Konten dari Pengguna

Lebih Mengenal Nicolaus Copernicus Dan Teori Astronominya

Ardi Hardiansyah
Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia
12 November 2024 8:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 27 November 2024 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ardi Hardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nicolaus Copernicus. Foto: Dokumen Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Nicolaus Copernicus. Foto: Dokumen Pribadi.
ADVERTISEMENT
Nicolaus Copernicus adalah astronom sekaligus matematikawan berkebangsaan Polandia di masa Rennaissance. Ia lahir di Torun, Polandia pada 19 Februari 1473 dan ia merupakan anak dari pasangan Mikolaj ibunya dan Barbara Watzenrode ayahnya.
Ilustrasi Polandia. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Polandia. Foto: Pexels
Namanya terkenal setelah menemukan teori Heliosentris. Yakni Menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat dari tata surya. Teori ini kemudian memberikan perubahan signifikan berupa revolusi sains dengan munculnya ilmuwan seperti Galileo Galilei, Rene Descartes, hingga Issac Newton.
Heliosentris. Foto: Pexels
Pada masa mudanya Copernicus mengenyam pendidikan yang layak dan memadai. Setelah ayahnya meninggal, Nicolaus Copernicus diasuh dan dikirim oleh pamannya, Lucas Watzenrode untuk belajar di sekolah St John di Torun, di mana saat itu sang paman yang menjadi kepala sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ia juga dimasukkan ke Sekolah Katedral di Wloclawek, institusi pendidikan untuk mempersiapkan muridnya masuk ke Universitas Krakow. Lalu pada 1492 ia menduduki jenjang perkuliahan di Jurusan Seni Fakultas Astronomi dan Matematika. Di Universitas Krakow Copernicus memahami serta mempelajari ilmu yang kuat dalam bidang matematika, astronomi. dan juga mempelajari dengan baik konsep filsafat Aristoteles.
Selama empat tahun kuliah di Krakow Copernicus mengasah daya kritisnya dan membangun logikanya dengan membandingkan dua sistem yang dikenal dibidang astronomi yaitu Aristotle, dan Ptolemy. Sayangnya ia meninggalkan Universitas Krakow tanpa mengambil gelarnya pada tahun 1495.
Pada pertengahan 1496 pamannya mengirimnya ke Italia dan pindah ke Bologna untuk mempelajari hukum kanokik dan ilmu astronomi di Universitas Bologna. Sejak 1496 hingga 1501 mempelajari hukum kanokik dan ilmu astronomi, Copernicus juga bertemu dengan astronom bernama Domenico Maria Novara da Ferrara. Kemudian ia menjadi murid serta asistennya.
ADVERTISEMENT
Tahun 1501, akhirnya Copernicus pindah ke Universitas Padua, serta belajar untuk menjadi dokter selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan keluar dan dua tahun kemudian, dia menamatkan pendidikan doktoral hukum gereja di Universitas Ferrara sebelum akhirnya kembali lagi ke Polandia.
Copernicus mulai mengumpulkan banyak data untuk menyempurnakan penelitiannya sehingga menjadi buku yang dikenal sebagai De Revolutionibus Orbium Coelestium. Namun, ketika selesai di 1532, dia menolak jika bukunya kemudian dicetak dan diseberluaskan secara luas karena takut jika berpotensi menjadi kontroversi. Sebab disitulah teori Heliosentris, eksposisi gagasannya terhadap dunia, penjelasannya soal pergerakan semu matahari, penjelasannya soal Bulan dengan pergerakannya di orbit, dan penjelasan tentang pergerakan lintang dari planet-planet non-Bumi ia kemukakan.
ADVERTISEMENT
Namun akhirnya berkat bujukan dari Rheticus seorang murid Copernicus, ia menyetujui untuk mencetak De Revolutionibus. Buku itu diserahkan ke Uskup Chelmno, Tiedemann Giesse. dari Giesse, buku tersebut kemudian dikirim ke Rheticus, sebelum diberikan ke penerbit Kondang di Nuernberg, Johann Petreius.
Copernicus terinspirasi dari hasil observasi ilmuwan-ilmuwan Arab. Menurut Michael Kokowski dalam Copernicus Arabic Science And The Scientific Revolution yang dimuat dalam buku ASIA, EUROPE, and the EMERGENCE of MODERN SCIENCE KNOWLEDE CROSSING BOUNDARIES, Copernicus telah menggunakan hasil observasi Thabit Ibnu Qurra Al-Harrani, Abu Ishaq Ibrahim Ibnu Yahya al-Zarqali, dan Nuruddin Al-Betrugi. Salah satu acuan yang paling penting adalah Teknik Geometris "Tusi-Couple" yang telah dikembangkan oleh Nasirudin Al-Tusi.
ADVERTISEMENT
Seperti dugaan Copernicus, buku De Revolutionibus langsung memantik kecaman dari Gereja Katolik Roma ataupun Lutheran. Kebanyakan argumennya adalah Copernicus tidak mempunyai bukti apa yang menyebabkan Bumi mengorbit Matahari.
Gereja Katolik Roma kemudian menyatakan teori Copernicus sesat. Kecaman juga datang dari Martin Luther ketika buku itu terbit. Selain Luther, Osiander juga menyerukan keberatannya dengan mencontoh "Si bodoh Copernicus berusaha membalikkan astronomi". Osiander menyerang Copernicus lebih jauh dengan bergumam kalau teorinya abstrak, dan tidak perlu dilihat sebagai kebenaran.
Lalu pada akhir 1542, Nicolaus Copernicus didiagnosa menderita pendarahan dalam dan kelumpuhan. Akhirnya ia meninggal dalam usia 70 tahun pada 24 Mei 1543 di Frombork. Pada hari meninggalnya Copernicus, buku De Revolutionibus akhirnya diterbitkan dan menjadi sejarah panjang dari pemikirannya yang cerdas.
ADVERTISEMENT