Konten dari Pengguna

Kanca Harmoni : Sosialisasi Anti-Bullying Pada MPLS Kelas 1 SDN 04 Kaliasri

Aqiela Haibah
Mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Angkatan 2022
24 Agustus 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aqiela Haibah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosialisasi Anti-Bullying oleh Mahasiswa KKN FBD 74 JANTRA UB di SDN 04 Kaliasri, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi Anti-Bullying oleh Mahasiswa KKN FBD 74 JANTRA UB di SDN 04 Kaliasri, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang
ADVERTISEMENT
Bullying di lingkungan sekolah, terutama di tingkat dasar, merupakan masalah serius yang dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap perkembangan emosional dan sosial anak-anak. Pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD, anak-anak sedang berada dalam tahap awal pembentukan karakter dan perilaku sosial siswa, sehingga intervensi dini sangat penting untuk mencegah berkembangnya perilaku bullying. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying yang tidak ditangani sejak dini dapat menyebabkan berbagai konsekuensi negatif, termasuk rendahnya harga diri, gangguan kecemasan, dan masalah akademis pada korban. Selain itu, pelaku bullying yang tidak mendapat pembinaan yang tepat cenderung mengulangi dan memperkuat perilaku negatif siswa di masa depan (Olweus, 1993). Oleh karena itu, diperlukan program sosialisasi anti-bullying yang efektif untuk anak-anak kelas 1 SD.
ADVERTISEMENT
Albert Bandura, dalam teori belajar sosialnya, menyatakan bahwa perilaku dipelajari melalui pengamatan dan peniruan model-model yang dianggap penting oleh individu (Bandura, 1977). Siswa belajar dari lingkungannya dengan mengamati perilaku orang dewasa, teman sebaya, dan media. Ketika siswa melihat bahwa perilaku agresif seperti bullying mendapatkan perhatian atau tidak mendapatkan konsekuensi negatif, siswa cenderung meniru dan menginternalisasi perilaku tersebut. Dengan demikian, teori belajar sosial Bandura menekankan pentingnya peran model positif dan penguatan dalam membentuk perilaku siswa.
Kami memilih masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai momen yang tepat untuk melaksanakan program sosialisasi anti-bullying. MPLS merupakan waktu yang ideal karena pada masa ini, siswa baru sedang beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan masih sangat terbuka terhadap pengaruh serta pembentukan perilaku baru. Dengan demikian, memanfaatkan waktu MPLS untuk mengajarkan nilai-nilai positif dan mengkampanyekan anti-bullying diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam membentuk karakter siswa kelas 1 sejak dini. Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan positif bagi seluruh siswa. Namun, seperti banyak sekolah dasar lainnya, kami menyadari di SDN 04 Kaliasri, masalah bullying masih menjadi tantangan serius yang perlu diatasi sejak dini. Beberapa insiden kecil yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun tidak terlihat signifikan, perilaku bullying di kalangan siswa kelas 1 dapat berdampak pada perkembangan emosional dan sosial siswa. Dengan demikian, kami memutuskan untuk mengambil langkah preventif yang lebih proaktif melalui sosialisasi anti-bullying pada masa MPLS.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari program ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai anti-bullying dalam diri siswa kelas 1 sedini mungkin, sehingga siswa dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai perbedaan, memiliki empati, dan mampu bersikap positif terhadap teman-temannya. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang dampak negatif dari bullying, baik bagi korban maupun pelaku, serta mendorong siswa untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah.
Nama "Kanca Harmoni" dipilih untuk program sosialisasi anti-bullying karena mencerminkan tujuan utama dari program ini, yaitu membangun hubungan persahabatan yang erat dan menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis. Kanca dalam bahasa Jawa berarti teman atau sahabat, yang menekankan pentingnya saling mendukung dan menghargai di antara siswa. Harmoni menggambarkan keadaan di mana berbagai elemen bekerja sama tanpa konflik, mencerminkan visi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang damai dan seimbang. Penggunaan bahasa lokal menunjukkan penghargaan terhadap budaya setempat dan membantu memperkuat keterikatan emosional siswa dengan program ini, sejalan dengan teori belajar sosial Bandura yang menekankan pentingnya model positif dan penguatan perilaku baik. Program ini juga merupakan salah satu inisiatif utama dalam rangkaian kegiatan KKN kelompok 74 Kaliasri Jantra UB.
ADVERTISEMENT
Program "Kanca Harmoni" dilaksanakan dalam tiga hari kegiatan yang dirancang untuk memperkenalkan dan memperkuat nilai-nilai anti-bullying melalui teknik modifikasi perilaku psikologi, yaitu shaping dan diikuti dengan berbagai media interaktif. Setiap tahap kegiatan diiringi dengan pemberian penghargaan untuk memotivasi siswa dan memperkuat perilaku positif.
Pada hari pertama, siswa diajak untuk mendengarkan dongeng yang menampilkan karakter hewan yang bercerita tentang pertemanan dan sikap anti-bullying. Dongeng ini dilengkapi dengan visualisasi gambar hewan yang membantu siswa memahami pesan moral dengan cara yang menarik. Setelah mendengarkan dongeng, siswa yang dapat menjelaskan kembali isi cerita dengan benar diberikan stiker bintang. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang nilai-nilai pertemanan dan anti-bullying. Selain itu, siswa juga ditugaskan untuk membawa bekal keesokan harinya, yang akan menjadi bagian dari kegiatan kelompok pada hari berikutnya.
Pemaparan Hasil Gambar Siswa
Pada hari kedua, siswa diajak untuk menggambar bersama dalam kelompok untuk mendefinisikan apa itu pertemanan. Setiap kelompok diminta untuk maju dan menjelaskan gambar siswa di depan kelas. Siswa yang berani tampil dan menjelaskan gambar siswa mendapatkan stiker dan hadiah pensil. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong siswa berbagi pandangan siswa tentang pertemanan dan menghargai kontribusi teman-teman siswa. Selain itu, siswa juga diminta untuk membagi bekal yang dibawa kepada teman-teman siswa sebagai bentuk penerapan nilai berbagi dan kepedulian.
ADVERTISEMENT
Pada hari ketiga, siswa dibagi dalam dua kelompok untuk bermain permainan yang mempromosikan kerjasama dan kekompakan. Permainan pertama adalah "Pelukan Serentak," di mana siswa harus saling berpelukan apabila mendengar aba-aba tertentu. Permainan kedua adalah "Mencarian Harta Karun" di mana hanya orang di barisan paling depan yang boleh membuka mata untuk mencari barang yang telah disembunyikan. Pemenang dari setiap permainan mendapatkan hadiah alat tulis lengkap dan stiker. Sebagai penutup kegiatan, dua siswa dengan jumlah stiker terbanyak diberikan hadiah berupa buku dan sertifikat sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi dan penerapan nilai-nilai anti-bullying.
Pemberian Hadiah Pada "Kanca Terbaik"
Sebagai bagian dari program, teknik shaping dilakukan dalam tiga tahap di mana setiap siswa yang menunjukkan perilaku sesuai dengan target diberikan stiker bintang yang ditempel di "Jar of Friendship." Jar ini adalah papan apresiasi yang berfungsi sebagai simbol kemajuan dan pengakuan terhadap perilaku positif siswa. Dengan cara ini, siswa termotivasi untuk terus menunjukkan sikap baik dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan.
ADVERTISEMENT
Program "Kanca Harmoni" di SDN 04 Kaliasri memberikan hasil yang positif dan dampak yang signifikan terhadap siswa kelas 1. Berikut adalah beberapa hasil dan dampak dari pelaksanaan program ini:
1. Peningkatan Pemahaman tentang Anti-Bullying
Melalui dongeng, permainan, dan kegiatan kelompok, siswa menunjukkan peningkatan pemahaman tentang konsep pertemanan dan sikap anti-bullying. siswa dapat menjelaskan kembali pesan moral dari dongeng dan mendefinisikan pertemanan dengan lebih baik. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif siswa dalam diskusi dan kegiatan, serta kemampuan siswa untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam interaksi sehari-hari.
2. Perubahan Perilaku Positif
Teknik shaping yang diterapkan selama program berhasil memperkuat perilaku positif di kalangan siswa. Pemberian stiker dan penghargaan seperti alat tulis dan buku memotivasi siswa untuk menunjukkan sikap saling menghormati dan berbagi. Observasi dari guru menunjukkan adanya peningkatan dalam perilaku saling menghargai dan kerjasama di antara siswa.
ADVERTISEMENT
3. Peningkatan Keterlibatan dan Kerjasama
Kegiatan yang melibatkan permainan kelompok dan pembagian bekal mendorong siswa untuk bekerja sama dan berinteraksi secara positif. Permainan seperti "Pelukan Serentak" dan "Mencari Harta Karun" memperkuat rasa kekompakan dan kerja tim di antara siswa. Kegiatan ini juga membantu siswa untuk lebih terbuka dan nyaman dalam berkomunikasi dengan teman-teman siswa.
4. Penguatan Hubungan Sosial
Program ini tidak hanya memfokuskan pada pencegahan bullying tetapi juga pada pembentukan hubungan sosial yang sehat. Melalui kegiatan seperti menggambar bersama dan berbagi bekal, siswa belajar tentang pentingnya persahabatan dan empati. Ini berkontribusi pada terciptanya lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan mendukung.
5. Tanggapan Positif dari Siswa dan Orang Tua
Baik siswa maupun orang tua memberikan tanggapan positif terhadap program ini. Siswa merasa lebih dihargai dan lebih memahami nilai-nilai pertemanan dan anti-bullying. Orang tua melaporkan adanya perubahan positif dalam sikap anak-anak siswa di rumah, termasuk peningkatan dalam perilaku berbagi dan saling menghargai.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, program "Kanca Harmoni" telah mencapai tujuannya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang anti-bullying di kalangan siswa kelas 1 SDN 04 Kaliasri. Program ini tidak hanya membentuk perilaku positif tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan aman. Program "Kanca Harmoni" telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam upaya mengatasi bullying dan membangun lingkungan sekolah yang positif di SDN 04 Kaliasri. Melalui pendekatan yang melibatkan teknik shaping, media bermain, dan dongeng, siswa kelas 1 telah diperkenalkan pada nilai-nilai pertemanan dan sikap anti-bullying dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Program ini berhasil mencapai tujuan utamanya, yaitu meningkatkan pemahaman siswa tentang perilaku anti-bullying dan memperkuat perilaku positif. Teknik shaping yang diterapkan melalui pemberian stiker dan penghargaan telah memotivasi siswa untuk menunjukkan sikap saling menghormati dan berbagi. Kegiatan yang melibatkan media bermain dan dongeng juga terbukti efektif dalam menyampaikan pesan moral dengan cara yang mudah dipahami oleh anak-anak. Program ini juga telah meningkatkan keterlibatan dan kerjasama di antara siswa, serta memperkuat hubungan sosial siswa. Selain itu, ada perubahan positif dalam perilaku siswa, seperti peningkatan empati dan kepedulian terhadap teman-teman siswa. Tanggapan positif dari siswa dan orang tua menunjukkan bahwa program ini telah memberikan dampak yang signifikan di luar lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT