Konten dari Pengguna

Media Sosial dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental Remaja

Ardanti Restinanda Primaningtyas
Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
7 Agustus 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ardanti Restinanda Primaningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Di era modern seperti saat ini, menggunakan smartphone dan media sosial sudah menjadi rutinitas semua kalangan setiap harinya. Saat ini, media sosial sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dan sudah menjadi kebutuhan serta bagian dari gaya hidup manusia termasuk pada bagaimana manusia berinteraksi dengan orang lain (Allen, 2019).
ADVERTISEMENT
Media sosial dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia pun bisa dengan mudah mengakses jejaring sosial tersebut. Berdasarkan data dari Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJIl) pada tahun 2021-2022 memberikan gambaran bahwa remaja merupakan pengguna internet tertinggi di Indonesia atau setara dengan 75,50% dari populasi di Indonesia.
Dalam menggunakan media sosial, remaja cenderung rentan terpengaruh dan terkadang belum mampu memilah aktivitas yang dilakukannya di dunia maya karena emosi remaja masih belum stabil dan kerap disebut dengan remaja labil (Aprilia et al., 2020).
Media sosial memang sangat memudahkan segalanya, dirancang sedemikian rupa untuk menarik penggunanya agar membuka akun media sosial secara terus menerus, hingga tak sadar jika media sosial juga memiliki efek buruk pada penggunanya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Twenge, Spitzberg, & Campbell, 2019) menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial memiliki kerentanan lebih tinggi untuk mengalami perasaan kesepian (loneliness).
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan karena interaksi yang dilakukan oleh remaja melalui media sosial meminimalisir interaksi mereka secara nyata. Tidak hanya perasaan kesepian, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat menyebabkan dampak negatif pada remaja seperti gangguan emosi, kesehatan mental dan lainnya (Saragih, 2020). Hoaks, ujaran kebencian, pornografi, sampai cyberbullying juga sangat mudah kita temukan di media sosial serta dapat berdampak terhadap kondisi psikologis remaja pengguna media sosial.
Ilustrasi media sosial Facebook dan Instagram. Foto: MichaelJayBerlin/shutterstock
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di seluruh dunia mengalami kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial. Mayoritas gangguan mental yang dialami remaja akibat penggunaan media sosial berlebih yaitu gangguan keemasan serta depresi (Anjani et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan rasa sedih atau tertekan yang berkepanjangan dan kehilangan minat (Weiten et al., 2018). Menurut survei dari Royal Society for Public Health Inggris (RSPH), salah satu aplikasi media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan, depresi, dan stres adalah Instagram (Utami, 2018).
Stres adalah serangkaian proses perilaku, mental, dan fisik yang terjadi saat organisme berusaha menghadapi peristiwa lingkungan atau rangsangan yang dianggap mengancam (Grison & Gazzaniga, 2019). Stres yang memberikan dampak pada kesehatan mental remaja secara keseluruhan karena stres dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang, terutama pada masa remaja.
Perasaan tidak percaya diri, iri, dan tidak puas dengan kehidupan sendiri pun muncul ketika individu melihat berbagai postingan yang diunggah oleh pengguna media sosial yang lainnya. Hal tersebut yang menyebabkan remaja pengguna media sosial sering merasa insecure atau hilangnya kepercayaan diri karena mereka terlalu sibuk membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, bahkan penelitian menyatakan bahwa hal tersebut dapat menimbulkan depresi, dan kecemasan (Anjani et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Menurut para remaja, gangguan mood dan keemasan dapat disebabkan oleh media sosial ketika menyadari bahwa media sosial kerap dijadikan sebagai sarana di mana konten negatif tersebar, cyberbullying dan lain sebagainya terjadi, hingga remaja rentan mengalami stres, gangguan kecemasan, kesepian, dan depresi. Ini biasanya disebabkan oleh perbandingan sosial, di mana individu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Tak jarang individu merasa lebih rendah daripada individu lain yang dianggap lebih baik dari dirinya, hal tersebut yang menciptakan situasi yang lebih buruk (Anjani et al., 2022). Selain stres dan depresi, gangguan kesehatan mental yang lainnya pun dapat terjadi seperti gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan merupakan kondisi di mana seseorang merasa cemas dan khawatir secara terus menerus dan tanpa henti, tentunya hal ini cukup serius bagi kesehatan mental remaja (Grison & Gazzaniga, 2019).
Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock
Menurut (Twenge, Spitzberg, & Campbell, 2019), gangguan mood dan kecemasan dapat disebabkan oleh media sosial ketika menyadari bahwa media sosial kerap dijadikan sebagai sarana di mana konten negatif tersebar, cyberbullying, dan lain sebagainya terjadi, hingga remaja rentan mengalami stres, gangguan kecemasan, kesepian dan depresi. Ini biasanya disebabkan oleh perbandingan sosial, di mana individu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Media sosial memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan seseorang terutama terhadap kesehatan mental. Jika remaja tidak bijak dalam penggunaannya, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami dampak buruk dari media sosial itu sendiri.
Remaja yang terlalu banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental seperti stres, gangguan keemasan, depresi, hingga timbulnya rasa ingin bunuh diri juga dapat terjadi jika tidak dapat memilah aktivitas yang baik dan buruk di media sosial.
Apabila remaja mengalami stres atau depresi dengan jangka waktu yang panjang, maka hal tersebut juga akan berpengaruh kepada kesehatan fisiknya. Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial jangan berlebihan dan gunakanlah media sosial dengan bijak agar kesehatan mental serta fisik tetap terjaga.
ADVERTISEMENT