Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
"Places Youll Pray", Ketika Muslim Beribadah di Mana Saja
28 Mei 2017 18:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Hidup sebagai minoritas, Muslim di Amerika Serikat sering menerima perlakuan tidak ramah. Dalam laporan Huffington Post, kasus yang disebabkan oleh Islamofobia mencapai lebih dari 400 di seluruh AS sepanjang tahun 2016. Sehingga, mereka mengalami pembatasan kegiatan beribadah, ekspresi dikurung, dan ancaman kekerasan membayangi keseharian Muslim Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini juga menjadi pengalaman pahit yang dialami oleh Sana Ullah, Muslimah AS keturunan Bangladesh yang berprofesi sebagai fotografer. Jika kita yang tinggal di negara mayoritas Muslim bisa beribadah dengan nyaman di masjid, ia menghadapi fasilitas peribadatan yang minim. Salat lima waktu belum tentu ia jalankan di musala atau masjid.
Suatu hari ketika Ullah berjalan-jalan di Mall bersama keluarganya, ia kebingungan ketika mencari tempat untuk beribadah ketika waktu salat tiba. Ullah dan keluarga akhirnya terpaksa salat di ruang ganti mall.
Kenangan itu tidak membuat ia malu mengakui keterbatasannya. Ia malah menemukan bahwa Umat Muslim merespon keterbatasan dengan bersahaja. Hal ini justru mendorong Ullah untuk meluncurkan sebuah proyek foto bertema berjudul Places Youll Pray di Instagram dan Twitter. Lewat proyek ini, Ullah ingin menunjukkan bagaimana Islam bisa menunjukkan kedamaian lewat ibadah salat lima waktu di manapun
ADVERTISEMENT
“Mayoritas Muslim bukanlah kumpulan orang jahat yang selama ini diberitakan di media, yang suka menyakiti orang lain, namun mereka adalah sosok yang cinta damai dan menemukan kedamaian dengan beribadah lima kali sehari," ujar Ullah kepada Buzzfeed.
Proyek ini dikemas Ullah dengan mengajak kontributor untuk mengunggah aktivitas ibadah mereka di tempat umum. Unggahan pertama akun Instagram Places Youll Pray foto mahasiswi sedang salat di antara rak buku Perpustakaan Florida Atlantic University pada 3 Januari 2015.
Namun setiap foto memiliki ceritanya masing-masing. Foto mahasiswi di perpustakaan menyingkap bagaimana mahasiswi Muslim dipandang aneh di kampus. "Saya memang tidak pernah menjumpai masalah. Tapi seringkali ketika saya beribadah, banyak orang melihat ke arah saya- jika saya beribadah di depan kamar mandi - mereka pasti akan memandang saya," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Kisah lain adalah foto seorang pria yang beribadah di lapangan basket. Subjek foto bercerita kepada Ullah: "Pertama kali saya beribadah di lapangan basket saat kelas 7 bersama 15 saudara lainnya. Semuanya sangat canggung awalnya, tapi setelah beberapa kali, rasanya sama seperti salat di Masjid."
Meski awalnya diisi oleh para Muslim asal AS, animo untuk ikut dalam serial foto ini semakin meluas. Minoritas Muslim di tempat lain ikut merayakan keterbatasan. Salah satu momen emosional yang terekam adalah para imigran yang ditolak masuk AS akibat kebijakan Muslim Ban sedang melakukan salat di pengambilan bagasi Bandara Texas.
Pemeluk Islam di seluruh dunia mengumpulkan momen ibadah mereka dengan berbagai lanskap yang indah. Beberapa di antaranya bahkan beribadah di tengah destinasi pariwisata yang instagramable. Tagar #PlacesYoullPray menjelajah ke seluruh dunia. Tembok Besar di China, reruntuhan tembok tua di Lebanon, dan gunung di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, beberapa momen berlokasi di Indonesia lolos kurasi. Ibadah pelancong di Kawah Ijen, Banyuwangi, dan Aksi Damai 212
Anda bisa ikut memberi warna proyek Places Youll Pray ini hanya dengan menambahkan tagar #PlacesYoullPray dalam unggahan anda. Namun, Ullah mengingatkan bahwa proyek ini bukan ajang pamer kesalehan. "Saya berharap dapat menjembatani komunikasi tentang Islam dengan masyarakat Non-Muslim," ungkap Ullah.