Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.0
Konten dari Pengguna
Ajaib! KKN Undip Optimalisasi Lubang Resapan Biopori Guna Mencegah Polusi Tanah
17 Agustus 2024 22:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aqila Fadia Haya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pekuncen, Pekalongan (07/08/2024) - Mahasiswa KKN Undip Periode 2024 melakukan edukasi kepada warga pekuncen mengenai teknologi sederhana "Lubang Resapan Biopori (LRB)" dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan seperti banjir hingga polusi tanah. Diketahui banjir masih menjadi keresahan masyarakat di beberapa wilayah Pekuncen dan didukung dengan belum optimalnya masyarakat dalam mengelola sampah, baik organik maupun anorganik.
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan suatu alat berbentuk tabung yang dilengkapi lubang-lubang kecil pada dinding biopori dan ditanam secara vertikal ke dalam tanah. Selain berguna untuk mengatasi masalah banjir, lubang resapan biopori juga memiliki manfaat lainnya yaitu untuk membuat kompos dari sampah organik. Berdasarkan hasil survei, permasalahan yang sering terjadi dan menjadi keresahan adalah masih terdapat wilayah yang terdampak banjir dan rendahnya kepedulian warga sekitar mengenai pengelolaan sampah. Dimana masih banyak warga kelurahan Pekuncen yang belum mengolah sampah organik mereka dengan baik seperti hanya sekedar dibuang langsung tanpa dipisahkan atau dibakar sehingga menimbulkan polusi. Oleh karena itu, pelaksanaan program kerja ini bertujuan untuk memberikan pembinaan mengenai teknologi LRB (Lubang Resapan Biopori) kepada masyarakat agar dapat diterapkan di lingkungan yang terdampak.
Kompos adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses penguraian senyawa organik seperti sisa makanan, daun-daun kering, kotoran hewan, dan bahan organik lainnya. Proses penguraian ini dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang mengubah bahan organik menjadi zat-zat hara yang mudah diserap oleh tanaman. Ketika hujan turun, air akan masuk ke dalam lubang biopori dan meresap ke dalam tanah. Rongga-rongga ini juga menjadi tempat hidup bagi mikroorganisme tanah yaitu cacing atau bakteri dan akar tanaman yang akan mempercepat proses penguraian bahan organik dan meningkatkan kesuburan tanah. Melalui proses pengomposan, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk organik (kompos) sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir.
Program kerja ini dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2024 di dua titik berbeda setiap RW nya, dimana telah ditentukan beberapa wilayah yaitu berada di RW 1, RW 2, RW 3, dan RW 5 Kelurahan Pekuncen. Penentuan titik lokasi tersebut sudah berdasarkan hasil survei lokasi lingkungan sekitar RW. Kegiatan diawali dengan menggali tanah sedalam 1 m secara tegak lurus dengan diameter 15 cm, lalu menanam tabung biopori ke dalam lubang galian tersebut. Kemudian, menutup lubang menggunakan tutup pipa PVC yang sudah dilubangi. Apabila ingin membuat kompos caranya mudah, kita hanya langsung memasukkan sampah organik seperti daun kering dan sisa makanan ke dalam lubang biopori lalu menunggu waktu tiga sampai empat minggu untuk mendapatkan hasil kompos yang maksimal.
Akhir acara, diharapkan kegiatan ini dapat membuka wawasan masyarakat Pekuncen mengenai teknologi lubang resapan biopori sehingga dapat mengurangi banjir dan menciptakan lingkungan sehat serta bebas polusi.
ADVERTISEMENT
Penulis : Aqila Fadia Haya / 26010121120008 / Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
DPL : Muhammad Hamdan Mukafi, S.S., M.A.