Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Iluminasi dalam Sisi Kodikologi
22 Juni 2020 6:05 WIB
Tulisan dari Arbar Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kodikologi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang naskah-naskah. Istilah kodikologi (codicologie) diusulkan pertama kali oleh Alphonse Dain, seorang ahli bahasa Yunani, dalam kuliah-kuliahnya di Ecole Normalle Superieure, Paris, pada Februari 1944. Namun, istilah ini baru dikenal secara luas pada tahun 1949, ketika karya Les Manuscrits terbit. Menurut Dain, kodikologi adalah ilmu mengenai naskah-naskah dan bukan ilmu yang mempelajari apa yang tertulis di dalam naskah. Berbeda dengan filologi yang mempelajari tentang makna yang terkandung dalam sebuah naskah, ruang lingkup kajian kodikologi berada pada bentuk fisik dari sebuah naskah tersebut karena kodikologi berasal bahasa Latin, yaitu codex, atau jika dialih bahasakan ke bahasa Indonesia menjadi ‘naskah’. Maka aspek-aspek yang dikaji dalam ilmu kodikologi berupa bahan naskah, umur naskah, tempat penulisan naskah, dan perkiraan penulis naskah.
ADVERTISEMENT
Apa itu Iluminasi?
Mendengar istilah ‘iluminasi’ saat ini, bagi sebagian masyarakat awam, akan memiliki sebuah asumsi negatif terhadap istilah tersebut. Banyak di antara mereka mencocokologi istilah iluminasi dengan istilah iluminati, sebagai sebuah organisasi yang melakukan ritual-ritual tak biasa atau bahkan disebut sebagai organisasi pengikut dajjal. Padahal iluminasi dengan iluminati memiliki perbedaan yang cukup signifikan bahkan tak ada keterkaitan antar keduanya.
Mari sejenak kita buka kitab suci al-Quran, pada surat al-Fatihah dan surat al-Baqarah ayat 1-5. Kita mendapati penulisan ayat-ayat tersebut yang dibingkai hiasan dengan motif-motif yang sangat indah. Hiasan-hiasan inilah yang disebut sebagai iluminasi. Menurut Sri Wulan Rujiati Mulyadi mengatakan bahwa hiasan di dalam naskah-naskah dapat dibagi menjadi dua. Pertama, hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada halaman awal, mungkin juga pada halaman akhir. Kedua, hiasan yang mendukung teks. Penjelasan pertama adalah penjelasan dari iluminasi, sedangan yang kedua adalah penjelasan dari ilustrasi. Iluminasi dalam bidang kajian ilmu kodikologi memiliki makna sebagi sebuah gambar yang terdapat di dalam naskah. Gambar tersebut hanyalah berfungsi sebagai sebuah hiasan dalam sebuah naskah tanpa ada makna yang berkaitan dengan teks.
ADVERTISEMENT
Iluminasi, Sumber Inspirasi Persuratan Masa Kini
Pada zaman dahulu, iluminasi hanya digunakan pada awal dan akhir naskah saja, hal ini dikarenakan belum adanya mesin cetak yang mampu menghias naskah secara keseluruhan. Maka para penulis naskah, hanya menghias karya-karyanya pada bagian awal dan akhir naskahnya saja. Hal ini perlu dilakukan, selain menambah nilai estetika dalam naskah, juga untuk memikat minat para pembacanya. Sehingga, ketika para pembaca memulai bacaannya maka terdapat rasa senang dan antusias dalam membaca naskah tersebut. Di sisi lain, terkadang iluminasi juga digunakan sebagai tambahan nilai ekonomis karena semakin indah iluminasinya, maka semakin mahal harga yang ditawarkan untuk diperjualbelikan.
Iluminasi memiliki corak dan motif berbeda-beda pada setiap zaman atau pada setiap daerah. Pada naskah melayu kuno, iluminasi digambarkan berdasarkan ungkapan hati seseorang yang menulisnya. Selain itu pada penggambaran iluminasi, terdapat pengaruh bangsa Asing dikarenakan memang orang-orang Melayu banyak yang tinggal di daerah pesisir saat itu, sehingga banyak sekali turis asing yang melakukan perjalanan pariwisata ataupun untuk melakukan sebuah perniagaan.
ADVERTISEMENT
Macam-macam iluminasi dapat kita jumpai dalam berbagai naskah di Nusantara, misalnya saja pada naskah berupa surat Sultan Alaudin Mansur Syah Johan yang ditulis untuk Ang Piu Cik Putih pada 12 Mei 1896. Dalam surat tersebut terdapat iluminasi berupa hiasan tiga sisi, namun belum selesai dikerjakan. bagian kiri dan kanan adalah hiasan bergaris ganda dengan hiasan sulur bunga dan kuncup seperti mawar; bagian atas terdapat hiasan belum selesai; bagian bawah tidak ada hiasan.
Terdapat pula di berbagai museum di Nusantara, surat-surat yang memiliki iluminasi bertuliskan Arab dan berbahasa Melayu di Sumatera, seperti surat yang ditulis oleh Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh (1607-1636) kepada Raja James I di Inggris. Surat tersebut bisa dikatakan sebagai surat yang sangat indah, memiliki panjang hampir 1 meter, dengan motif ragam hias bunga popi atau madat yang ditaburi emas.
ADVERTISEMENT
Di masa kini, kita dapat melihat berbagai dokumen penting yang dikeluarkan oleh lembaga, baik pemerintah maupun swasta, seperti ijazah. Kita dapat melihat hiasan bingkai pada ijazah yang menambah nilai estetika pada tulisan di dalamnya. Ada pula akta kelahiran, piagam, sertifikat penghargaan, dan lain sebagainya. Hampir seluruh dokumen penting memiliki iluminasi yang terinspirasi dari naskah-naskah Melayu pada zaman dahulu.