Pelajaran Ngapak untuk Bapak Presiden

20 Juni 2017 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi bagikan KIP di Wonosobo (Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bagikan KIP di Wonosobo (Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Kunjungan dinas Presiden Joko Widodo kembali diisi dengan kisah menarik yakni interaksi lucu antara pemimpin negara dan rakyat biasa.
ADVERTISEMENT
Di sela perjalanan dinas ke Kabupaten Kroya, Jawa Tengah, pada Kamis (15/6), seperti biasa Jokowi berinteraksi dengan anak-anak daerah sambil mempersiapkan sepeda hadiah andalannya. Pada saat itu ada seorang anak memberi pelajaran kepada Presidennya tentang bahasa ngapak yang dituturkan di daerah setempat.
Presiden mungkin sedang bosan dengan format kuis yang biasa jadi seremoni wajib sebelum membagi sepeda. Ia sedang ingin melihat anak-anak Indonesia unjuk bakat. Dalam beberapa waktu terakhir, kunjungan Presiden menjadi ajang unjuk bakat anak Indonesia, dari beatbox, silat, hingga breakdancing.
Kali ini, anak bernama Razasfara Haikal Ramadan diminta mengajari Jokowi tentang bahasa daerah setempat yaitu Ngapak Banyumasan.
ADVERTISEMENT
Raza mengajari Presiden kata demi kata tentang bahasa ngapak. Hingga akhirnya satu kata terucap memancing tawa. “Enyong kencot,” sebut Jokowi yang artinya saya lapar. Dengan pelafalan ngapak begitu kental, semua tertawa dibuatnya - termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Begitulah cara kerja bahasa ngapak memancing tawa. Ngapak akan selalu terdengar berkarakter bahkan di telinga penutur bahasa Jawa dari Surakarta seperti Jokowi.
“Ungkapan ini berbeda dengan tempat lain di Jawa, apalagi di pulau Jawa,” tulis Jokowi yang dikutip kumparan (kumparan.com) dari laman Facebook resminya.
Melihat Jawa bagian tengah saja, kita akan menemui berbagai macam dialek yang sangat berbeda satu sama lain. Linguis asal Belanda yang meneliti bahasa Jawa, Eugenius Uhlenbeck, mengungkapkan di Jawa bagian tengah sendiri terdapat 4 dialek dan 13 sub-dialek Jawa.
ADVERTISEMENT
Ngapak sendiri dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di Karesidenan Banyumas yaitu Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Brebes, dan Pemalang. Logat huruf mati yang kental serta bahasa yang menggebu-gebu terdengar lucu di telinga yang mendengarnya.
Perbedaan tutur bahasa dengan daerah asal membuat Presiden berpesan bahwa Indonesia memiliki keragaman bahasa yang begitu banyak.
“Razasfara mengingatkan kita bahwa Indonesia begitu kaya, memiliki setidaknya 1100 bahasa daerah,” ucap Jokowi.
Momen berbicara ngapak tidak hanya berguna untuk meregangkan saraf melalui gelak tawa. Ngapak menjadi pengingat bahwa bangsa kita memiliki bahasa yang begitu puspawarna.