Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Simo Hayha, Sniper Mematikan di Dunia
25 Maret 2017 18:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Ardha Franstiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Dalam suhu 20 hingga 40 derajat celsius, berpakaian putih menyerupai salju. Simo Hayha berhasil membunuh 505 tentara Soviet, sekaligus memegang rekor membunuh terbesar dalam sejarah perang musim dingin.
ADVERTISEMENT
Simo memutuskan untuk membantu Finlandia, ketika Uni Soviet yang dipimpin Joseph Stalin menginvasi Finlandia pada 30 November 1939
Dalam waktu kurang dari 100 hari. Selain menggunakan sniper, Simo juga membunuh dua ratusan tentara dengan senapan Suomi KP/-31.
Oleh karena itu Simo Hayha dijuluki White Death (Kematian Putih). Terlahir 17 Desember 1905, ditakdirkan sebagai tentara Finlandia, yang awalnya hanya seorang petani dan pemburu yang telah melewati 1 tahun masa wajib militer.
Masa perang, Soviet mencium adanya penembak jitu milik Finlandia. Soviet berencana menyingkirkannya dengan mengirim pasukan khusus dan tim counter-sniper untuk mengimbangi kemahiran Simo dalam menembak jarak jauh.
Namun karena tidak adanya tentara Soviet yang berani mendekati area dimana Simo diperkirkan bersembunyi, Soviet hanya mampu menggancarkan serangan carpet-bombing yang ditujukan hanya untuk Simo.
ADVERTISEMENT
Dengan terus menerus mengalirkan serangan counter sniper dan serangan artileri. Akhirnya sesorang tentara Soviet berhasil menembak Simo dengan peluru peledak.
The White Death berhasil dihentikan pada tanggal 6 Maret 1940. Ketika ditemukan dan dibawa ke markas, setengah dari rahangnya hancur.
13 hari setelah tertembak, Simo Hayha terbangun dari tidur panjangnya pada 13 Maret 1940. Dan Tepat dihari itu, pihak Rusia juga Finlandia memutuskan berdamai serta menghentikan perang.
Jauh hari ketika perjanjian perdamaian ditandatangani. Simo diberikan pangkat letnan kedua, oleh Marsekal Lapangan Carl Gustaf Emil Mannerheim.
Meski selamat, Simo mengalami cacat wajah secara permanen. Kisah Simo Hayha menjadi kisah legenda yang diceritakan dari satu sniper ke sniper lain.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1998, Simo diwawancarai tentang resep sehingga dia bisa menjadi sniper hebat.
Simo menjawab singkat, “Latihan.”
Lalu ditanya, apakah dia menyesal telah membunuh banyak manusia.
Begini jawaban Simo, “Aku hanya menjalankan tugasku, itu yang aku lakukan, sebaik mungkin akan kulakukan."
Kisah Simo menjadi inspirasi lagu White Death, sebuah lagu yang dipopulerkan band metal asal Swedia, Sabaton.
Simo Hayha meninggal pada tahun 2002, atau pada usia 96 tahun, di rumah sakit khusus veteran perang. Di nisannya tertulis tiga kata dari bahasa Finlandia, yaitu Rumah, Agama, Ibu Pertiwi.
