Mengulik Kisah Pada Naskah Drama “Dosa Kita Semua” Karya Motinggo Busye

apriantirisma86
Mahasiswa UNPAM
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2023 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari apriantirisma86 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto di ambil oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
foto di ambil oleh penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Naskah drama merupakan pokok penting untuk pementasan drama, sehingga naskah dari drama tersebut sangat menentukan akan kualitas dari penampilan drama itu sendiri. Naskah drama berjudul “Dosa Kita Semua” ini, mengundang banyak persepsi yang berbeda dalam penyimpulannya. “Dosa Kita Semua”, kata ‘kita’ merupakan penggunaan kata yang menyangkut pada orang yang sedang berbicara, dan sedang diajak berbicara. Dalam arti, pembaca disini bermakna ‘orang yang sedang diajak bicara’. Lantas, apakah pembaca termasuk ke dalam makhluk berdosa sesuai dengan judul yang diitulis oleh Motinggo Busye?
ADVERTISEMENT
Dalam naskah “Dosa Kita Semua” terdapat beberapa tokoh penting yang menjadi tokoh utama di dalamnya, atau bisa kita sebut sebagai orang-orang berdosa, diantaranya; (1) Wahab, sebagai tokoh utama laki-laki (2) Romlah, tokoh utama perempuan (3) Suramah, anak dari Romlah, dan (4) Madikin, suami pertama Romlah. Tokoh-tokoh tersebut, adalah tokoh yang akan menemani pembaca untuk memahami isi yang terkandung pada buku “Dosa Kita Semua”
Kisah ini, berawal dari Wahab yang pulang dari perantauan setelah dua tahun tanpa kabar. Dan begitu Wahab kembali menginjakkan kakinya di kampung halaman, ternyata banyak sekali perubahan yang telah terjadi dan cukup sulit baginya untuk menerima kenyataan tersebut. Dari mulai perubahan baik seperti keponakan satu-satunya yang kini memiliki usaha yang mapan, dan perubahan buruk seperti rumahnya yang dijual oleh istrinya, dan istrinya yang kembali pulang ke pelukan suami lamanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, keadaan rumah tangga Wahab dan Suramah memang bukan lah rumah tangga yang diinginkan betulan. Kisah mereka berdua dimulai saat Wahab menemukan Suramah yang berjalan tanpa arah lantaran Ia yang kabur dari suaminya. Karena iba, akhirnya Wahab membawanya ke rumah dan menjadikan Suramah sebagai budak. Namun, Wahab tidak bisa mengendalikan diri hingga akhirnya ia berhubungan badan dengan Suramahh tanpa status suami istri. Karena Suramah tidak ingin kembali melakukan hal berdosa seperti itu, suramah meminta kepada Wahab untuk memperistrinya.
Kehidupan rumah tangga mereka damai hingga Suramah yang kemudian melahirkan dua anak dari darah daging Wahab. Namun, begitu anak itu terlahir Wahab justru meninggalkan istrinya, dua anak kandungnya, dan satu anak tiri dari hasil perkawinan Suramah dan Madikin. Tidak lama Wahab meninggalkan anak dan istrinya, madikin kembali datang ke kehidupan Suramah dengan membawa sejumlah penyesalan. Namun sebelum adanya penyesalan itu, Suramah-anak dari perkawinan Romlah dan Maddikin- adalah dalang dari kembalinya hubungan suami istri tersebut yang sempat terputus.
ADVERTISEMENT
Kala itu, demi kembali membaiknya hubungan Madikin dan Romlah, Suramah berani berbohong dan mengada-ngada tentang Wahab. Suramah bilang bahwa Wahab telah meninggal, bahkan suramah juga mengada-ngada bahwa ketika Wahab masih bersama mereka, laki-laki itu sering melakukan kegiatan tercela kepada Suramah. Hal itu, membuat Romlah semakin yakin untuk meninggalkan Wahab dan kembali pada Madikin.
Hingga ketika Wahab kembali memunculkan dirinya, Romlah dibuat takut dan bingung tentang bagaimana ia harus bertindak. Keduanya adalah suaminya, dan suami mana yang harus ia pilih? Suami yang pernah menyiksanya dan kembali memeluknya? Atau suami yang pernah menolongnya, meninggalkannya, dan sekarang kembali mendatanginya?
“Dosa Kita Semua” sebuah judul yang menyatakan bahwa semuanya berdosa. Dari mulai Madikin yang menyiksa Romlah, Romlah yang kabur dan menikah dengan laki-laki lain, Wahab yang meninggalkan tanggung jawabnya, dan Suramah yang berbohong bahkan memfitnah ayah tirinya. Semua berdosa! Pun dengan kata ‘kita’ yang digunakan adalah merujuk pada para pembaca. Pembaca pun berdosa, entah dengan cara yang sama seperti para tokoh, ataupun dengan cara yang berbeda.
ADVERTISEMENT