Rentetan Gesekan Sopir Angkutan Konvensional vs Angkutan Online

10 Maret 2017 9:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Polisi mengamankan sopir gojek yang terancam. (Foto: Lucky R/ANTARA)
Dalam 2 hari terakhir, aksi sopir angkutan kota (angkot) mogok terjadi di Tangerang dan Bandung, Penyebabnya sama, kehadiran moda transportasi online di kota mereka dianggap menggerus rezeki para sopir angkot.
ADVERTISEMENT
Perusahaan seperti Gojek, Grab, dan Uber berkembang begitu pesat dan melebarkan sayap operasi bisnisnya tidak hanya di Jakarta tapi di kota-kota lain di Indonesia.
Kemajuan layanan transportasi berbasis aplikasi ternyata memiliki dua sisi. Satu paras dia tampak indah dengan segala kemudahan yang ditawarkan. Sisi lainnya dia rawan memicu konflik.
Penumpang ojek online menerima amarah sopir bajaj (Foto: Darren Whiteside/Reuters)
Konflik yang mewarnai pertentangan angkutan konvensional dan online justru mengarah pada aksi kekerasan. Memblokade jalan dengan makian, razia paksa yang dilakukan sepihak, hingga ujungnya terjadi kekerasan adalah implikasi dari diskursus soal ekonomi berbagi yang diusung oleh aplikasi transportasi online.
kumparan melampirkan daftar keributan yang cukup besar antara penyedia angkutan konvensional dan online di Indonesia.
Depok, 3 Oktober 2015
ADVERTISEMENT
Tahun 2015 adalah saat dimana aplikasi layanan transportasi online sedang naik pamor. Gojek dan Grab mulai melebarkan sayap untuk melakukan aktivitas bisnisnya.
Ketika sedang giat-giatnya ekspansi, ojek online mendapat perlawanan dari pemain lama di dunia ojek. Triwulan terakhir tahun 2015 adalah periode awal ketegangan antara ojek pangkalan dan ojek online meninggi.
Dari banyak kasus kekerasan, yang paling kentara adalah insiden Sabtu malam 3 Oktober 2015, bentrokan antara ojek online dan ojek pangkalan terjadi di kampus Universitas Indonesia, Depok. Peristiwa ini dipicu kejadian kecil yang terjadi sebelumnya antara kedua pihak.
Peristiwa bermula ketika korban, Ibrahim (40), warga Jakarta usai mengantarkan penumpang di dalam kampus UI sekira pukul 10.00 WIB. Ketika dalam perjalanan pulang, tiba-tiba dari arah belakang dirinya dipukul oleh seorang pengendara motor yang diyakini adalah ojek pangkalan.
ADVERTISEMENT
Usai memukul kepala korban, pelaku kabur. Peristiwa itu terjadi di Kampung Kukusan, belakang ojek pangkalan UI Fakultas Teknik
Tak terima dengan kejadian ini, korban pun langsung men-share apa yang dialaminya itu ke group GoJek. Alhasil, sejumlah rekan korban pun berdatangan. Jumlah diperkirakan mencapai ratusan orang.
Aparat kepolisian Resort Kota Depok langsung melakukan penjagaan ekstra di kawasan Universitas Indonesia paska aksi sweeping yang dilakukan ojek online Gojek di wilayah tersebut
Jakarta, 22 Maret 2016
Hari itu adalah hari Selasa, hari yang sibuk di kota Jakarta. Ketika warga sedang butuh sarana transportasi, penyedia angkutan memilih tidak narik. Sopir taksi dan sopir angkot kompak turun ke jalan melakukan aksi demo.
ADVERTISEMENT
Kendaraan dan sopir tumpah ruah di jalanan protokol membuat Jakarta lumpuh. Bagi para sopir taksi, keberadaan taksi online sudah tidak bisa ditolerir. Turunnya pendapatan membuat mereka harus turun ke jalan.
Demonstrasi menuntut pelarangan taksi online (Foto: Darren Whiteside/Reuters)
Amarah justru membuat para sopir menjadi vandal. Kekerasan dipilih untuk mencapai tujuan. Jalanan Jakarta dijadikan arena pertempuran keras. Sweeping dilakukan dengan tindakan kekerasan. Sopir ojek online beratribut dihajar, pengguna ikut kena pukul.
Esoknya, giliran sopir ojek online menyerang balik. Beberapa tempat di Jakarta menjadi serangan balasan ojek online kepada angkutan umum. Tanah Abang menjadi saksi brutalitas pengrusakan angkutan umum oleh ojek online.
Depok, 6 Agustus 2016
Berawal dari sebuah insiden kekerasan personal, pembalasan kasus pemukulan satu orang merembet pada kekerasan kelompok. Beberapa orang dari ojek online hendak melakukan pembalasan setelah salah satu rekan mereka dipukuli beberapa orang terduga anggota ojek pangkalan. Kemudian aksi sweeping dilakukan di jalan Margonda, Depok, untuk menunjukkan solidaritas sesama sopir ojek online.
ADVERTISEMENT
Denpasar, 10 Januari 2017
Keberadaan taksi online di Pulau Dewata menimbulkan protes oleh kelompok yang terdiri dari sopir taksi dan sopir angkot. Mereka beranggapan bahwa pendapatan mereka turun akibat kehadiran moda transportas alternatif.
Yogyakarta, 17 Februari 2017
Demonstrasi sopir taksi di Yogyakarta dilakukan oleh hampir ratusan armada pengembudi. Mereka memarkir kendaraan mereka di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Malioboro sebagai simbol protes.
Sopir Angkot melakukan aksi protes ojek online (Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara)
Medan, 22 Februari 2017
Pengemudi ojek online terlibat bentrokan dengan becak motor. Bermula ketika pengemudi becak motor melakukan aksi sweeping terhadap salah satu pengemudi ojek online, ketegangan berlanjut menjadi bentrok antarkelompok.
Yogyakarta, 26 Februari 2017
Sebuah mobil milik pengendara aplikasi Go-Car dirusak oleh beberapa sopir taksi. Salah seorang sopir melakukan penjemputan di bagian utara Yogyakarta setelah mendapat pesanan melalui aplikasinya. Ternyata pesanan tersebut adalah jebakan yang dilakukan oleh sopir taksi.
ADVERTISEMENT
Aspal Boleh Panas, Hati dan Kepala Harus Dingin
Tidak ada yang memulai hari dengan sebuah harapan baik bahwa nanti akan ada rezeki yang dibawa ketika pulang ke rumah. Harapan baik itu pasti terucap oleh sopir taksi, sopir angkutan kota, sopir bajaj, tukang ojek, dan siapapun yang mencari nafkah di jalanan.
Jangan sampai kekerasan menjadi cara yang digunakan untuk mengelola sebuah konflik.
Aksi simpatik para sopir Gojek (Foto: Zabur Karuru/ANTARA)