Konten dari Pengguna

Jenderal Kehormatan Itu Sebuah Prestasi, Bukan Hanya Gelar

Muhammad Arbani
Sarjana Hukum Universitas Indonesia, Magister Ke Notariatan Universitas Indonesia, pengamat intelijen, isu strategis dan politik
29 Februari 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Arbani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai Rapat Pimpinan TNI-Polri di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai Rapat Pimpinan TNI-Polri di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tepat pada tanggal 28 February Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto calon Presiden Republik Indonesia dengan polling teratas versi beberapa quick count sampai dengan hari ini mendapatkan gelar kehormatan milliter berupa Jenderal penuh.
ADVERTISEMENT
Ini artinya, atribut bintang tiga yang biasa ia kenakan di topi tidak berlaku karena sekarang ia resmi menjadi Jenderal TNI (HOR) Prabowo Subianto. Gelar dan pangkat resmi tersebut diberikan kepada Prabowo oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Banyak pertanyaan dan spekulasi muncul: apa makna di balik pemberian gelar kehormatan tersebut? Sebagai penulis dan peneliti, melihat segala macem spekulasi yang muncul seperti ada timbal balik ataupun transaksi politik antara pemberi gelar dan penerima gelar, menurut saya adalah tidak relevan.
Sebab kita harus melihat sejarah bahwa telah ada 7 individu yang mendapatkan gelar Jenderal Kehormatan. Pemberian terserbut pertama-tama adalah hak prerogatif dari Presiden dan pemberian gelar kehormatan harus sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (turut melihat Undang-Undang terdahulu) maka dapat dikatakan pemberian gelar kehormatan telah sesuai dengan syarat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut jika melihat sejarah tokoh-tokoh penerima gelar Jenderal Kehormatan maka masing masing individu memiliki kemampuan dan prestasi “luar biasa” di bidang kemiliteran mengambil contoh Jenderal TNI (HOR) AM Hendropriyono adalah seorang perwira tinggi yang memiliki kemampuan di bidang intelijen.
Beliaulah Professor filsafat intelijen pertama di dunia dan dijuluki masters of intelligence. Maka tidak heran jika beliau mendapatkan gelar kehormatan tersebut karena sumbangsih di bidang Ilmu Intelijen.
Jenderal TNI (HOR) Prabowo Subianto adalah orang pertama yang berhasil membuat bendera merah putih berkibar di puncak Gunung Everest serta menghantarkan prajurit TNI menaklukan puncak Gunung Everest. Ia juga pendiri dari detasemen khusus 81, satuan elite anti-terror yang di miliki oleh Kopassus. Sehingga kemampuan beliau di bidang militer sudah dibuktikan sejak dahulu.
ADVERTISEMENT
Pensiun dari dinas milliter, ia menduduki jabatan Menteri Pertahanan dengan segala terobosan demi kemajuan tiga Angkatan TNI (darat, laut, udara) mulai dari revitalisasi alutsista ketiga matra dan mencegah terjadinya monopoli dalam pengadaan alutsista yang menyelamatkan anggaran Kementerian Pertahanan.
Pemikiran dan langkah konkret mulai dari revitalisasi alutsista, penambahan alutsita baru serta membentuk komponen cadangan merupakan ikhtiar dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan Indonesia. Maka tidak heran jika gelar Jenderal Kehormatan diberikan kepada Prabowo.