Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Anak Muda Bukan Cuma Harapan, Kalian Penentu Arah Bangsa
10 Mei 2025 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Arsyad Sadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah arus deras perubahan global, krisis identitas, dan ketimpangan yang makin kentara, Indonesia berdiri di persimpangan penting
ADVERTISEMENT
Dalam pusaran inilah, persatuan dan keadilan menjadi fondasi yang tak bisa ditawar untuk merajut masa depan Indonesia yang sejahtera.
Persatuan Bukan Sekadar Retorika
Persatuan Indonesia bukan hanya sebatas narasi historis atau jargon dalam pidato kenegaraan. Ia adalah kerja kolektif yang harus diwujudkan dalam tindakan konkret. Namun, masih banyak tantangan nyata dari polarisasi politik yang makin tajam, diskriminasi identitas, hingga meningkatnya ujaran kebencian di media sosial yang menggerus semangat kebangsaan kita.
Pandangan ini menggarisbawahi bahwa tanpa keadilan, persatuan hanyalah kulit yang mudah terkelupas oleh tekanan konflik.
ADVERTISEMENT
Keadilan Sosial sebagai Jantung Bangsa
Keadilan bukan sekadar pemerataan ekonomi, melainkan menyangkut pengakuan atas hak dan martabat setiap warga negara. Ketimpangan pendidikan, kesenjangan pelayanan kesehatan, dan pengabaian hak kelompok minoritas menjadi bukti bahwa keadilan masih jauh dari kata merata.
Seperti ditegaskan Amartya Sen dalam Development as Freedom,
Maka, keadilan sosial harus dimaknai sebagai akses setara terhadap hak-hak dasar dan peluang untuk berkembang bagi semua.
Kolaborasi sebagai Jalan Menuju Perubahan
Tidak ada satu pihak pun yang bisa mengklaim monopoli atas masa depan bangsa. Negara, masyarakat sipil, akademisi, pelaku bisnis, dan generasi muda harus duduk bersama, berjejaring, dan bertindak. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk melahirkan kebijakan inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dalam era digital, ruang kolaborasi tak hanya fisik, tetapi juga virtual. Literasi digital dan etika bermedia harus ditanamkan sejak dini agar anak muda tak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen nilai dan agen perubahan.
Tantangan Global, Strategi Lokal
Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, Indonesia menghadapi tantangan multidimensi: mulai dari perubahan iklim hingga dominasi teknologi oleh korporasi global. Namun, solusi tidak harus selalu datang dari luar.
Kita memiliki nilai-nilai lokal seperti gotong royong, musyawarah, dan kearifan budaya yang bisa menjadi fondasi strategi pembangunan yang lebih beradab.
Maka, mengakar pada nilai sendiri sambil terbuka pada dunia adalah rumus strategis menghadapi masa depan.
ADVERTISEMENT
Masa Depan Dimulai Sekarang
Merajut masa depan Indonesia bukan tugas generasi mendatang semata. Ia dimulai dari sekarang dari kebijakan yang berkeadilan, tindakan yang inklusif, dan kesadaran kolektif untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas ego sektoral.
Anak muda harus menjadi motor perubahan, bukan penonton pasif. Bila kita serius menanamkan nilai persatuan dan keadilan hari ini, maka kita sedang menulis bab terbaik dalam sejarah Indonesia esok hari. Masa depan tidak dijanjikan, ia dirajut bersama.