Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Membandingkan Gaokao di China dan Ujian Masuk Harvard
9 Juni 2017 9:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pelajar kelas tiga Sekolah Menengah di Chongqing School bernama Yang Dongdong tengah sibuk mempersiapkan ujian untuk mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Kampus yang menjadi target Yang bukan kampus di dalam negeri seperti teman-temannya yang lain. Yang sedang berusaha menggapai cita-cita untuk kuliah di Inggris.
ADVERTISEMENT
Usaha Yang untuk memilih jauh-jauh kuliah di Inggris dibanding kuliah di negeri sendiri bukan karena gengsi atau pilihan yang mempersulit diri. Bagi pelajar China seperti Yang, kuliah di luar negeri justru menjadi pilihan yang lebih rasional daripada berambisi menempuh pendidikan sarjana di kampus China bonafide seperti Tsinghua dan Peking University.
“Jika saya ingin masuk ke kampus seperti Tsinghua dan Peking, saya harus bersusah payah untuk bersiap menghadapi ujian Gaokao (ujian masuk perguruan tinggi). Saya ingin bersenang-senang di sekolah, sesuatu yang tidak akan saya sia-siakan dalam hidup saya,” ujar Yang kepada China Daily.
Yang bukan satu-satunya pelajar China yang marah kepada ujian Gaokao. Setiap tahun, jutaan pelajar kelas tiga harus belajar seharian penuh untuk tes masuk kuliah yang katanya tersulit di dunia. Tantangan pertama memasuki dunia kuliah adalah dengan menjalani tes sembilan jam selama dua hari.
ADVERTISEMENT
Materinya terdiri dari matematika, ilmu alam, bahasa Inggris dan Bahasa China. Bukan hanya pilihan ganda, Gaokao juga memiliki esai 800 kata. Yang membuatnya sangat menakutkan adalah tes ini menjadi momen sekali seumur hidup. Jika Anda gagal, niscaya Anda akan mendapat kampus yang tidak sesuai keinginan. Dalam bahasa mereka, ketika Anda gagal Gaokao, maka hidup Anda gagal.
Gaokao justru menjadi tes yang dihindari oleh pelajar dari negerinya sendiri. Angka pendaftaran Gaokao terus merosot. Menurut data Kementerian Pendidikan China yang dikutip dari China Daily, hanya 72,736 pelajar yang mendaftar Gaokao pada 2013 jika dibandingkan dengan 126 ribu pada 2006. Selain itu, angka pelajar China yang mendaftar ke luar negeri juga terus meningkat. Pada tahun 2012 saja, 399.600 pelajar memilih kuliah ke luar negeri setiap tahunnya. Pelajar China sadar bahwa mereka sedang menghadpi ujian nasional tersulit di dunia.
Ujian masuk kuliah nyatanya menjadi kesulitan universal yang dihadapi semua pelajar di seluruh dunia. Seluruh kampus di dunia memiliki ujiannya masing-masing. Anak SMA di Indonesia harus lulus Ujian Nasional lalu ujian mandiri di SNMPTN untuk bisa kuliah di kampus negeri. Pelajar AS akan menempuh tes SAT, GRE, GMAT untuk masuk universitas. Korea Selatan memiliki sistem Suneung sebagai penentuan apakah siswa itu layak atau tidak. Namun, kenapa Gaokao disebut sebagai yang tersulit di dunia?
ADVERTISEMENT
Pelajar Indonesia yang sedang mendaftar perguruan tinggi harus mengikuti skema Ujian Nasional dan ujian kompetitif seperti SNMPTN. Ujian Nasional tak lagi menjadi indikator kelulusan memungkinkan kita fokus dengan ujian masuk kuliah. Untuk masuk kuliah, ada beberapa skenario. Anda bisa lewat jalur nilai rapor (SNMPTN), lalu tes tertulis (SBMPTN), jika gagal lagi ada ujian mandiri yang diadakan masing-masing kampus. Jika gagal, Anda bisa mencoba tahun depan atau beralih ke kampus swasta.
Jika dibandingkan dengan China, pelajar Indonesia tidak perlu dihadapkan pada tes sekali seumur hidup yang menentukan masa depan Anda. Tentu pelajar-pelajar di Indonesia akan sungguh-sungguh mempersiapkan ujiannya karena sadar akan menghadapi pertanyaan yang tidak mudah.
Perbandingan dengan Harvard
ADVERTISEMENT
Mari bandingkan dengan ujian masuk di AS dengan mengambil contoh di kampus Harvard University. Pelajar AS yang masuk ke Harvard diminta memiliki sertifikat tes SAT Reasoning Test. Sertifikat SAT jamak dijumpai dalam setiap kolom pendaftaran kampus-kampus barat. Tes SAT terdiri membaca, matematika, menulis bahasa Inggris dengan durasi 2,5 jam.
Namun SAT bukan satu-satunya jalur untuk masuk Harvard. Kampus yang terletak di Massachussets ini membolehkan mengambil tes khusus yang disediakan kampus jika tidak mampu menjangkau biaya tes. Sistem ini terhitung longgar karena memberikan siswa keleluasaan untuk memilih sendiri jenis tes dan kampus pilihan.
Sistem yang sama juga diterapkan di Eropa. Ambil contoh di Inggris, setiap siswa harus memiliki sertifikat GCE A Level sebelum menjalani tes khusus untuk di level fakultas yang berisi pengetahuan terkait masing-masing disiplin. Misalnya Fakultas Hukum akan mewajibkan kandidat mengambil Cambridge Law Test. Begitu juga fakultas lainnya yang menyediakan tes tematik.
ADVERTISEMENT
Tidak dipungkiri jika tes di Harvard dan Oxford menetapkan standar penilaian yang ketat. Hal tersebut wajar mengingat kedua kampus adalah institusi papan atas di dunia. Kampus lain di kedua kawasan tersebut biasanya juga memiliki standar masuk yang ketat.
Suneung di Korea Selatan
Korea Selatan memiliki sistem ujian bernama Suneung. Ujian ini dijalankan dengan begitu khidmat oleh pemerintah Korea Selatan. Hari pelaksanaan Suneung merupakan hari libur nasional di Korsel. Semua aktivitas bisnis harus menghormati ujian nasional Korsel yang biasa dilangsungkan bulan November setiap tahunnya.
Tidak heran jika melihat betapa seluruh rakyat Korsel berkhidmat ketika generasi penerus mereka yang masih kelas 3 SMA menjalani ujian. Hasil ujian Suneung menjadi acuan tunggal di mana mereka akan kuliah kelak. Suneung menjadi pertaruhan hidup warga Korsel yang gila belajar ini.
ADVERTISEMENT
Gaokao sendiri sama-sama memberi suasana menegangkan bagi para pesertanya seperti Suneung. Hasil tes Gakao begitu menentukan nasib para pelajar masuk ke perguruan tinggi. Nyatanya ketegangan yang ditimbulkan oleh sistem Gaokao dan Suneung sebagai tes sekali seumur hidup menjadi tekanan sendiri yang membuat ujian ini terasa begitu sulit.
Pelajar China yang tegang masih harus berurusan dengan soal-soal yang diberikan terkenal amat sulit baik dari segi pertanyaan dan teknis ujian. Setiap siswa harus menyelesaikan soal wajib yang terdiri dari matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin. Setelah itu, mereka diminta memilih dua mata pelajaran tambahan di antara fisika, kimia, biologi, sejarah, geografi, dan ilmu politik. Total lima pelajaran harus ditempuh dalam 9 jam tes.
ADVERTISEMENT
Mengenai kurikulum, laporan Guardian menyebutkan bahwa Gaokao berisi soal yang terlampau sulit untuk pelajar SMA. Kurikulum Matematika hampir serupa dengan pelajaran berhitung di universitas AS. Yang paling sulit adalah Bahasa Mandarin. Setiap pelajar harus menulis esai dalam satu tema tertentu dan diberi waktu satu jam.
Pilihan soal tidak hanya terdiri dari pilihan ganda atau esai. Peserta tes akan mendapati pilihan esai dengan ragam jenis pertanyaan. Anda bisa saja diminta melakukan pengandaian tentang sejarah masa lalu dan dijabarkan dalam 800 kata.
Jika dibandingkan, tes Gaokao memiliki dampak yang signifikan dibanding tes SAT untuk masuk Harvard atau CGE A Level untuk masuk Oxford. Pelajar AS dan Inggris masih memiliki skenario lain untuk mendaftar kuliah. Materi pelajaran tes Gaokao lebih menggunung dibanding tes tematik yang diselenggarakan masing-masing fakultas di kampus negara Barat yang menyesuaikan disiplin masing-masing. Tidak heran jika statistik Kementerian Pendidikan China melansir 300 ribu pelajar China yang berkuliah di AS, dan 90 ribu pelajar di Inggris.
ADVERTISEMENT
Pelajar China seakan melewati fase hidup penuh ketegang dengan persiapan tes sekali seumur hidup Anda dan masih harus berurusan dengan materi yang begitu banyak dengan teknis ujian yang begitu berdurasi pendek menyesakkan nafas. Orang China menyebut Gaokao dengan istilah dumuqiao, atau jalan hidup suit yang mesti ditempuh setiap orang. Kini kisah Yang untuk lebih memilih berjuang kuliah di luar negeri dibanding di negeri sendiri dapat dipahami.