Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.106.0
Konten dari Pengguna
Mengganti KB dengan Tubektomi: Langkah Bijak Menuju Kontrasepsi Permanen
10 Juni 2025 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aqilah Khalisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bagi banyak perempuan Indonesia, alat kontrasepsi atau KB (Keluarga Berencana) adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari—baik itu dalam bentuk pil, suntik, implan, maupun IUD. Namun seiring waktu, sebagian dari mereka mulai mempertimbangkan langkah yang lebih permanen: tubektomi, atau sterilisasi wanita.
ADVERTISEMENT
Tubektomi bukanlah pilihan yang umum dibicarakan di arisan atau posyandu, namun bagi perempuan yang sudah merasa cukup anak, prosedur ini bisa menjadi solusi yang tepat dan membebaskan. Tapi bagaimana sebenarnya proses mengganti metode KB biasa ke tubektomi? Dan apa yang perlu dipertimbangkan?
Apa Itu Tubektomi?
Tubektomi adalah prosedur medis yang memutus atau mengikat saluran tuba falopi pada perempuan, sehingga sel telur tidak bisa bertemu sperma. Dengan kata lain: tidak bisa hamil lagi secara alami. Karena sifatnya permanen, tubektomi sering disebut sebagai metode kontrasepsi jangka panjang paling akhir.
Berbeda dari pil atau suntik KB yang perlu diulang secara berkala, tubektomi cukup dilakukan satu kali, namun dampaknya seumur hidup.
Mengapa Mengganti KB ke Tubektomi?
ADVERTISEMENT
Alasan setiap perempuan tentu berbeda, tapi beberapa alasan yang umum antara lain:
Sudah memiliki jumlah anak yang diinginkan
Ingin berhenti dari efek samping KB hormonal, seperti gangguan haid, jerawat, atau berat badan naik
Ingin cara praktis tanpa harus ingat jadwal bulanan
Mendapat anjuran medis karena kehamilan berikutnya berisiko tinggi
Langkah-Langkah Mengganti KB ke Tubektomi
Proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada tahapan yang harus diikuti untuk memastikan keamanan dan kesiapan secara fisik maupun mental.
1. Konsultasi ke Fasilitas Kesehatan
Langkah pertama adalah datang ke Puskesmas, klinik KB, atau rumah sakit. Ceritakan keinginanmu untuk mengganti KB dengan tubektomi. Petugas medis akan menanyakan riwayat penggunaan KB sebelumnya, kesehatan umum, dan alasan memilih sterilisasi.
ADVERTISEMENT
2. Pemeriksaan Kesehatan & Edukasi
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan kamu sehat dan bisa menjalani prosedur. Tenaga kesehatan akan menjelaskan:
Proses tubektomi
Efek samping dan risikonya
Kemungkinan penyesalan di masa depan
Fakta bahwa prosedur ini tidak memengaruhi fungsi seksual atau hormon
Kamu juga akan ditanya apakah yakin dengan keputusan ini. Karena tubektomi tidak bisa dibatalkan.
3. Persetujuan Tertulis
Jika sudah mantap, kamu akan diminta menandatangani formulir persetujuan tindakan medis. Jika kamu sudah menikah, maka biasanya pasangan (suami) juga akan diminta ikut menandatangani. Ini penting untuk mencegah konflik dalam rumah tangga di kemudian hari.
4. Penjadwalan Prosedur
Tubektomi bisa dilakukan secara:
Mini laparotomi (sayatan kecil di perut bawah)
Laparoskopi (dengan kamera kecil, di beberapa rumah sakit besar)
ADVERTISEMENT
Prosedur dilakukan dengan bius lokal atau umum, dan berlangsung sekitar 30–60 menit. Pasien bisa pulang di hari yang sama atau menginap satu malam, tergantung kondisi.
5. Pemulihan & Pemantauan
Setelah tindakan, akan ada masa pemulihan selama beberapa hari. Rasa nyeri ringan bisa terjadi, tapi biasanya dapat diatasi dengan obat pereda nyeri. Kamu akan diberi petunjuk soal perawatan luka, larangan beraktivitas berat, dan jadwal kontrol ke dokter.
Apakah Tubektomi Ditanggung BPJS atau Gratis?
Ya. Tubektomi termasuk dalam program KB jangka panjang yang didukung oleh pemerintah. Jika dilakukan melalui fasilitas kesehatan milik pemerintah dan atas rujukan yang sesuai prosedur, maka biaya bisa ditanggung BPJS atau bahkan gratis melalui program KB nasional.
Namun, pastikan kamu melakukan prosedur sesuai jalur:
ADVERTISEMENT
Konsultasi di Puskesmas
Rujukan ke rumah sakit mitra
Melengkapi dokumen persetujuan
Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum mantap menjalani tubektomi, kamu dan pasangan sebaiknya mempertimbangkan:
Apakah benar-benar tidak ingin anak lagi?
Bagaimana jika terjadi perubahan situasi di masa depan (kematian anak, perceraian, dll)?
Apakah ada alternatif lain yang masih bisa dipertimbangkan?
Karena tubektomi bersifat tidak dapat dikembalikan seperti semula, penting untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan.