Konten dari Pengguna

Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW: Terbukanya Multiverse Era Kenabian

Arbar Wijaya
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Februari 2022 20:14 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arbar Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trailer Spider-Man: No way Home. Foto: Youtube/Marvel Studios
zoom-in-whitePerbesar
Trailer Spider-Man: No way Home. Foto: Youtube/Marvel Studios
ADVERTISEMENT
Film Spider-Man: No Way Home telah berhasil memecahkan rekor dengan penonton terbanyak di masa pandemi. Film produksi Marvel Cinematic Universe (MCU) dan Sony Pictures ini menyajikan tiga tokoh Spider-Man dari berbagai versi, yakni Spider-Man versi Tobey Maguire (Peter II) yang telah memerankan trilogi film Spider-Man produksi Columbia Picture, Spider-Man versi Andrew Garfield (Peter III) yang telah memerankan film The Amazing Spider-Man dan The Amazing Spider-Man 2 produksi Sony Picture, dan Spider-Man versi Tom Holland (Peter I) yang saat ini sedang diproduksi oleh MCU. Ketiga hero Spider-Man dari berbagai universe ini berhasil dipertemukan dalam sebuah film Spider-Man: No Way Home berkat hadirnya Dr. Strange yang mengucapkan mantra sehingga Peter II dan Peter III bertemu dalam lintasan ruang dan waktu (universe) yang dimiliki oleh Peter I (Tom Holland).
ADVERTISEMENT
Tren perfilman yang ditawarkan MCU akhir-akhir ini adalah sebuah film yang melintasi ruang dan waktu (universe). Dimulai dari pengenalan universe dalam serial Loki yang tayang di Disney+ Hotstar, serial WandaVision, hingga puncaknya saat ini adalah film Spider-Man : No Way Home yang diperankan oleh Tom Holland. MCU mencoba untuk menyatukan para hero yang bukan berasal dari ruang dan waktu yang diciptakan oleh MCU, sehingga hero-hero tersebut berada dalam lintasan ruang dan waktu yang sama.
Kisah seperti ini tentu saja merupakan sebuah kisah fiksi, hasil dari daya imajinasi tim kreatif. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa sebenarnya kisah perlintasan ruang dan waktu benar-benar telah terjadi. Kisah perjalanan lintas universe pernah terjadi pada 1400 tahun yang lalu, tepatnya pada 27 Rajab 622 M.
ADVERTISEMENT
Sebuah perjalanan satu malam yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. yang saat itu berusia 52 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dari sebuah tempat yang disebut sebagai Masjidilharam dan berhenti di Sidratulmuntaha melalui Baitulmaqdis atau biasa disebut dengan Masjidilaqsa. Sebagaimana yang tertulis dalam Q.S. al-Isra' ayat 1:
“Mahasuci Dia (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya di suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang Kami berkati sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepada-Nya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Melihat” (Q.S. 17 : 1).
Awal terbukanya multiverse dimulai dari turunnya seekor binatang yang datang kepada Nabi Muhammad saw., yang dikenal dengan istilah Burak. Binatang ini tidak pernah dilihat oleh manusia dimanapun dan kapanpun, karena memang Burak bukanlah binatang yang hidup di Bumi, sehingga turunnya Burak sebagai petanda bahwa multiverse sedang terbuka atas kuasa dari Yang Maha Kuasa. Kemudian Nabi melakukan perjalanan bersama Malaikat Jibril dari Masjidilharam menuju Masjidilaqsa dan naik ke Sidratulmuntaha.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung, jarak dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa, yakni 1.464 km. Jika di tahun 2022 ini seseorang akan melakukan perjalanan menggunakan mobil, maka ia membutuhkan lebih kurang 16 jam 13 menit perjalanan (berdasarkan perkiraan dari Google Maps) tanpa istirahat atau berhenti sejenak. Jarak perjalanan dari Masjidilaqsa naik menuju Sidratulmuntaha (menurut penelitian para ahli) dipercaya bahwa membutuhkan waktu selama 43 juta malam untuk bisa sampai ke Sidrat al-Muntaha yang berada pada langit ke tujuh. Namun, perjalanan yang dilakukan oleh Nabi hanya menghabiskan waktu satu malam saja. Ia berhasil melintasi jarak yang tak mungkin dilewati oleh manusia biasa dengan waktu satu malam.
Merujuk kepada penjelasan Nurcholis Madjid (Cak Nur) dalam bukunya Islam Agama Peradaban, perjalanan yang dilakukan Nabi merupakan sebuah kehendak Allah yang mana Allah telah membebaskan Nabi dari universe-nya saat itu, yakni Nabi dikeluarkan dari ruang dan waktu yang dimiliki oleh manusia biasa, sehingga Nabi bisa menghabiskan jutaan malam hanya dengan satu malamnya manusia biasa. Teori ini selaras pada konsep modern yang dikemukakan oleh Robert Einstein tentang “lorong waktu” (time tunned)-nya yang mana dijelaskan bahwa manusia dapat berjalan-jalan ke masa lalu dan masa mendatang karena waktu merupakan suatu hal yang nisbi.
ADVERTISEMENT
Pembebasan universe yang dimiliki Nabi dapat terjadi sebab Allah tidak terikat dengan ruang dan waktu karena ruang dan waktu merupakan makhluk atau ciptaan Allah dan Dia bebas menentukan di mana ruang dan kapan waktu yang Dia inginkan. Sebagaimana Q.S. al-Baqarah ayat 115 mengatakan :
“Dan milik Allah Timur dan Barat, kemana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh Allah Maha Luas, Maha Mengetahui” (Q.S. 2 : 115).
Dalam perjalanannya, Nabi mendapati berbagai fenomena sosial di masa lalu dan masa yang akan datang. Sebagaimana Dr. Strange yang berhasil membaca kekalahan Thanos dalam film Avenger : Infinity War. Kisah di mana Nabi bertemu dengan seorang pemuda yang selalu memukul kepalanya, kisah di mana Nabi bertemu seorang wanita dan anak-anaknya yang wafat dengan kuburan yang sangat wangi, serta Nabi Muhammad saw bertemu dengan para Nabi terdahulu, seperti Nabi Adam a.s., Nabi Musa a.s., dan Nabi Isa a.s.. Perjalanan Nabi bertujuan untuk bertemu dengan Allah Swt. dan perjalanan ini menjadi kisah awal mula diperintahkannya salat lima waktu untuk dirinya dan umatnya.
ADVERTISEMENT
Klimaksnya adalah terbukanya multiverse pada saat Nabi kembali dari Sidratulmuntaha menuju Baitulmaqdis untuk melaksanakan salat. Turunlah seluruh Nabi dan Rasul sejak masa Nabi Adam a.s. hingga masa Nabi Isa a.s. serta para Malaikat dan penghuni surga untuk melaksanakan salat berjemaah yang diimamkan secara langsung oleh Nabi Muhammad saw.
Jika bukan karena multiverse yang dengan sengaja Allah buka, tidak akan pernah ada kisah berjumpanya Nabi Muhammad saw. dengan para leluhurnya. Berbeda dengan Dr. Strange yang gagal dalam membuka multiverse, sehingga mempengaruhi keseimbangan ruang dan waktu yang ada.
Kisah Isra Mikraj adalah kesuksesan terbuka dan tertutupnya multiverse tanpa mengganggu stabilisasi ruang dan waktu yang sedang berjalan. Di akhir perjalanan Nabi berjumpa dengan sahabatnya, Abu Bakar, dan menceritakan segala kejadian yang Nabi dapatkan malam itu. Tanpa ragu Abu Bakar bersaksi bahwa apa yang barusan dialami oleh sahabatnya adalah benar-benar terjadi, sehingga Abu Bakar mendapatkan gelar Ash-Shidiq yang oleh Cak Nur diterjemahkan sebagai pendukung kebenaran yang tulus. Allah adalah kebenaran yang mutlak dan Nabi Muhammad saw. merupakan utusan kebenaran yang mutlak, maka sudah tentu apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. adalah sebuah kebenaran dan tak perlu ada ragu di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Itulah kisah nyata dari terbuka dan tertutupnya multiverse di muka bumi ini. Bagaimanapun kondisi yang sebenarnya, kita wajib untuk terus dalam keimanan atas kejadian yang menurut kita adalah suatu hal di luar nalar manusia biasa. Kisah Isra Mikraj ini adalah kisah perjumpaan manusia yang sangat sempurna dengan Yang Maha Sempurna sehingga kita selaku manusia biasa tidak bisa disamakan dengan manusia yang sempurna.