Memahami Watak Pitbull Agar Kasus Bocah Digigit Anjing Tak Terulang

7 Agustus 2017 16:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing Pitbull (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anjing Pitbull (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang bocah berusia 8 tahun bernama Ramisya Bazigha tewas karena gigitan anjing peliharaan ketika berusaha mengambil boneka miliknya. Padahal, anjing berjenis pitbull ini biasa tinggal satu atap dengan korban di rumah orang tuanya di Lowokwaru, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kejadian bermula ketika Ramisya tengah bermain sendirian di area rumahnya. Anjing bernama Sapi itu menerkam Ramisya ketika bocah itu mengambil bonekanya yang terjatuh.
Kasus ini direspons beragam. Beberapa pihak cenderung menyalahkan anjing, ada juga yang menyalahkan pemilik. Agar kasus semacam ini tidak berulang, ada baiknya sebagai pemilik memahami betul karakter hewan yang akan dipelihara. Misalnya saja anjing pitbull.
Pitbull secara karakter dan watak cenderung sama dengan yang lainnya. Menurut unggahan Garda Satwa Indonesia di akun Instagram mereka, setiap anjing adalah makhluk instinctual. Dia akan bekerja sesuai dengan naluri yang ada.
Yang paling membedakan adalah bagian fisik. Anjing jenis ini kebetulan lahir dengan rahang dan gigi yang kuat. Ia juga memiliki tenaga yang lebih besar dari jenis anjing lainnya. Anjing pitbull juga memiliki bakat otot yang kekar. Beberapa anjing pitbull mampu mencapai tahapan sebagai penarik beban berat.
ADVERTISEMENT
Di negara dengan budaya memelihara anjing seperti di Amerika Serikat, data dari organisasi nirlaba American Temperament Test Society menyebutkan bahwa anjing jenis pitbull berada di urutan teratas dalam kasus serangan anjing dari tahun 1982 hingga 2000 sebanyak 47 persen kematian dan 56 persen luka.
Bila data sepintas mendukung argumen bahwa pitbull adalah hewan berbahaya, namun kenyataannya tidak. Sandra Sawchuk, instruktur klinis di Rumah Sakit Hewan di University of Winconsin, Amerika Serikat, berujar bahwa setiap anjing memiliki perilaku menggigit yang sama.
“Jelas saja setiap gigitan dari seekor pitbull dapat menyebabkan seseorang berakhir di Unit Gawat Darurat. Sedangkan gigitan anjing poodle hanya akan menjadi bahan tertawaan bagi pemiliknya,” ucap Sawchuk dikutip dari Journal Times.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sawchuk menuturkan bahwa perilaku pitbull yang garang merupakan kesalahan pemiliknya. “Banyak orang menempatkan anjing semata-mata sebagai simbol status sosial.” Sawchuk melanjutkan, “Itulah alasan paling mendasar mengapa Pitbull berperilaku buruk.”
Anak kecil yang akrab dengan Pitbull (Foto: Instagram: @vincent.atlas.tuva)
zoom-in-whitePerbesar
Anak kecil yang akrab dengan Pitbull (Foto: Instagram: @vincent.atlas.tuva)
Beberapa pegiat dan pelatih satwa juga menyuarakan gagasan yang sama seperti Sawchuk: menolak menyalahkan hewan. Septian Dhennis, pelatih di Dee Dog Solution Jakarta, menyebutkan bahwa pitbull sebagai anjing keluarganya sebenarnya memiliki insting yang sama seperti anjing lainnya.
Dhennis menuturkan bahwa pemilik harus membiasakan anjingnya dengan kehidupan sehari-hari. “Nggak bisa cuma di kandang lalu dilepas untuk makan doang, masuk kandang lagi, lalu di rantai,” ucap Dhennis kepada kumparan (kumparan.com) Senin (7/8).
Kebiasaan itu menurut Dhennis dapat menghindari risiko gesekan antara aktivitas manusia dan perilaku anjing. Perlu diingat; anjing dengan naluri mereka bisa saja menyakiti, tidak seperti manusia dengan akal budinya.
ADVERTISEMENT
Membiasakan anjing bisa dengan berbagai cara. Pertama dengan membiasakan sosialisasi. Tanpa sosialisasi, anjing tidak akan mengetahui perilaku manusia. “Semua anjing kalau nggak banyak bersosialisasi dan nggak dilatih pasti begitu. Itu sangat umum.”
Yang kedua adalah proses pendekatan dengan anjing. Dhennis menyarankan bahwa bertemu anjing perlu beberapa tahapan. Kita tidak bisa langsung menyentuh anjing tersebut. “Jadi diem aja sampai dia ngedeketin dan ngendus-ngendus kita sendiri. Dia sudah mulai deket, ekor mulai goyang, kita baru mulai ngulurin tangan.”
Anjing dapat membuktikan dirinya ramah dengan anak dan dekat dengan keluarga, Dhennis menuturkan bahwa kunci jinak tidaknya anjing adalah dengan membiasakan mereka dengan kehidupan manusia.
"Kalau punya pitbull, atau bahkan anjing jenis lainnya, dia harus respect sama yang punya. Dia harus tahu dan terbiasa dengan kata no dan kata good.”
ADVERTISEMENT
Fungsi dari dua kalimat itu adalah untuk menunjukkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anjing.
Namun, hubungan dengan anak kecil perlu komunikasi lebih. “Jika masih usia satu tahun jangan membiarkan anak mendekatkan diri dengan anjing. Perlu diberi tahu perilaku anjing seperti jika anjingnya marah.”
Dhennis menuturkan bahwa anak kecil perlu mengerti perilaku anjing ketika melihat apa yang mereka anggap mainan. Insting anjing menggiring mereka untuk menganggap setiap barang yang jatuh atau terlempar di depan dia akan mengejar barang tersebut dan menganggapnya mainan.
“Jadi dikejar, maka barang itu diangap mainan. Anjing itu protect dengan apa yang jadi mainan dia. Kadang kalau dia protect, ini mainan saya.Anjing itu ada dua tipe; kalau dia protect dia akan menggeram. Kalau masih nekat dia akan menggigit.”
ADVERTISEMENT