Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Begini Lho Moms Caranya Menjaga Kesehatan Fisik dan Finansial Keluarga
2 Agustus 2019 22:20 WIB
Tulisan dari April Hamsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wuoooww, punya keluarga yang sehat fisik dan finansial? Itu sih family goals banget. Trus, akan lebih membanggakan kalau ibu alias moms lha yang menjadi motor penggeraknya? Sepakat moms? :D
ADVERTISEMENT
Memang sih moms, jadi ibu-ibu itu enggak mudah, sebab banyak banget yang diurusin. Namun, kalau inget-inget pahalanya nih moms, khususnya bab mengurus rumah tangga/ keluarga, insyaAllah semua terasa ringan.
Nah, melalui artikel kali ini, saya mau membahas tentang tugas moms sebagai Guardian of The Family. Yeah, moms sering disebut sebagai Guardian of The Family sebab para moms lah yang biasanya memastikan bahwa keluarganya senantiasa dalam kondisi baik.
Apa saja sih yang biasanya “dijaga” oleh moms? Sebenarnya, banyak hal sih ya? Namun, kali ini saya mau membahas dua hal yang sudah saya singgung ketika saya memulai artikel ini saja, yakni tentang kesehatan fisik dan finansial keluarga.
ADVERTISEMENT
Mengapa dua hal tersebut penting? Jadi, moms, apabila ada pertanyaan:
“Kalau anak sakit siapa yang resah duluan?”
“Kalau uang belanja menipis, siapa yang bingung dan putar otak supaya tetap bisa masak hari itu?”
Jawabannya sudah pasti: “Mom” alias ibu duluan.
Nah, sepakat kan kalau moms memang The Guardian of The Family?
Oh iya moms, sebenarnya artikel ini saya buat berdasarkan informasi yang saya peroleh dari mengikuti event Mom’s Mingle yang diselenggarakan oleh Sun Life dan Kumparan, beberapa waktu lalu. Mom’s Mingle yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juli lalu di Hotel Santika Depok itu bener-bener membekas di benak saya, deh. Tema yang dibahas ya itu tadi, “Mom as The Guardian of The Family”.
ADVERTISEMENT
Selain temanya yang membuat saya menyadari, “Oh iya ya, saya seorang mom sekarang. Tanggung jawab saya besar untuk melindungi keluarga saya”, acara Mom’s Mingle kali itu materi talkshow-nya memang “daging” semua. Mom’s Mingle kali itu menghadirkan pembicara-pembicara seperti:
Moms penasaran tidak dengan materi yang saya dapat hari itu? Kalau masih penasaran, baca sampai habis artikel ini ya moms, semoga bermanfaat :) .
Mom’s Mingle waktu itu dibuka oleh Mas Aidil yang langsung to the point memberikan materi tentang "Family Financial Planning”. Sebelumnya, Mas Aidil juga mengingatkan bahwa seorang ibu merupakan perencana keuangan keluarga, makanya seorang ibu juga sering disebut sebagai "Menteri Keuangan”. Alasannya karena moms biasanya lebih telaten mengatur pos-pos anggaran keuangan keluarga, gitu.
ADVERTISEMENT
Namun, Mas Aidil juga menyayangkan mengenai kenyataan bahwa, meski bisa membagi anggaran keuangan keluarga, masih banyak moms di luar sana yang belum bisa mengatur keuangan dengan tepat. Masih ada bocor-bocor alus yang awalnya enggak terasa, namun di akhir bulan ketahuan, “Lha ke mana saja larinya uang itu selama ini?” Bahkan, kata Mas Aidil, kadang karena urusan keuangan ini, banyak rumah tangga bubar. Duh, moms, ketika Mas Aidil menyebut seperti itu saya jadi berpikir ulang, “Sudah bener enggak ya, cara saya mengatur keuangan selama ini?”
Mas Aidil juga mengatakan bahwa, memang zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Kalau sekarang, orang dengan mudah melihat kehidupan orang lain, “Kok kayaknya lebih enak ya”, mungkin dari media sosial dll. Sehingga, seolah-olah zaman sekarang lebih banyak kebutuhan. Agak berbeda dengan masa lalu dimana sepertinya mengatur uang mungkin lebih mudah. Mas Aidil memberi contoh, dulu setelah hari gajian, ibunya akan membagi uang ke beberapa amplop. Nah, itu adalah salah satu cara mengatur keuangan di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Kalau sekarang, pastinya moms dituntut lebih pintar donk. Iya, kebutuhan makin banyak. Kebutuhan sekolah anak, misalnya, luar biasa naik berkali lipat biayanya dari zaman kita sekolah dulu. Sehingga moms kudu cari akal bagaimana caranya supaya pendapatan cukup. Apalagi, tujuannya enggak cuma supaya kondisi finansial membaik, namun moms juga bertanggungjawab mengajari anak, memberi contoh ke anak, tentang bagaimana cara mengelola keuangan.
Mengelola keuangan itu artinya kita memiliki perencanaan yang baik dalam hal finansial (keuangan). Perencanaan keuangan sendiri, dibagi menjadi tiga, yakni:
ADVERTISEMENT
Nah, moms, pertanyaannya sekarang adalah “Apakah kita sudah memiliki ketiga perencanaan keuangan tersebut?”
Kalau misalnya belum, moms, maka menurut Mas Aidil harus segera kita planning keuangan kita. Namun, sebelumnya pastikan bahwa finansial keluarga kita dalam kondisi sehat.
Bagaimana supaya kita mengetahui tentang kondisi finansial kita? Menurut Mas Aidil, satu-satunya cara supaya kita tahu kondisi finansial kita, maka sebaiknya lakukan Finansial Check Up secara rutin. Finansial kita dikatakan sehat apabila memenuhi syarat berikut:
ADVERTISEMENT
Untuk poin terakhir Mas Aidil mengatakan bahwa banyak orang mengeluh punya banyak tabungan tapi tetap habis enggak pernah terkumpul tabungannya. Nah, menurut Mas Aidil, di situlah letak kekeliruan banyak moms. Tabungan disamakan dengan tabungan untuk cash flow. Pantas tabungannya enggak pernah utuh. Jadi, sebaiknya pisahkan ya moms. Bila perlu punya banyak tabungan. Pokoknya bedakan dengan tabungan untuk cash flow.
Lalu, Mas Aidli juga mengatakan bahwa yang membuat kita susah menyiapkan dana untuk masa depan adalah karena kita masuk generasi sandwich, dimana kita harus mendukung orang tua secara finansial, namun di sisi lain harus memikirkan keluarga kita sendiri, khususnya masa depan anak-anak. Maka, di sinilah pentingnya sebuah perencanaan keuangan.
Untuk perencanaan keuangan, Mas Aidil memberikan rumus sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Setelah terima gaji (100%), maka pembagiannya sebaiknya seperti ini:
Supaya tetap sesuai rumus di atas, maka sebaiknya lakukan pencatatan keuangan, walau sekecil apapun transaksinya. Lakukan pula secara disiplin. Sehingga, kita bisa tahu, pengeluaran mana yang kira-kira tidak penting, yang mungkin bisa kita skip dan dialokasikan ke pos anggaran yang lain.
Lalu, moms, mengenai utang, sebagai moms kita harus memastikan bahwa utang kita adalah utang produktif. Maksudnya bagaimana? Maksudnya, kalau menginginkan membeli sesuatu pastikan karena “butuh” bukan karena “ingin”. Serta, pastikan kalau barang yang kita beli dengan mengutang itu nilainya terus meningkat seiring dengan waktu. Bahkan, kalau bisa mendatangkan penghasilan lebih besar dari nilai cicilannya. Misalnya nih, membeli mobil, bukan karena alasan gaya-gayaan, melainkan untuk dipakai usaha. Contoh lainnya adalah membeli rumah dengan KPR atau membeli tanah.
ADVERTISEMENT
Hindari utang konsumtif. Contohnya beli mobil cuma buat menunjukkan lifestyle kita ke orang lain. Contoh lainnya, beli handphone atau gadget lainnya cuma buat gaya-gayaan.
Itu untuk masa sekarang ya moms. Sedangkan yang berkaitan dengan masa depan (yang belum pasti) kita juga harus mempersiapkan:
ADVERTISEMENT
“Tabung dan inves sebanyak-banyaknya saat ini,” kata Mas Aidil.
Mengenai investasi, Mas Aidil kemudian memberi saran supaya moms sekarang kreatif dalam mencari investasi apa yang tepat. Kalau zaman dulu, mungkin investasi yang cocok adalah emas dan deposito, namun seiring perkembangan zaman, Mas Aidil mengatakan bahwa investasi bagus itu adalah yang nilainya selalu naik, misalkan seperti properti.
Meski demikian, Mas Aidil menyatakan kalau investasi properti punya kelemahan, yakni enggak liquid. Maka, selain properti, Mas Aidil menyarankan supaya moms memiliki fixed asset dan investasi lain, seperti saham, obligasi, sukuk, reksadana, bisa juga pakai asuransi yang unit link.
"Pilih produk yang kira-kira bisa memberi kita rata-rata setara dengan kenaikan biaya hidup, jadi uangnya berkembang,” saran Mas Aidil tentang investasi.
ADVERTISEMENT
Mas Aidil juga mengatakan, setelah cash flow kita lancar, planning keuangan untuk masa mendatang sudah oke, enggak ada salahnya kok “bersenang-senang” misalnya liburan sekeluarga. Pokoknya yang penting, pastikan finansial kita sesuai syarat di atas dan pembagian prosentase anggarannya sesuai rumus di atas.
Lalu, bagaimana kalau kita susah menabung dan menerapkan rumus di atas? Menurut Mas Aidil, caranya cuma dua:
Moms kira-kira pilih yang mana nih moms? :D
Kalau saya pribadi nih moms lebih memilih menambah penghasilan, hehe. Apalagi zaman sekarang gitu lho, para moms bisa dengan mudahnya menambah pundi-pundi Rupiah. Selain dengan menjadi pekerja kantoran, moms juga bisa bekerja dari rumah. Salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi internet, misalnya nyambi-nyambi jualan (online seller), menjajal profesi influencer, sebagai konsultan yang bekerja dari rumah, dll. Pokoknya sesuaikan dengan keahlian moms dan yang penting halal ya moms (#imho :D ).
ADVERTISEMENT
Mengenai menambah penghasilan ini, Tania berbagi ceritanya sebagai mompreneur. Waktu itu Tania masih menjadi pekerja kantoran, sampai pada akhirnya menikah dan punya anak, Tania memutuskan harus memiliki income tambahan. Soalnya Tania menyadari bahwa di masa mendatang, pasti butuh biaya yang tidak sedikit untuk membesarkan anak-anaknya.
Namun, sebelum memutuskan menjadi pengusaha secara full time, dirinya tetap bekerja di kantor. Menurut Tania menimba pengalaman di kantor waktu itu sangat dia butuhkan supaya:
Baru setelah yakin usahanya akan berjalan dengan lancar, Tania memberanikan diri buat resign. Dalam kesempatan itu, Tania juga menyemangati para moms untuk memulai bisnis dari sesuatu yang kita suka. Kalau bisa ya mulai sekarang juga. Kalau memang punya mimpi untuk berbisnis, mulai sekarang harus berani bermimpi dan planning bisnis kita. Lalu, segera action.
ADVERTISEMENT
“Kemandirian dimulai dari hal kecil. Kalau di rumah dan kita ada waktu, kita bisa lakukan apapun. Jangan menunggu sampai waktu berlalu,” pesan Tania.
Mengenai modal, Tania menyarankan untuk mendapatkan modal dari orang lain. Namun, seandainya moms terpaksa ambil dari tabungan, sebenarnya itu diperbolehkan, asalkan moms menetapkan target. Target yang dimaksud adalah target kapan uang tabungan itu bisa dikembalikan ke asalnya. Maka di situlah pentingnya planning tadi.
Tania juga menyarankan supaya kita percaya bahwa produk kita akan diminati masyarakat. Caranya adalah produksi dan juallah sesuatu yang kita sukai atau sesuai bidang yang kita kuasai. Kalau kita sudah suka, maka lebih mudah buat kita mempengaruhi orang lain. Setuju moms?
Kemudian, Tania juga tak lupa mengingatkan supaya kita mengandalkan networking. Enggak salah kok minta bantuan teman atau kenalan untuk endorse produk kita. Terus jangan lupa untuk selalu konsisten dalam memasarkan produk kita. Jangan mudah menyerah.
ADVERTISEMENT
Mengenai berwirausaha untuk menambah penghasilan ini, Mas Aidil juga ikut urun pendapat sesuai pengalamannya sebagai pengusaha juga.
“Saya mendirikan lima belas perusahaan dan dari lima belas itu, yang dua belas gagal,” kata Mas Aidil.
Namun, dari pengalaman tersebut, Mas Aidil mengatakan bahwa dirinya mendapatkan pengalaman yang berharga. Mas Aidil jadi tahu dimana letak kesalahannya dan memperbaiknya untuk bisnis-bisnisnya yang berikutnya.
“Pokoknya jangan takut gagal!” Pesan Mas Aidil kepada para moms.
Haha, mak jleb nih moms, soalnya memang selama ini (saya pribadi) kalau misalnya gagal usaha, misal jualan apa gitu, saya mundur dan merasa itu enggak cocok. Kesalahan saya sepertinya enggak mencari tahu dimana kelirunya, sehingga enggak bisa belajar dari kesalahan. Ada yang seperti saya moms? Hihihi. Ya sudah moms, yuk bangkit lagi bareng-bareng! :D
ADVERTISEMENT
Setelah kita punya mental enggak takut gagal, lagi-lagi, sama seperti Tania, Mas Aidil juga mengingatkan supaya moms yang tengah memulai usaha punya business plan. Namun, pesan Mas Aidil, business plan-nya jangan terlalu kaku. Maksudnya bagaimana?
Jadi, gini moms, yang namanya usaha itu kan enggak ada pendapatan pasti, bisa naik atau turun. Kondisi sosial kemasyarakatan dan ekonomi yang lebih global juga mempengaruhi. Maka, kalau moms niat berbisnis, jangan semua tabungan yang diniati sebagai modal usaha itu dipakai untuk modal satu usaha saja.
“Selama ini kita sering mendengar pensiunan tertipu sekian juta karena investasi di bisnis tertentu. Jangan sampai seperti itu,” kata Mas Aidil.
Maka, caranya begini moms, apabila moms berniat memulai usaha dan punya uang Rp. 10 juta, jangan semua diinvestasikan ya! Kalau bisa pecah jadi beberapa bagian, misal menjadi lima bagian. 10 juta dibagi lima masing-masing ada 2 juta. Saat mulai usaha, investasikan dulu 2 juta, kalau masih kurang tambah lagi 2 juta, lalu tambah lagi 2 juta. Kalau sampai 3 kali inject modal bisnisnya moms rasa enggak jalan sesuai rencana, maka saran Mas Aidil, sudahi bisnis itu dan investasikan sisa uang modal tadi ke bisnis yang lain. Jadi begitu ya tipsnya, supaya kita enggak gigit jari gara-gara usaha enggak kunjung sukses, eh modal sudah habis juga.
ADVERTISEMENT
Lalu, Mas Aidil juga mengatakan sebaiknya kalau bisa modal usaha jangan dari rekening sendiri. Carilah pemodal atau patungan sama teman. Namun, tentu saja tanggung jawab kita akan jauh lebih besar moms, karena kita kan bertanggungjawab juga kepada pemodal. Positifnya, kita enggak perlu mengeluarkan modal namun tinggal mencari jalan supaya bisnis berkembang.
Tak ketinggalan, Kelly juga menambahkan soal berwirausaha ini moms. Kelly yang sekarang berbisnis sekolah modelling dan punya bisnis jualan bikini ini mengatakan bahwa dia mengembangkan bisnisnya bersama tiga orang temannya. Menurutnya bersama orang lain, meski ada berantem-berantemnya, namun lebih mudah karena bisa memikirkan jalannya bisnis bersama. Sama seperti Mas Aidil dan Tania, Kelly juga menyarankan supaya moms enggak gampang menyerah saat berbisnis.
ADVERTISEMENT
Bapak Anto dari Sun Life juga mengatakan pentingnya semangat pantang menyerah dalam memulai bisnis. Namun, Bapak Anto juga mengingatkan, sebagai moms, walau kita sudah punya usaha, jangan sampai lupa memiliki proteksi (perlindungan) untuk seluruh anggota keluarga.
Dalam kesempatan itu Bapak Anto menyebutkan data yang cukup mengejutkan, bahwa ternyata literasi keuangan para moms sebenarnya masih sangat rendah. Namun, menurut Bapak Anto, sebenarnya para moms ini bukan enggak paham, namun belum ada akses untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu, acara seperti Mom’s Mingle kemarin adalah salah satu cara supaya moms bisa tahu bagaimana sih akses supaya lebih melek tentang literasi keuangan.
Menurut Bapak Anto, Sun Life sendiri senantiasa menawarkan kepada masyarakat, khususnya moms, untuk melek tentang proteksi berupa asuransi, sebagai salah satu hal yang penting dipelajari dalam literasi keuangan. Bapak Anto mengatakan bahwa asuransi ini merupakan bagian dari suatu perencanaan jangka panjang yang perlu kita siapkan.
ADVERTISEMENT
“Asuransi ini kan proteksi, yang diproteksi adalah masa depan. Bisa jadi di tengah jalan nanti ada yang sakit atau meninggal, satu sumber penghasilan mati, jangan sampai kita enggak bisa hidup,” kata Bapak Anto.
“Jangan sampai kelak, saat kita pensiun, kita bergantung kepada anak. Inilah salah satu pentingnya perencanaan jangka panjang,” tambah Bapak Anto.
Bapak Anto juga menjelaskan bahwa Sun Life adalah asuransi pelopor yang sudah benar-benar memisahkan sistem antara asuransi konvensional dengan syariah. Sehingga, manajemen kedua jenis asuransi milik Sun Life tersebut sudah berbeda, begitu pula para agennya sudah terpisah.
Tania sebagai seorang muslimah, mendengar penjelasan Bapak Anto juga mengapresiasi Sun Life sebagai salah satu asuransi yang sudah memiliki lini syariah yang terpisah, membuatnya tenang memiliki asuransi.
ADVERTISEMENT
“Sebagai muslim inginnya selalu taat aturan dalam agama dan informasi tentang ini juga sebaiknya disebarluaskan. Sebagai ibu bisa mengalokasikan yang ada, pos-posnya udah tepat, tak lupa asuransi juga dialokasikan ke asuransi yang pas,” kata Tania.
Nah, jadi begitu moms, kira-kira cara supaya kesehatan finansial kita bagus. Saya rangkum sebagai berikut ya:
Semoga bisa dipahami ya moms. Ini juga merupakan catatan buat saya pribadi untuk menuju kondisi finansial yang lebih sehat.
Oh iya moms, tadi saya sudah menuliskan rangkuman materi dari para pembicara di acara Mom’s Mingle tentang bagaimana cara menuju kondisi finansial yang sehat, nah sekarang saya juga mau sharing soal bagaimana caranya supaya menjaga kesehatan fisik keluarga juga nih moms. BTW, sebelum saya mulai membahas tentang bagaimana caranya menjaga kesehatan keluarga, saya mau bertanya nih moms, “Siapa yang sepakat kalau kesehatan fisik dan finansial itu berkaitan?”
ADVERTISEMENT
Kalau menurut saya pribadi, kesehatan fisik dan finansial itu sangat berkaitan. Soalnya, apabila kita sehat fisik, maka kita bisa jadi produktif (bekerja) sehingga kondisi finansial bagus. Sebaliknya, apabila finansial kita sehat (punya asuransi, dana pensiun, tabungan, investasi, dana darurat dll), kita jadi lebih mudah menjalani hidup, enggak stress, fisik pun jadi sehat deh.
Soal menjaga kesehatan ini, saat acara Mom’s Mingle kala itu, Kelly mengatakan bahwa dirinya sangat concern dengan kesehatan karena bercermin dari meninggalnya sang kakek di usia yang waktu itu tergolong cukup produktif. Waktu itu penyebabnya adalah gaya hidup sang kakek yang kurang sehat, sehingga Kelly bertekad ingin selalu sehat, lebih produktif, hidup lebih lama sehingga bisa bermain bersama anak cucu. Maka, Kelly sangat memperhatikan sekali soal kesehatan fisiknya. Di samping, Kelly juga memproteksi kesehatan finansialnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memiliki fisik yang sehat, saat itu, Kelly juga membagikan beberapa tips nih moms, yakni antara lain:
ADVERTISEMENT
Terkait dengan olahraga untuk moms, Tania menambahkan dengan cerita bahwa dirinya ikutan semacam klub supaya bisa berenang, yoga, dll. Menurutnya olahraga membuatnya jadi lebih bahagia. Dan bahagia membuatnya jadi lebih produktif.
Well, itulah moms, cara menjaga kesehatan fisik dan finansial yang bisa kita terapkan, enggak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk seluruh anggota keluarga kita. Semoga informasi dan rangkuman talkshow di acara Mom’s Mingle ini bermanfaat dan bisa kita praktikkan bersama demi menuju sehat fisik dan finansial ya :) . Semangat ya moms dalam menjalani hari-hari sebagai The Guardian of The Family! :)
April Hamsa