Konten dari Pengguna

Gen Z yang Problematik di Dunia Kerja: Antara Inovasi dan Stigma

Mohammad Rafly Apriansyah Addin
Changzhou Institute of Mechatronic Technology, China
25 Oktober 2024 18:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Rafly Apriansyah Addin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gen z. Foto: THICHA SATAPITANON/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gen z. Foto: THICHA SATAPITANON/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010-an, semakin memasuki dunia kerja dan membawa perubahan signifikan di berbagai sektor. Mereka dikenal sebagai generasi yang inovatif, tanggap teknologi, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Namun, tak jarang Generasi Z dianggap kontroversial di dunia kerja. Label “malas”, “terlalu sensitif”, atau “sulit berkomitmen” kerap kali melekat pada mereka. Apakah label ini benar? Ataukah generasi ini justru membawa perspektif baru yang dibutuhkan oleh dunia kerja modern?
ADVERTISEMENT
Mengapa Generasi Z Dipandang Kontroversial di Dunia Kerja?
Mohammad Rafly. Foto: dok. pribadi
1. Bekerja Secara Fleksibel dan Menuntut Keseimbangan Hidup
Generasi Z sangat menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance). Mereka cenderung menolak konsep bekerja “lembur tanpa batas” yang kerap dianggap sebagai etos kerja yang baik di generasi sebelumnya. Mereka lebih memilih pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas, seperti bekerja dari rumah atau model kerja hybrid, dan sering kali menolak beban kerja yang dinilai terlalu memberatkan.
Ini membuat beberapa perusahaan merasa Generasi Z sulit diatur dan tidak berkomitmen penuh terhadap pekerjaannya. Padahal, banyak dari mereka percaya bahwa produktivitas tidak harus diukur dari jumlah jam kerja, tetapi dari hasil yang dicapai.
2. Kritis Terhadap Hierarki dan Struktur Tradisional
ADVERTISEMENT
Generasi Z seringkali memiliki pandangan yang lebih egaliter dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tidak segan untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan kritik, bahkan kepada atasan. Bagi mereka, hierarki bukanlah sesuatu yang mutlak dan mereka lebih memilih budaya kerja yang kolaboratif dan terbuka.
Hal ini kadang dianggap kontroversial di perusahaan yang memiliki struktur tradisional dan birokratis. Atasan yang terbiasa dengan kepatuhan dari bawahannya mungkin melihat Generasi Z sebagai kurang hormat atau sulit diatur.
3. Pindah Kerja Lebih Sering
Salah satu stigma yang sering melekat pada Generasi Z adalah kecenderungan mereka untuk sering berpindah pekerjaan. Banyak dari mereka memilih meninggalkan pekerjaan ketika merasa tidak lagi berkembang atau ketika tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Sikap ini memicu pandangan bahwa Generasi Z tidak setia dan kurang berkomitmen. Namun, kenyataannya adalah generasi ini lebih memilih mencari pengalaman yang lebih beragam dan mencari tempat yang benar-benar dapat memuaskan kebutuhan profesional serta pribadi mereka.

Keunggulan yang Dibawa Generasi Z ke Dunia Kerja

1. Melek Teknologi dan Digital Native
Generasi Z adalah generasi yang lahir dan tumbuh bersama dengan teknologi. Kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi, terutama di bidang media sosial, analitik data, dan transformasi digital, sangat bernilai di dunia kerja yang semakin terdigitalisasi. Perusahaan yang ingin terus berkembang di era digital membutuhkan tenaga kerja seperti mereka yang fasih menggunakan berbagai alat teknologi.
2. Inovatif dan Kreatif
Generasi Z memiliki pendekatan inovatif terhadap masalah-masalah di tempat kerja. Mereka cenderung berpikir “out of the box” dan mampu membawa ide-ide segar yang bisa mengubah pola kerja yang usang. Keberanian mereka untuk bereksperimen dan berinovasi memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
ADVERTISEMENT
3. Peduli dengan Isu Sosial dan Lingkungan
Generasi Z sangat peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang selaras dengan nilai-nilai mereka, termasuk tanggung jawab sosial dan keberlanjutan lingkungan. Ini membuat mereka lebih cenderung berkontribusi pada perusahaan yang memiliki visi jangka panjang terhadap dampak sosial dan lingkungan.
Bagaimana Mengatasi Tantangan di Dunia Kerja?
Untuk menjembatani perbedaan pandangan antara Generasi Z dan perusahaan yang didominasi oleh generasi sebelumnya, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan:
• Fleksibilitas Kerja: Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan ekspektasi Generasi Z terhadap fleksibilitas kerja. Model kerja hybrid atau jam kerja yang lebih fleksibel bisa menjadi salah satu solusi untuk mengakomodasi kebutuhan generasi ini.
• Budaya Kerja Inklusif: Menanamkan budaya kerja yang kolaboratif dan terbuka untuk ide-ide baru adalah kunci bagi perusahaan yang ingin menarik dan mempertahankan talenta Generasi Z. Mereka cenderung lebih loyal kepada perusahaan yang mendengarkan suara mereka.
ADVERTISEMENT
• Peluang Pengembangan Karier: Generasi Z selalu mencari kesempatan untuk berkembang. Memberikan program pengembangan karier, pelatihan, dan kesempatan untuk terus belajar akan membantu perusahaan menjaga loyalitas mereka.
• Fokus pada Nilai dan Dampak Sosial: Untuk menarik Generasi Z, perusahaan juga perlu menonjolkan tanggung jawab sosial dan etika. Generasi ini ingin bekerja di tempat yang sejalan dengan nilai-nilai mereka, terutama dalam hal keberlanjutan dan dampak sosial.
Generasi Z memang membawa karakteristik unik yang terkadang dianggap kontroversial di dunia kerja. Namun, di balik pandangan ini, mereka juga menawarkan potensi besar untuk masa depan perusahaan. Dengan kemampuan adaptasi yang cepat terhadap teknologi, kreativitas yang tinggi, dan kepedulian yang mendalam terhadap isu-isu sosial, Generasi Z bisa menjadi agen perubahan yang membantu perusahaan terus berkembang dan relevan di era yang serba cepat ini.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang dapat memahami dan memanfaatkan potensi mereka secara optimal akan mendapatkan keuntungan besar dari generasi yang siap memimpin di masa depan.