Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan atau Sekadar Ilusi? Saat Ilmu Lenyap Seminggu Setelah Ujian
10 Mei 2025 13:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Arsyad Sadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ribuan Jam Belajar, tapi Ilmu Cepat Hilang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Banyak siswa mengaku lupa hampir semua materi hanya seminggu setelah ujian. Jika itu yang terjadi, maka kita harus bertanya:
Sistem Kita Menghafal, Bukan Memahami
Menurut Dr. Indra Charismiadji, praktisi dan pemerhati pendidikan, sistem pendidikan Indonesia masih sangat berorientasi pada hafalan dan nilai ujian, bukan pada pemahaman mendalam.
Pernyataan itu selaras dengan laporan World Bank yang menyebut Indonesia mengalami “learning crisis”, yakni kondisi di mana siswa hadir di sekolah tetapi tidak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
ADVERTISEMENT
Belajar yang Relevan adalah Kunci
Prof. Dr. Arief Rachman, tokoh pendidikan nasional, menegaskan bahwa kurikulum kita terlalu berat dan tidak berpihak pada murid.
Namun, realitanya, anak-anak masih dijejali hafalan panjang tanpa tahu mengapa itu penting untuk hidup mereka.
Sekolah Tak Mengajarkan Hidup
Di media sosial, anak-anak muda kerap melontarkan kritik:
Keluhan ini tak bisa dianggap remeh. Pendidikan seharusnya membekali murid menghadapi hidup nyata, bukan sekadar menghadapi ujian. Sayangnya, banyak lulusan sekolah yang merasa asing saat berhadapan dengan dunia kerja dan kehidupan sosial.
Belajar Harus Lebih dari Sekadar Tugas
ADVERTISEMENT
Jika sekolah hanya mengajarkan cara menjawab soal, tapi tidak melatih cara berpikir kritis, empati, atau kerja sama, maka sistem ini gagal mencapai tujuannya.
Harus Ada Perubahan dari Akar
Sekolah bukan tempat menyetor hafalan, melainkan tempat mengasah nalar, karakter, dan keberanian berpikir. Kalau sistem pendidikan terus mengukur kecerdasan dari kecepatan mengisi lembar jawaban, kita sedang kehilangan arah.
Sudah waktunya pendidikan tidak lagi sekadar dipandang sebagai formalitas untuk dapat ijazah, tetapi sebagai proses pertumbuhan manusia seutuhnya.
Pendidikan Seharusnya Membekas, Bukan Lewat
Jika ilmu hanya bertahan seminggu, maka 12 tahun yang kita habiskan hanyalah formalitas. Itu bukan kesalahan murid. Itu tanggung jawab sistem yang perlu dirombak.