Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Masyarakat Indonesia Memandang Masuk Angin
26 Mei 2022 18:47 WIB
Tulisan dari Muhammad Alim Safa'at tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masuk angin sudah tidak asing bagi kita yang tinggal di negara Indonesia, semua kalangan pastinya akan paham dengan masuk angin. Masuk angin dikaitkan dengan masalah kurang enak badan, begah, pegal-pegal. Musim hujan menjadi musim yang dianggap kebanyakan orang akan sering mengalami masuk angin.
ADVERTISEMENT
Adakah Penyakit Masuk Angin?
Faktanya masuk angin bukan merupakan istilah medis dan bukan pula suatu penyakit. Masuk angin merupakan anggapan kebanyakan masyarakat khususnya di Indonesia mengenai begah dan kurang enak badan bahkan penyebab kematian.
Penyebab Masuk Angin
Banyak faktor yang menyebabkan masuk angin contohnya ketika kita terkena air hujan atau saat kelelahan maka daya tahan tubuh akan menurun dan mudah terinfeksi bakteri maupun virus. Gejala yang umumnya dirasakan saat mengalami masuk angin adalah demam, menggigil, sakit kepala, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri perut, perut kembung, sering sendawa, sering buang angin, dan merasa lemas.
Beberapa penyakit yang kerap disebut gejala masuk angin
Dengan mengetahui fakta bahwa masuk angin bukanlah suatu penyakit, namun kita perlu mengenal beberapa tanda tubuh jika kita mengalami gejala masuk angin:
ADVERTISEMENT
Pertama, demam berdarah dan malaria.
Nyamuk adalah penyebab utama penyakit DBD(demam berdarah) dan malaria. Penyebaran penyakit ini bisa sangat cepat dan jika tidak segera diatasi maka berakibat fatal.
Kedua, penyakit jantung
Kinerja jantung yang memburuk akibat penyumbatan aliran jantung sehingga menurunkan pasokan darah dan oksigen bisa menimbulkan nyeri dada yang sering diasumsikan oleh masyarakat dengan masuk angin
Ketiga, gangguan pencernaan
Kurangnya serat dan minum air mineral menyebabkan gangguan pencernaan sehingga timbul rasa mual, begah dan perih di ulu hati. Hal ini juga sering di salah artikan oleh masyarakat dengan penyakit masuk angin
Budaya Kerokan
Masuk angin membawa budaya yang diwariskan turun temurun, budaya tersebut merupakan kegiatan kerokan. Kerokan adalah kegiatan menggosokkan koin ke badan terutama bagian punggung yang telah diolesi oleh minyak pijat maupun minyak kayu putih dan balsem. Dengan kerokan masyarakat Indonesia percaya dapat menghilangkan masuk angin dengan tanda bisa buang angin/kentut dan bersendawa(glegekan dalam Bahasa Jawa)
ADVERTISEMENT
Sebenarnya tidak menghilangkan masuk angin namun kerokan dapat membuka pori-pori kulit yang di kerok dan meningkatkan aliran darah sehingga metabolisme tubuh meningkat, selain itu kerokan bisa menghilangkan rasa nyeri.
Lalu bagaimana dalam dunia medis memandang masuk angin dan cara mengatasinya
Dalam dunia medis tidak mengenal istilah "masuk angin" namun gejala masuk angin bisa berhubungan dengan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain. Sehingga anda perlu selalu waspada jika mengalami gejala masuk angin agar tidak timbul masalah yang lebih serius.
Cara Mengatasi Masuk Angin
• Beristirahat yang cukup.
• Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan menetralisir tubuh.
• Minum air hangat. Minum air hangat bisa meringankan saluran pernafasan dan melancarkan peredaran darah.
ADVERTISEMENT
• Menghindari minum alkohol dan minuman berkafein serta hindari kegiatan merokok.
• Mengonsumsi obat penurun panas.
Cara Mencegah Masuk Angin
• Mengonsumsi makanan kaya akan omega-3, protein dari daging, dan buah kaya antioksidan, serta vitamin C.
• Berolahraga secara rutin.
• Beristirahat dan tidur yang cukup.
Kesimpulan yang didapat yakni masuk angin tidak ada di dunia medis namun masuk angin menggambarkan keadaan tubuh ketika melemah dan kemungkinan berhubungan dengan penyakit organ lainnya. Untuk mengatasi gejala masuk angin, kita perlu tahu penyebabnya dan walaupun mudah untuk mengatasi penyakit ini namun kita perlu waspada apabila masuk angin belum kunjung reda. Sehingga apabila sakit berlanjut maka disarankan berkonsultasi ke dokter.
Muhammad Alim S, mahasiswa S1 Teknik Industri Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
ADVERTISEMENT