Konten dari Pengguna

Makam Wali: Nisan Tak Bernama yang Bersemayam di Bumi Pendem

KKN PPM UGM BERBAH YO-112
KKN PPM UGM periode 4. Lokasi pengabdian di Kapanewon Berbah, Desa Tegaltirto, Pedukuhan Pendem.
1 Februari 2023 6:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KKN PPM UGM BERBAH YO-112 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Makam wali. Dok: Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Makam wali. Dok: Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dusun Pendem yang terletak di Padukuhan Pendem memang sekilas hanya seperti pemukiman warga Tegaltirto pada umumnya. Rumah-rumah yang berderet rapi, gapura, sekolah, sawah, dan gumuk yang telah ditumbuhi pepohonan menjadi pemandangan lazim di sini.
ADVERTISEMENT
Namun siapa sangka, di area persawahan, berbatasan dengan objek wisata Batu Exotic terdapat 4 makam tua yang belum diketahui secara pasti siapa empunya.
Meskipun tanpa nama dan keterangan apa pun, nisan-nisan tua ini dipercaya sebagai makam dari beberapa tokoh penting. Mengingat telah ditemukannya 2 buah yoni di kompleks pemakaman.
Yoni sendiri merupakan simbol kesuburan pada wanita yang sakral sehingga sering menjadi media pemujaan. Sayangnya, yoni ini tidak ditemukan bersamaan dengan lingga, sebagaimana yang sering ditemukan pada konstruksi candi di Indonesia.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Terdapat banyak versi mengenai identitas para mendiang yang terbaring di bawah nisan tua itu. Ada yang berpendapat bahwa makam itu adalah makam kuda Pangeran Diponegoro, pengikut Pangeran Diponegoro, hingga cucu Sunan Gunung Djati.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran melalui literatur kuno dari Keraton Yogyakarta, yang dilakukan oleh seorang tokoh dari pondok pesantren ternama di Pacitan, salah satu makam ini merupakan milik cucu Sunan Gunung Djati.
Adapun makam-makam lainnya adalah milik para murid maupun kerabat. Versi inilah yang menjadi versi terkuat untuk menjelaskan siapa sebenarnya empu makam-makam tua tersebut.

Salah Satu "Kandidat" Destinasi Pilgrimage Tourism di Berbah

Dok: Pribadi.
Ketika bertandang ke Berbah, para peminat wisata ziarah (pilgrimage tourism) tentu tak asing lagi dengan Makam Wotgaleh. Pemakaman ini merupakan area tempat dimakamkannya keluarga Pangeran Purbaya, keluarga Hamengkubuwono II dan IV, serta Abdi Dalem Wotgaleh.
Makam Wotgaleh merupakan destinasi pilgrimage tourism yang cukup populer di Yogyakarta. Nah, uniknya, konon Makam Wali di Dusun Pendem berusia sedikit lebih tua dari Makam Wotgaleh. Yakni telah ada pertama kali sekitar tahun 1500 M. Terlebih penemuan 2 yoni pada kedua sisi kompleks pemakaman mengindikasikan bahwa di masa lalu, Makam Wali adalah makam dari "orang penting" karena dikelilingi candi atau gapura.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Makam Wali menjadi destinasi wisata ziarah yang potensial untuk dikembangkan.

Pernah Memiliki Bumi Perkemahan dan Menjadi Tempat "Berdoa"

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kompleks Makam Wali terletak di gumuk (endapan material atau tanah) sempit pada area persawahan yang terbentang luas. Lokasinya yang berseberangan dengan Gumuk Gede dan Batu Exotic membuatnya mendapat sebutan Gumuk Cilik.
Menurut keterangan pokdarwis dan warga, area sekitar Makam Wali pernah difungsikan sebagai bumi perkemahan. Namun sekarang sudah tidak lagi karena terdapat tragedi kesurupan massal ke beberapa peserta kemah.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, kini Makam Wali mulai dikembangkan warga sekitar agar menjadi objek wisata religi sehingga menjauhkannya dari unsur-unsur mistis. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan gazebo, kerja bakti rutin, ziarah rutin oleh santri pondok pesantren ternama dari Kota Pacitan setiap Jumat Pahing, dan ziarah dari ustaz maupun kiai lain.

Masih dalam Tahap Pengembangan

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Minimnya literatur mengenai eksistensi makam ini membuat warga sekitar belum berani memberikan klaim maupun penamaan yang pasti. Oleh karenanya, sejauh ini warga hanya menyebutnya Makam Wali, dengan asumsi bahwa makam tersebut merupakan milik cucu Sunan Gunung Djati beserta murid atau kerabatnya.
ADVERTISEMENT
Pengembangan dan penelitian terhadap makam ini masih terus dilakukan. Bagi warga sekitar, Makam Wali merupakan bukti suatu peradaban pada masa lampau yang tak boleh dilupakan begitu saja. Bahkan untuk mengurangi kesan singup atau mistis sebagai pemakaman kuno, warga sekitar juga giat melakukan pembersihan berkala dan melakukan gotong royong pembangunan gazebo.
Untuk menuju ke objek wisata ziarah yang satu ini, kamu cukup menggunakan rute perjalanan menuju Batu Exotic dalam Google Maps. Setelah sampai di lokasi tujuan, kamu akan melihat hamparan sawah dengan gundukan tanah berpagar yang ada di tengahnya. Nah, di sanalah Makam Wali berada.
Selain lokasinya yang mudah dikenali, tidak ada biaya masuk yang dikenakan bagi para pengunjung. Jadi, yang penting selalu bersikap sopan dan menjaga kebersihan, ya!
ADVERTISEMENT
Penulis: Ardalena Romantika