Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Situ Lengkong: Wisata Sejarah dan Religi di Panjalu
27 Juni 2022 14:49 WIB
Tulisan dari Ardhika Rasya Rahma Dani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Gerbang sebelum memasuki kawasan makam Prabu Haryang Kencana. (Foto: Dokumen Pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01g6ggf314dz9vxmky1wm15nhn.jpg)
ADVERTISEMENT
Situ Lengkong menjadi salah satu tempat wisata sejarah sekaligus menjadi tempat untuk berziarah yang sangat terkenal di Ciamis. tempat ini terkenal sampai ke berbagai daerah seperti Tasikmalaya, Bandung, bahkan hingga ke luar Jawa Barat.
![Makam Prabu Haryang Kencana. (Foto: Dokumen Pribadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01g6gghvcxcy6nkqbgbtk4mqh3.jpg)
Konon, Situ Lengkong dahulunya menjadi kawasan dari Pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu Ciamis. Kawasan wisata ini menjadi begitu terkenal karena memiliki kisah menarik di balik keindahan danaunya. Pada kawasan ini terdapat makam dari salah satu tokoh terkenal di Panjalu Ciamis. Makam ini adalah makam dari anak Borosngora yaitu Raden Prabu Haryang Kencana bin Prabu Borosngora.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan yang diberikan oleh salah satu tokoh setempat dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022, bahwasanya Prabu Borosngora pernah berguru kepada Sayyidina Ali di Mekkah atas perintah ayahnya Prabu Cakra Dewa. Setelah beberapa lama beliau berguru kepada Sayyidina Ali di Mekkah, akhirnya Prabu Borosngora kembali lagi ke Panjalu dengan membawa beberapa cendramata. Salah satu di antaranya adalah amanat yang diberikan oleh ayah beliau yaitu Prabu Borosngora harus bisa membawa air dalam batok kelapa yang dibawahnya berlubang. Prabu Borosngora menyampaikan pesan ayahnya itu kepada Sayyidina Ali. Kemudian Sayyidina Ali menyuruh Borosngora untuk membawa air Zam Zam. Atas izin dari Allah, air Zam Zam yang dibawa ternyata tidak tumpah. Air Zam Zam itulah yang menjadi salah satu cendramata yang dibawa oleh beliau ke Panjalu. Lalu ada pedang yang diberikan oleh Sayyidina Ali dan pedang tersebut disimpan di Museum yang bernama Museum Bumi Alit.
Setelah Borosngora kembali ke Panjalu, air Zam Zam yang dibawanya ia tumpahkan sebuah danau yang sekarang bernama Situ Panjalu. Konon sebelum ditumpahkannya air Zam Zam yang beliau bawa, termpat itu bernama Legok Jambu.
ADVERTISEMENT
Setelah peristiwa itu, Borosngora mendirikan Kerajaan di kawasan ini. Konon setelah tahta kerajaan Panjalu diberikan kepada anaknya, Prabu Borosngora pergi menuju Sukabumi. Yang menjadi misteri hingga saat ini adalah makam dari Prabu Borosngora tidak ada yang pernah mengetahuinya secara pasti keberadaan makan itu dan hanya terdapat banyak petilasannya saja.
Setelah anaknya yaitu Prabu Haryang Kencana wafat dan dimakamkan tepat di tengah-tengah dari danau atau Situ Lengkong, kawasan ini menjadi ramai dikunjungi oleh para peziarah yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa bahkan dari luar pulau Jawa.
Awal mula dari terkenalnya kawasan ini adalah ketika Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) datang ke Panjalu dan memberitahukan bahwa di Situ Panjalu terdapat makam dari anaknya Prabu Borosngora.
ADVERTISEMENT
Selain kisah sejarahnya yang menarik untuk dipelajari, kawasan Situ Lengkong Panjalu juga memiliki pemandangan yang sangat indah. Apalagi letaknya yang tidak terlalu sulit untuk dijangkau, menjadikan Situ Lengkong layak untuk masuk ke dalam daftar destinasi wisata yang murah meriah.
Tidak ada biaya tiket masuk yang diperlukan untuk mengunjungi kawasan wisata religi ini. Kita hanya perlu membayar biaya untuk menaiki perahu menuju ke tengah danau agar bisa mengunjungi makam dari Prabu Haryang Kencana. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa prahu adalah Rp 10.000 untuk satu orang.