Konten dari Pengguna

Kuliah Hanya Kedok Pengangguran dengan Gaya?

Aprilia Dwi
Seorang Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia
21 Juni 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aprilia Dwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi mahasiswa sedang belajar di dalam kelas (shutterstock/BearFotos)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mahasiswa sedang belajar di dalam kelas (shutterstock/BearFotos)
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa setelah siswa menyelesaikan pendidikan baik dari SMA maupun SMK, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan penuh pertimbangan yang matang. Biasanya siswa dengan lulusan SMA banyak yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, di mana mereka bukan lagi seorang siswa melainkan seorang mahasiswa. Namun, tidak sedikit pula siswa yang lebih memilih untuk langsung bekerja. Berbeda dengan yang lulusan SMK yang memang sudah dipersiapkan dengan matang untuk bisa bersaing di dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, banyak beredar video di salah satu platform media sosial yaitu Tiktok yang menjadi perbincangan khalayak umum, terutama di kalangan mahasiswa. Dalam video tersebut tertulis narasi yang menyebutkan bahwa "Kuliah adalah pengangguran dengan gaya, nongkrong selama 4 tahun dengan gaya fantastis." Hal tersebut menimbulkan pro kontra antara kedua belah pihak yaitu orang yang berkuliah dengan orang yang tidak berkuliah dan memutuskan untuk langsung bekerja.
Konten tersebut langsung banyak dikomentari oleh kalangan mahasiswa bahkan orang yang telah lulus kuliah pun juga ikut menanggapi hal tersebut. Mereka menganggap bahwa narasi tersebut seperti meremehkan atau merendahkan bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi, hingga banyak di antara mereka yang kontra atau tidak setuju dengan narasi dalam konten tersebut. Tetapi, terdapat juga pihak yang setuju atau pro dengan isi dari konten tersebut, terutama dari pihak yang tidak berkuliah atau orang yang langsung bekerja. Orang yang langsung memasuki dunia kerja dan tidak melanjutkan ke pendidikannya ke perguruan tinggi cenderung memiliki persepsi di mana mereka menganggap bahwa lebih baik mereka bekerja dan mendapatkan uang daripada membuang-buang waktu dan uang hanya untuk kuliah.
ADVERTISEMENT
Namun, pada dasarnya kuliah dilakukan oleh seseorang untuk mempersiapkan passion diri mereka agar nantinya dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan passion yang dimiliki masing-masing orang. Jadi, dari sudut pandang orang yang berkuliah dengan orang yang tidak berkuliah itu berbeda. Perbedaannya dapat dilihat dari cara berpikir dan persepsi mereka, jika orang yang berkuliah berpikir bagaimana cara mereka mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion yang dimiliki oleh dirinya dan mencari pekerjaan yang baik. Namun, orang yang tidak berkuliah dia lebih berpikir kepada bagaimana cara dia agar segera mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang meskipun pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan passionnya. Meskipun ada yang sesuai dengan passionnya, akan tetapi hal tersebut juga tidak begitu banyak.
ADVERTISEMENT
Mengenai tulisan dalam konten tersebut yang menyatakan bahwa "Kuliah adalah pengangguran dengan gaya" menurut penulis tidak sepenuhnya tepat, karena menurut Nanga (2001:253), definisi dari pengangguran yaitu keadaan seseorang yang termasuk dalam golongan angkatan kerja sedang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dengan aktif. Sedangkan, definisi dari mahasiswa sendiri menurut Daldiyono (2009), adalah sekumpulan individu yang telah lulus SMA dan sedang menuntut pendidikan di Perguruan Tinggi. Sehingga, kata pengangguran dengan mahasiswa memiliki konteks yang berbeda, dapat dilihat dari definisi antara pengangguran dengan mahasiswa di mana pengangguran berhubungan dengan pekerjaan, sedangkan mahasiswa lebih terkait dengan pendidikan di mana seorang mahasiswa masih bertanggung jawab untuk menuntut ilmu dan dapat diartikan belum siap untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Jika terkait dengan gaya hidup, tidak semua orang yang menempuh pendidikan tinggi berasal dari orang kaya atau orang yang berekonomi tinggi. Misalnya, banyak mahasiswa yang sekarang ini berusaha untuk mencari beasiswa, mencari biaya tambahan kuliah dengan cara sambil bekerja part time ataupun membuka usaha sendiri seperti membuka olshop dan juga membuka les-lesan untuk anak sekolah. Sehingga, tidak semua orang yang berkuliah itu memiliki gaya hidup yang tinggi. Seperti halnya, orang yang biasanya kuliah sambil bekerja part time, gaya hidup mereka juga tidak begitu hedonisme, karena tujuan utama mereka bekerja part time itu untuk menambah biaya kuliah, agar dapat meringankan beban orang tua mereka.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi di mana hal tersebut kurang cocok jika dianggap sebagai pengangguran, karena perbedaan konteks dengan pekerjaan. Anggapan bahwa mahasiswa adalah pengangguran dengan gaya dianggap tidak berdasar, karena tidak semua mahasiswa hidup dengan gaya hedonisme. Perbedaan gaya hidup antar mahasiswa dapat dilihat dari kegiatan mereka. Banyak diantara mahasiswa yang melakukan kerja part time untuk menunjang pendidikan mereka dan kebanyakan dari mereka memiliki gaya hidup yang lebih sederhana. Namun, tidak sedikit pula diantara mereka yang mendapat dukungan penuh dari orang tua, sehingga tidak perlu melakukan kerja part time.
ADVERTISEMENT