Konten dari Pengguna

Merealisasikan Bahasa Isyarat untuk Indonesia yang Lebih Inklusif

Apriyani Putri Marwati
Mahasiswa Universitas Pamulang
6 Juli 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apriyani Putri Marwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahasa Isyarat menurut Wikipedia adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Orang tuli adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, terdapat dua jenis bahasa isyarat yang banyakan digunakan oleh tuna rungu dan tuna wicara. Yaitu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Mungkin bagi kita yang tidak mengerti tentang bahasa isyarat tentu akan menganggap bahwa kedua bahasa isyarat tersebut sama. Namun, baik BISINDO maupun SIBI ternyata mempunyai pengertian yang berbeda.
BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia)
Bahasa isyarat yang satu ini adalah yang paling sering ditemukan dan banyak digunakan di kalangan Teman Tuli maupun Teman Inklusi. BISINDO sendiri terlahir dari bahasa ibu, yaitu Bahasa Indonesia yang dipakai dalam kehdupan sehari-hari. Sedangkan SIBI berasal dari bahasa isyarat amerika atau American Sign Language. Itulah mengapa BISINDO lebih banyak dipakai oleh para Teman Tuli maupun Teman Inklusi yang ada di Indonesia karena.
ADVERTISEMENT
berikut adalah contoh abjad dalam BISINDO :
Abjad dalam BISINDO (Sumber: Yayasan Peduli Kasih ABK)
Berikut adalah contoh abjad dalam SIBI :
Abjad dalam SIBI (Sumber: Yayasan Peduli Kasih ABK)
Untuk kegiatan kita sehari-hari sebagai manusia sosial, tentu saja komunikasi merupakan hal yang penting. Namun nyatanya, masih ada beberapa orang istimewa yang dalam beberapa hal tidak dapat berbicara dengan lancar, atau bahkan tidak bisa berbicara sama sekali. Ini karena mereka adalah tuna rungu dan tuna wicara.
Saat kita bisa menguasai bahasa isyarat, tentu kita akan bisa membantu penyandang tuna rungu atau tunawisma. Seperti membantu mereka yang kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengerti bahasa isyarat.
Tidak hanya itu saja manfaat dari belajar bahasa isyarat. Ketika kita belajar bahasa isyarat, kita bisa menambah pengalaman baru dengan belajar bahasa isyarat. Kita juga bisa memperluas pertemanan kita, relasi kita, bahkan bahasa kita. Dengan belajar bahasa isyarat, kita juga bisa memahami bagaimana perjuangan teman-teman tunarungu dan membangun masa depan Indonesia menjadi lebih inklusif.
ADVERTISEMENT