Rakyat Jalur Gaza Terancam Kekurangan Pasokan Listrik

4 Mei 2017 0:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gaza, kota yang tidak mampu mengakses listrik (Foto: AP Photo/ Khalil Hamra)
Hubungan dua kelompok politik di Palestina, Hamas dan Fatah, kembali memanas. Pemerintah Palestina di Tepi Barat yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas dari Fatah menggertak Hamas untuk menghentikan kucuran dana terhadap kebutuhan listrik di Gaza.
ADVERTISEMENT
Dilansir Associated Press, pejabat senior Hamas pada Rabu (3/5) mengancam bahwa pemerintahnya akan mengurangi pasokan bantuan ke Gaza yang menjadi wilayah Hamas.
Hussein al-Sheikh, kepala Civil Affairs Department, mengungkapkan bahwa Hamas mengambil keuntungan dari iuran listrik penduduk Gaza. "Kami tidak akan melanjutkan pendanaan terhadap kudeta Hamas di Gaza," ujarnya kepada siaran radio Voice of Palestina.
Al-Sheikh berujar bahwa agenda tersebut bertujuan untuk menguras sumber daya Hamas. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada niatan untuk mencelakai penduduk Gaza.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Foto: AP Photo/ Raad Adayleh)
Gagasan ini direspons keras oleh Hamas. Kelompok politik yang memilih melawan Israel dengan senjata ini menyebutkan bahwa pemerintah Abbas tidak bertanggung jawab dan akan menimbulkan bencana bagi dua juta penduduk Gaza.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum menuduh Abbas melakukan kerja sama dengan Israel untuk menekan Hamas. "Hari ini, Abbas menempatkan dirinya dalam konfrontasi dengan rakyat Palestina," kata Barhoum.
Barhoum kemudian berkata bahwa langkah Abbas dan pemerintahan Fatah akan berujung sangat serius. "Konsekuensi ini akan sangat mengerikan, tidak hanya untuk Hamas yang seperti mereka pikirkan, tapi untuk seluruh rakyat Gaza," sambungnya.
Gertakan ini seakan terus memperkeruh hubungan antara Hamas dan Fatah sejak 2007. Pada saat itu, kelompok militan menduduki Gaza yang mengubah Hamas menjadi lebih keras baik kepada pemerintah Palestina maupun Israel.
Upaya rekonsiliasi yang dilakukan beberapa kali terus berujung kegagalan. Abbas terus menekan Hamas untuk menyerahkan tanah yang mereka kuasai di Gaza. Fatah memiliki kepentingan untuk meraih legitimasi di Gaza karena dapat melancarkan klaim mereka sebagai penguasa sah Palestina.
ADVERTISEMENT
Rakyat Gaza hidup kekurangan listrik (Foto: AP Photo/ Khalil Hamra)
Padahal kondisi rakyat Gaza benar-benar mengkhawatirkan akibat krisis energi. Suplai energi Gaza jauh berkurang sejak blokade oleh Israel dan Mesir akibat pendudukan Hamas di Gaza. Saat ini, Gaza hanya mampu mendapat listrik selama enam sampai dua belas jam.
Sejauh ini, 30 persen suplai listrik Gaza disuplai oleh 10 pembangkit listrik dari Israel. Negeri Zionis tersebut menyuplai listrik dengan pemberlakuan pajak terhadap pemerintah Fatah.