Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Teknologi Berlari Cepat, Tapi Pancasila Jangan Tertinggal
8 Mei 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Arsyad Sadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah gempuran kecerdasan buatan, hidup manusia bergerak makin otomatis. Mesin belajar lebih cepat dari sebelumnya, dan algoritma mulai mengambil keputusan yang dulu hanya bisa dilakukan oleh manusia. Tapi satu pertanyaan besar muncul: apakah teknologi yang makin canggih itu juga makin beretika?
ADVERTISEMENT
Teknologi mungkin bisa menyusun kalimat, mengenali wajah, dan menilai perilaku. Tapi ia tak bisa dan tak akan bisa menggantikan nurani dan nilai hidup. Di sinilah Pancasila, yang kerap dianggap kuno atau sekadar simbol, justru menemukan relevansi barunya.
Pancasila Bukan Pelengkap, Tapi Kompas Etika
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki landasan nilai yang luar biasa, yaitu Pancasila. Di tengah algoritma dan data besar yang sering netral secara moral, nilai-nilai ini bisa menjadi kompas etika teknologi.
ADVERTISEMENT
AI Bisa Cerdas, Tapi Tak Selalu Bijak
Coba lihat sekeliling, dari media sosial yang memecah belah, sistem pinjaman online yang diskriminatif, hingga kamera pengawas yang bias terhadap wajah tertentu, semua ini menunjukkan bahwa teknologi yang tidak dibimbing oleh nilai akan menciptakan masalah baru.
Kita tidak boleh membiarkan teknologi menjadi raja tanpa arah. Pancasila hadir untuk memastikan bahwa kemajuan tidak melupakan kemanusiaan.
Langkah Nyata Menanamkan Nilai dalam Inovasi
Agar tidak hanya jadi jargon, berikut langkah konkret agar Pancasila benar-benar hidup di era AI:
ADVERTISEMENT
Membangun Masa Depan yang Adil dan Manusiawi
Indonesia punya peluang besar. Di saat dunia sibuk mempercepat inovasi, kita bisa menjadi pelopor dalam menanamkan etika di balik teknologi. Kita bisa menjadi bangsa yang tidak hanya canggih, tapi juga bijak.