (berdoa, membaca tahlil dan istighosah) setelah itu kami mencoba air minum yang disediakan secara gratis di sana. Keluar dari area makam R. Ahmad Rahmatullah di sebelah nya ada tempat yang di sediakan untuk para pengunjung minum.
ADVERTISEMENT
Minuman (air putih) ini di letakkan di kendi yang terbuat dari tanah liat. Jadi rasanya segar dan murni seperti air sumber pegunungan. Ada gelas-gelas juga di sediakan untuk minum.
Puas minum air putih, kami merasa lapar. Akhirnya kami kembali masuk ke area masjid dan terus berjalan hingga ke area pasar tradisional Sunan Ampel. Pertama, kami asyik berswafoto di depan gapura pasar.
Lalu setelah puas berfoto kami pun menjelajahi pasar tradisional. Di sana banyak orang berjualan apa pun. Makanan oleh-oleh khas umrah/haji seperti kurma, coklat, dll. Berbagai macam perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, ada juga pakaian-pakaian dari anak kecil hingga dewasa. Aksesori lainnya, parfum, dan buku serta kitab suci Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya saya mengingat peringatan dari orang tua saya bahwa selalu menjaga barang bawaan karena rentan pencopetan. Tidak salah juga, di langit-langit pasar ada papan tergantung bertuliskan jaga barang bawaan karena rentan pencopetan. Saya selalu waspada memegang erat tas saya.
Pasar Tradisional area dalam Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya (Sumber : Dokumen Pribadi)
Salah satu rekan saya membeli gelang dengan manik hitam seperti tasbih dengan harga terjangkau. Setelah puas berkeliling kami keluar area pasar tradisional area dalam (yang tertutup). Kami jalan mengikuti jalanan lurus lalu belok ke arah kanan dan menemukan sebuah jalan yang di setiap pinggir nya ada orang-orang berjualan.
Yang dijual juga tidak jauh berbeda dari pasar sebelumnya yang ada di area dalam. Jalan-jalan dan berbelanja di pasar area luar lebih leluasa dari pada yang di dalam karena berhimpitan dengan orang banyak. Di sana kami banyak berbelanja. Saya sendiri membeli satu plastik panjang coklat, sedangkan rekan-rekan saya membeli kurma, kutek kuku, roti maryam, dan kami semua membeli pentol. Rekan saya juga membelikan oleh-oleh untuk keluarga nya.
ADVERTISEMENT
Puas membeli serta belanja kami kembali ke area pintu masuk agar mudah ketika ingin langsung pulang. Kami duduk di anak tangga masjid depan. Makan makanan ringan yang kami beli sambil berbicara santai.
Awalnya kami berpikir tak perlu membeli minuman karena tersedia untuk minum gratis, namun kami mager (malas gerak) untuk kembali masuk. Kami tertawa asyik. Untung nya, salah satu rekan saya sedia botol minuman dan tadi sempat mengisi dengar air saat selesai berziarah.
Namun syukur juga di depan masjid ada tempat disediakan untuk minum seperti dispenser namun yang ini tidak boleh untuk mengisi botol minum. Kami minum menggunakan gelas yang disediakan.
Tak terasa hari mulai petang. Kami memutuskan untuk mengakhiri pertemuan sebelum azan magrib dikumandangkan. Perjalanan yang terasa singkat namun sebenarnya memakan waktu lumayan panjang. Rasa lelah itu sama sekali tak dihiraukan karena lebih banyak rasa senang nya.
ADVERTISEMENT
Sangat disayangkan, padahal saya ingin untuk terus bersama dengan rekan saya. Dengan sedikit tak rela kami pun berpisah disertai harapan semoga kami bisa bersama lagi di sana suatu hari nanti.