Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kelompok Radikal Diduga Berada di Balik Serangan St Petersburg
4 April 2017 6:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah sempat ragu dalam melihat motif ledakan di stasiun St Petersbug, pemerintah Rusia akhirnya menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan serangan bom yang dilakukan oleh kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters yang mengutip dari Interfax, Lembaga Anti-teror Rusia menyebutkan bahwa ledakan tersebut merupakan sebuah serangan bom bunuh diri. Pelaku diduga kuat berafiliasi dengan organisasi teror berhaluan Islam radikal.
Belum ada pernyataan dari organisasi teror tertentu yang biasanya muncul beberapa saat setelah sebuah serangan terorisme terjadi. Otoritas Rusia juga belum secara tegas menyebutkan organisasi apa yang bertanggung jawab terhadap serangan tersebut, meski penanganan yang dilakukan sesuai dengan standar operasi anti-teror.
Sebelumnya, media Rusia memberitakan sebuah rekaman CCTV yang menunjukkan sesosok pria yang diduga pelaku pemboman. Pria berjanggut lebat dengan topi khas sebuah komunitas muslim di Rusia berjalan memasuki kereta nahas tersebut. Kemudian, kabar beredar bahwa sosok pria tersebut tidak dianggap sebagai orang yang dicurigai.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, otoritas Rusia mendapati temuan baru yaitu kondisi mayat yang terindikasi sebagai pelaku bom bunuh diri. Keadaan mayat yang sudah tidak utuh akibat berada terlalu dekat dengan sumber ledakan sangat identik dengan mayat pelaku bom bunuh diri pada umumnya. Diduga, pelaku merupakan seorang pria berusia 23 tahun berasal dari negara Asia Tengah.
Sebuah sumber dari kepolisian Rusia juga menyebutkan bahwa semua bukti yang diperoleh memperkuat dugaan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh serangan organisasi ekstremis Islam.
Jika benar ledakan tersebut merupakan serangan teror, publik akan menyalahkan keterlibatan pemerintah Rusia dalam perang sipil di Suriah. Rusia ikut terlibat dalam operasi militer menumpas pemberontak Suriah dan militan ISIS.
Sudah menjadi watak ISIS jika ada sebuah negara yang telah dianggap memusuhi mereka, serangan teror di ruang publik akan menjadi cara yang ditempuh sebagai pembalasan. Rusia sendiri pernah menjadi target serangan ISIS. Organisasi teror tersebut pernah menembak jatuh pesawat sipil yang membawa turis bekebangsaan Rusia setelah berlibur dari Laut Merah. Seluruh penumpang berjumlah 224 orang tewas dalam kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini