Konten dari Pengguna

Dampak AI China DeepSeek Terhadap Pasar Global: Game Changer atau Ancaman Baru?

Mohammad Rafly Apriansyah Addin
Changzhou Institute of Mechatronic Technology, China
3 Februari 2025 9:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Rafly Apriansyah Addin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia teknologi, inovasi adalah segalanya. Kali ini, China kembali membuat gebrakan dengan AI buatan mereka, DeepSeek, yang diklaim sebagai pesaing serius bagi AI yang dikembangkan di Barat. DeepSeek hadir dengan model AI R1, yang tidak hanya canggih tetapi juga lebih murah untuk dikembangkan. Dengan kemampuannya yang semakin mendekati (atau bahkan menyaingi) model AI dari OpenAI dan Google, DeepSeek menjadi perbincangan hangat dan memicu berbagai reaksi di pasar global.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah ini awal dari dominasi AI China, atau justru alarm bagi negara-negara lain? Yuk, kita kupas dampaknya!
Ilustrasi DeepSeek. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi DeepSeek. Foto: Shutterstock

1.DeepSeek: AI Murah, Efektif, dan Mengancam Dominasi AS

Salah satu hal yang bikin DeepSeek menarik perhatian adalah efisiensinya. Model AI ini dikembangkan dengan teknik distilasi, yang memungkinkan pelatihan AI lebih cepat dan lebih hemat biaya dibandingkan model Barat seperti GPT-4 atau Gemini.
Keunggulan ini membuat perusahaan-perusahaan teknologi di seluruh dunia mulai melirik AI China sebagai alternatif yang lebih ekonomis. Bagi negara-negara berkembang yang ingin mengadopsi AI tetapi terkendala biaya tinggi, DeepSeek bisa jadi solusi menarik.
Namun, bagi raksasa teknologi AS seperti OpenAI, Google, dan Microsoft, ini adalah sinyal bahaya. Pasalnya, jika AI China lebih murah tetapi tetap kompetitif, maka dominasi AS di sektor AI bisa goyah.
ADVERTISEMENT

2. Efek Domino di Pasar Teknologi Global

Kehadiran DeepSeek memicu efek domino yang cukup besar di dunia teknologi, terutama di sektor-sektor berikut:
A. Saham Perusahaan AI Barat Tertekan
Saat DeepSeek diumumkan, beberapa saham perusahaan AI di AS dan Eropa mengalami penurunan tajam. Investor mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa teknologi China bisa menggantikan produk-produk AI mahal dari Barat.
Contoh kasusnya adalah Nvidia, yang sahamnya sempat turun setelah muncul berita bahwa AI China mungkin tidak memerlukan chip canggih dalam jumlah besar seperti yang digunakan oleh AI Barat.
B. Persaingan AI Semakin Panas
Sebelum DeepSeek, industri AI didominasi oleh perusahaan dari AS dan Eropa. Tapi kini, China punya pemain kuat yang siap menyaingi mereka. Ini memaksa perusahaan-perusahaan teknologi global untuk mempercepat inovasi mereka agar tidak kalah saing.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa perusahaan AS dikabarkan mulai mempertimbangkan kerja sama dengan startup China untuk mengadopsi teknik AI yang lebih hemat biaya.
C. Regulasi dan Keamanan Data Jadi Isu Serius
Munculnya AI dari China juga memicu kekhawatiran geopolitik. Negara-negara Barat mulai bertanya-tanya: Apakah AI China ini aman? Apakah ada risiko keamanan data?
Pemerintah AS dan Uni Eropa sudah mulai membahas kemungkinan pembatasan terhadap AI China jika dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional. Beberapa pihak khawatir bahwa DeepSeek bisa digunakan untuk penyebaran propaganda atau pengawasan massal, seperti yang pernah dituduhkan pada aplikasi TikTok.

3. AI China vs AI Barat: Siapa yang Akan Menang?

DeepSeek AI. Foto: Joel Saget via The Guardian
Persaingan ini belum bisa diprediksi hasilnya. Namun, ada beberapa kemungkinan skenario yang bisa terjadi:
• Jika DeepSeek terus berkembang pesat, bisa jadi dalam beberapa tahun ke depan, pasar AI akan dikuasai oleh China. Negara-negara berkembang mungkin akan lebih memilih AI murah yang tetap berkualitas dibandingkan produk mahal dari AS.
ADVERTISEMENT
• Jika AS dan Eropa memperketat regulasi terhadap AI China, maka kemungkinan akan terjadi fragmentasi di pasar AI, di mana ada dua kubu: AI China dan AI Barat. Ini mirip dengan fenomena yang terjadi di dunia media sosial, di mana TikTok dominan di beberapa negara, sementara Instagram dan Facebook masih kuat di lainnya.
• Jika perusahaan Barat beradaptasi dengan inovasi China, mungkin mereka akan mulai mengadopsi metode yang lebih efisien dalam pengembangan AI agar tetap kompetitif.

4. Apa Dampaknya bagi Indonesia dan Negara Berkembang?

Bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, kehadiran DeepSeek bisa jadi peluang besar. AI yang lebih murah berarti lebih banyak perusahaan dan institusi yang bisa mengadopsi teknologi ini tanpa harus bergantung pada produk-produk mahal dari Barat.
ADVERTISEMENT
Namun, tetap ada tantangan yang harus diperhatikan:
• Apakah AI ini aman untuk digunakan dalam jangka panjang?
• Bagaimana regulasi pemerintah dalam mengontrol teknologi ini agar tidak disalahgunakan?
• Seberapa besar ketergantungan kita terhadap teknologi China jika AI mereka semakin dominan?
Indonesia perlu bersikap strategis dalam mengadopsi teknologi AI. Jangan sampai kita hanya jadi konsumen tanpa memiliki inovasi sendiri.
DeepSeek bukan sekadar AI biasa. Ia adalah bukti bahwa China semakin kuat dalam teknologi, dan ini akan mengubah lanskap pasar global.
Bagi perusahaan teknologi, ini adalah alarm untuk terus berinovasi. Bagi negara-negara maju, ini adalah tantangan geopolitik yang serius. Bagi negara berkembang, ini bisa menjadi peluang emas jika dikelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang pasti, dunia AI sedang memasuki era baru. Dan DeepSeek adalah salah satu pemain yang akan menentukan arah perkembangannya.
Jadi, apakah AI China akan menguasai dunia? Kita tunggu saja kelanjutannya!