Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dering Bahaya dari Kaki Gunung Gede Pangrango
26 April 2017 13:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran menggayuti rencana megaproyek MNC Lido Land. Lahan seluas 3.000 hektare bakal kompleks wisata megah bertaraf internasional di kaki gunung itu akan dibangun berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Belum apa-apa, sebagian warga sudah antipati dengan rencana pembangunan tersebut, sebab proyek Jalan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) saja sudah mengotori Danau Lido.
Sertifikat area Lido di Kabupaten Bogor kini telah dipegang oleh MNC Land, sehingga cita-cita membangun taman bermain tematik kelas dunia ala Disneyland mestinya berjalan cukup mulus --di atas kertas.
Namun seiring persiapan proyek, suara-suara resah bermunculan. Ini karena proyek yang akan difokuskan di area Danau Lido itu hanya berjarak 7 kilometer dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango --kawasan yang harus dijaga keasriannya.
Saat ini, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu kawasan konservasi terbaik sekaligus tertua di Indonesia. Taman Nasional ini menjadi tempat perlindungan bagi 2.000 spesies flora dan fauna. Beberapa di antaranya adalah fauna langka seperti Owa Jawa dan Macan Tutul.
ADVERTISEMENT
Aktivis lingkungan Elan Juanda mengatakan, area konservasi bisa saja terdampak oleh proyek dan keramaian meski kawasan tersebut tak diusik.
“Saya khawatir akan ada degradasi kualitas kawasan konservasi di sana,” ujar Elan kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (21/4).
Elan yang aktif dalam program konservasi dan paham dengan seluk-beluk Taman Nasional, bukannya cemas tanpa alasan. Dia mencontohkan temuannya pada tahun 2014.
“Dahulu kami melihat banyak macan tutul keluar dari area yang biasanya mereka tinggali. Hal ini diduga karena banyaknya warga yang melakukan aktivitas seperti pertanian dan peternakan (makin dekat dengan ekosistem mereka),” kata Elan.
Tim kumparan mengecek jarak lahan milik MNC Land dengan area konservasi. Kami mengunjungi titik terdekat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dari Danau Lido, yakni di Desa Bodogol. Di sana, tembok pembatas proyek berdiri berhadapan dengan kawasan konservasi, tak jauh darinya.
ADVERTISEMENT
Kecemasan juga muncul dari warga setempat. Ketua Karang Taruna Kecamatan Cigombong, Ramadhita, khawatir kelestarian lingkungan di tempat tinggalnya terancam jika proyek mulai berjalan.
“Sebagai orang yang memiliki kedekatan emosional, saya khawatir,” kata Rama.
Rama hanya bisa berharap bahwa jika nantinya pembangunan berjalan bisa meminimilasir dampak-dampak kerusakan yang mungkin timbul.
“Pasti ada kerugian di sisi lingkungan. Masyarakat berharap ada pencegahan kalau ada kerusakan. Tapi saya harap ada pencegahan dari pengembang,” imbuhnya.
Pakar Konservasi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Dr Hatma Suryatmodjo mengatakan, megaproyek yang terletak dekat dengan area konservasi harus benar-benar memiliki Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang menjamin perlindungan habitat.
“Amdal harus detail dan bisa meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan,” ujar Hatma.
ADVERTISEMENT
Ia tak memungkiri pengaruh buruk terhadap lingkungan sulit dihindari. “Jelas akan berpengaruh, karena ada usikan eksternal.”
Kehadiran proyek di atau dekat area Taman Nasional masih sering terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan payung hukum yang memiliki celah.
Di Indonesia, belum ada ketentuan yang mengatur tentang bagaimana seharusnya kawasan di sekitar area konservasi dibangun. Pagar perlindungan terhadap ekosistem harus lewat hutan lindung sebagai pemisah antara kawasan konservasi dengan area lainnya.
“Menjaga kawasan konservasi itu lebih mendesak dari proyek apapun,” kata Hatma.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak MNC Land belum bisa dimintai keterangan. Corporate Secretary MNC Land mengatakan jajaran direksi perusahaan sedang melakukan kunjungan bisnis ke Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Namun menurut laman MNC Land, Lido City menyatakan akan mengedepankan konstruksi ramah lingkungan.
Hingga saat ini, belum diketahui detail rancangan persebaran proyek di lahan 3.000 hektare tersebut.