Konten dari Pengguna

Peran Media Sosial dalam Pembentukan Identitas Budaya Generasi Alpha

Asprilla Adhika Pratama
3D animator, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia
1 Agustus 2024 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asprilla Adhika Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi media sosial dan generasi alpha, ilustrasi oleh www.bing.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi media sosial dan generasi alpha, ilustrasi oleh www.bing.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Generasi Alpha, yang lahir setelah tahun 2010, tumbuh dalam dunia yang sangat terhubung secara digital. Mereka adalah generasi pertama yang tidak pernah mengalami dunia tanpa internet. Dalam konteks ini, media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk identitas budaya Generasi Alpha.
ADVERTISEMENT
Identitas budaya adalah aspek penting dari diri kita yang mencakup nilai, norma, dan praktik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bagi Generasi Alpha, media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga platform untuk mengekspresikan diri dan membentuk identitas mereka.

Pembentukan Identitas Melalui Media Sosial

Ekspresi Diri dan Kreativitas

Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memungkinkan Generasi Alpha untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang kreatif. Mereka dapat berbagi video, foto, dan cerita yang mencerminkan kepribadian, minat, dan nilai-nilai mereka. Misalnya, melalui video TikTok, mereka dapat menampilkan tarian, lagu, atau keterampilan lainnya yang menunjukkan siapa mereka sebenarnya.

Interaksi dan Jaringan Sosial

Melalui media sosial, Generasi Alpha dapat terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Ini membuka peluang untuk memahami dan mengadopsi aspek-aspek budaya yang berbeda. Sebuah studi oleh Buckingham (2013) menunjukkan bahwa interaksi di media sosial dapat meningkatkan kesadaran budaya dan pemahaman antar budaya di kalangan remaja.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Influencer dan Konten Media

Influencer media sosial memiliki pengaruh besar terhadap Generasi Alpha. Mereka sering menjadi panutan dan sumber inspirasi bagi generasi muda ini. Menurut penelitian oleh Abidin (2016), influencer dapat memengaruhi preferensi budaya dan gaya hidup pengikut mereka. Generasi Alpha cenderung meniru dan mengadopsi tren yang dipromosikan oleh influencer yang mereka idolakan.

Konsumsi Informasi dan Konten

Media sosial juga menjadi sumber utama informasi bagi Generasi Alpha. Mereka mendapatkan berita, tren, dan informasi budaya melalui platform ini. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua informasi di media sosial dapat dipercaya. Oleh karena itu, literasi digital menjadi keterampilan yang penting untuk dikembangkan agar mereka dapat menyaring informasi dengan bijak.

Tantangan dalam Pembentukan Identitas Budaya

Meski media sosial memberikan banyak manfaat dalam pembentukan identitas budaya, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah homogenisasi budaya, di mana budaya lokal bisa tergeser oleh budaya global yang lebih dominan di media sosial. Generasi Alpha perlu dibimbing untuk tetap menghargai dan melestarikan budaya lokal mereka di tengah arus globalisasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada risiko paparan konten negatif dan tidak pantas yang dapat memengaruhi perkembangan identitas mereka. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam mengawasi dan memberikan panduan yang tepat dalam penggunaan media sosial.

Kesimpulan

Media sosial memiliki peran yang besar dalam pembentukan identitas budaya Generasi Alpha. Melalui platform ini, mereka dapat mengekspresikan diri, berinteraksi dengan berbagai budaya, dan mendapatkan inspirasi dari influencer. Namun, penting bagi kita untuk memberikan panduan dan edukasi agar mereka dapat memanfaatkan media sosial secara positif dan bijak. Dengan demikian, Generasi Alpha dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki identitas budaya yang kuat dan beragam.

Referensi:

Buckingham, D. (2013). "Youth, Identity, and Digital Media." The MIT Press.
ADVERTISEMENT
Abidin, C. (2016). "Visibility Labour: Engaging with Influencers’ Fashion Brands and #OOTD Advertorial Campaigns on Instagram." Media International Australia.
Turkle, S. (2012). "Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other." Basic Books.

Penulis:

Asprilla Adhika Pratama, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia