Konten dari Pengguna

Politik dan Berkurangnya Minat Bertani Generasi Muda Indonesia

Apriansyah Wijaya
Mahasiswa program studi Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
20 Februari 2023 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apriansyah Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi petani muda. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani muda. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pemuda desa yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan pertanian, penulis telah menjadi saksi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi para petani dan pelaku usaha pertanian di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, penulis sudah akrab dengan kegiatan pertanian dan memahami betapa pentingnya sektor ini bagi keberlangsungan hidup masyarakat di pedesaan. Namun, penulis juga menyadari bahwa meskipun pertanian menjadi tulang punggung ekonomi di pedesaan, banyak pemuda yang kehilangan minat pada sektor ini.
Indonesia adalah negara agraria yang memiliki banyak potensi dalam sektor pertanian. Dalam konstitusi Indonesia, pertanian dianggap sebagai sektor strategis dan dianggap sebagai sumber keberlanjutan ekonomi negara.
Meskipun begitu, minat bertani bagi generasi muda Indonesia terus menurun. Bahkan, menurut data Kementerian Pertanian, hanya 1,4 persen dari seluruh populasi Indonesia yang terlibat dalam sektor pertanian adalah pemuda. Dalam menyelami akar permasalahan tersebut, penulis menemukan bahwa, faktor politik menjadi salah satu penyebab utama menurunnya minat bertani bagi pemuda di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Kebijakan Pemerintah

Salah satu faktor politik yang memengaruhi minat bertani bagi pemuda di Indonesia adalah kebijakan pemerintah. Meskipun pemerintah sering menekankan pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan negara, kebijakan yang diambil tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemuda yang ingin terjun dalam bidang pertanian.
Pemerintah seringkali mengalokasikan anggaran besar untuk sektor pertanian. Tetapi itu tidak efektif dalam memastikan bahwa anggaran tersebut digunakan secara benar dan tepat sasaran.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang tidak stabil dan konsisten juga dapat memengaruhi minat bertani bagi pemuda. Perubahan kebijakan yang tiba-tiba atau inkonsistensi dalam penerapan kebijakan dapat membuat petani kecil kesulitan untuk merencanakan bisnis mereka dan mengakibatkan ketidakpastian di sektor pertanian.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Diana Susilowati dan Asep Suryahadi dari SMERU Research Institute menemukan bahwa perubahan kebijakan seperti penghapusan subsidi pupuk, perubahan peraturan tentang pemberian izin usaha, dan peningkatan harga bahan bakar dapat mengganggu keberlangsungan usaha pertanian.
ADVERTISEMENT

Sistem Distribusi

Sistem distribusi yang tidak efektif juga dapat memengaruhi minat bertani bagi pemuda di Indonesia. Kurangnya infrastruktur dan transportasi yang memadai membuat petani sulit untuk menjual hasil panen mereka. Kondisi ini tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial bagi petani, tetapi juga mengurangi kepercayaan mereka dalam bisnis pertanian.
Selain itu, ketergantungan pada tengkulak atau perantara juga merupakan masalah yang sering dialami oleh petani di Indonesia. Tengkulak sering membeli hasil panen dari petani dengan harga yang rendah, dan kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini tidak hanya merugikan petani, tetapi juga menjadikan bisnis pertanian kurang menarik bagi pemuda yang ingin terjun dalam sektor ini.

Korupsi

Korupsi juga merupakan faktor politik yang memengaruhi minat bertani bagi pemuda di Indonesia. Korupsi dalam sektor pertanian dapat mengakibatkan penggunaan anggaran yang tidak efektif dan memicu ketergantungan pada tengkulak.
ADVERTISEMENT
Korupsi juga dapat memperburuk kesenjangan antara petani kecil dan perusahaan besar. Petani kecil sering kali tidak mampu bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki akses ke sumber daya yang lebih besar. Hal ini dapat membuat petani kecil merasa tidak memiliki kesempatan yang sama dalam bisnis pertanian.
Selain itu, korupsi juga dapat memperburuk kualitas layanan publik yang diberikan oleh pemerintah. Kualitas layanan publik yang buruk, seperti infrastruktur yang rusak atau layanan kesehatan yang tidak memadai, dapat membuat pemuda enggan untuk tinggal dan bekerja di daerah pedesaan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik menemukan bahwa korupsi di sektor publik telah mempengaruhi kinerja sektor pertanian dan peningkatan produksi pertanian di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Apa yang Mesti Dilakukan?

Untuk mengatasi faktor politik yang memengaruhi minat bertani bagi pemuda di Indonesia, dibutuhkan jalan keluar yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mendorong pemuda untuk terjun dalam sektor pertanian. ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi ini.
Pertama-tama, perlu dilakukan perbaikan dalam kebijakan pertanian. Kebijakan tersebut harus mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan petani, termasuk pemuda yang tertarik bertani. Hal ini dapat mencakup pengembangan program pelatihan dan pendidikan yang fokus pada pertanian modern dan teknologi terbaru, serta penyediaan akses yang lebih mudah terhadap modal dan peralatan pertanian.
Selain itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pertanian dan menumbuhkan kembali rasa bangga menjadi petani. Pemuda perlu diberikan pemahaman yang jelas tentang pentingnya pertanian bagi keberlanjutan ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Upaya ini dapat dilakukan melalui kampanye media sosial, acara dan festival pertanian, atau melalui program-program yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan pertanian.
Sektor pertanian juga perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Dukungan tersebut dapat berupa investasi yang signifikan dalam infrastruktur pertanian, misalnya jalan dan irigasi yang lebih baik, serta penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi untuk sektor pertanian.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan sektor pertanian, dan dengan menyediakan insentif untuk para pemuda yang tertarik dalam berkarier di sektor pertanian.
Dengan meningkatkan minat bertani pada pemuda, sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan tumbuh. Ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan mendorong ketahanan pangan di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memperbaiki situasi ini dan memperkuat kembali minat bertani pada generasi muda.
ADVERTISEMENT