Konten dari Pengguna

Generasi Z Dituding Menjadi Generasi Emas yang Malas di Dunia Kerja

Mohammad Rafly Apriansyah Addin
Changzhou Institute of Mechatronic Technology, China
22 Mei 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Rafly Apriansyah Addin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gen z. Foto: THICHA SATAPITANON/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gen z. Foto: THICHA SATAPITANON/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Generasi Z adalah kelompok demografis yang lahir antara akhir 1990-an dan awal 2010-an. Mereka tumbuh dalam era teknologi digital yang berkembang pesat dan dikenal sebagai generasi yang terbiasa dengan perangkat elektronik, media sosial, dan koneksi internet yang luas. dan Negara kita mempunyai cita-cita dalam meraih Indonesia Emas di 2045. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) melaporkan, terdapat sekitar 9,9 juta penduduk generasi muda di Indonesia tidak bekerja dan tidak dalam bersekolah pada tahun 2023. Tentu, ini akan menjadi tantangan yang luar biasa untuk Generasi Z
Mohammad Rafly. Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Rafly. Foto: dok. pribadi

Label "Generasi Emas": Mitos atau Kenyataan?

Label "Generasi Emas" sering digunakan untuk menggambarkan Generasi Z sebagai kelompok yang penuh potensi. Mereka dianggap sebagai individu yang kreatif, inovatif, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi. Namun, di balik pujian ini, seringkali ada stigma bahwa mereka juga cenderung malas.
ADVERTISEMENT
Illustrasi Gen Z dalam bekerja. Foto: Pexels/cottonbrostudio
Generasi Z dihadapkan pada berbagai tantangan di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan akademis yang tinggi, ketidakpastian ekonomi, dan persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan merupakan beberapa faktor yang memengaruhi kesejahteraan mental dan motivasi mereka. Terkadang dihadapkan dengan pilihan pekerjaan yang harus sesuai dengan minat bakat mereka, jika pekerjaan tidak sesuai dengan minat bakat mereka maka rentan Gen Z ini bekerja dengan bermalas-malasan atau selalu ingin resign dari pekerjaannya

Potensi dan Keunikan Generasi Z

Meskipun sering disebut sebagai "generasi malas", Generasi Z sebenarnya memiliki potensi besar. Mereka terbiasa dengan teknologi dan memiliki keahlian yang bernilai dalam hal kreativitas, inovasi, dan kolaborasi. Kemampuan mereka untuk berpikir out-of-the-box dapat membawa angin segar dalam dunia kerja yang terus berkembang. Dunia yang terus berubah membutuhkan individu yang fleksibel dan adaptif. Generasi Z, yang terbiasa dengan perubahan dan memiliki daya tanggap yang cepat terhadap lingkungan baru, dapat menjadi motor penggerak perubahan yang efektif dalam mencapai cita-cita besar Indonesia contohnya dalam meraih Indonesia Emas 2045. Generasi Z juga dikenal memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang tinggi. Mereka peduli terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan kemiskinan. Dengan semangatnya dalam aksi sosial dan lingkungan, mereka dapat menjadi agen perubahan positif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Illustrasi berkontribusi dan bekerja bersama. Foto: Pexels/fauxels
Jadi, apakah Generasi Z benar-benar malas? Jawabannya tidak sebegitu sederhana. Sementara mereka mungkin dihadapkan pada tantangan unik, potensi dan keahlian mereka tidak boleh diabaikan. Dengan memahami dan mendukung generasi ini, kita dapat membantu mereka berkembang dan berkontribusi secara positif dalam dunia kerja yang terus berubah. Generasi Z bukan hanya generasi emas, tetapi juga generasi yang penuh potensi dan harapan.
ADVERTISEMENT