Konten dari Pengguna

Teori Bilangan dalam Sistem Penanggalan Weton Jawa

Ardiyani Sekarningrum
Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
10 Juli 2024 16:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ardiyani Sekarningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewasa ini ramai di media sosial tentang ramalan dan “trawangan” kecocokan dengan pasangan melalui cek weton. Weton adalah konsep penanggalan tradisional Jawa yang menggabungkan sistem kalender Jawa dengan kalender pasaran. Setiap orang yang lahir pada hari tertentu memiliki weton yang unik. Hal ini terdiri dari kombinasi hari dalam satu minggu (Senin sampai Minggu) dan lima hari pasaran Jawa yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Cek Weton dalam tradisi Masyarakat jawa tidak hanya digunakan untuk menentukan karakter dan nasib seseorang, tetapi juga dalam berbagai ritual dan upacara adat.
Ilustrasi kalender Jawa sumber: pixabay

Dasar Sistem Penanggalan Weton

ADVERTISEMENT
Sistem penanggalan weton didasarkan pada dua siklus: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dan siklus pasaran yang terdiri dari 5 hari (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Kombinasi dari kedua siklus ini menghasilkan 35 kombinasi weton yang berbeda. Setiap orang yang lahir pada hari tertentu memiliki weton yang merupakan gabungan dari hari dalam minggu dan hari pasaran. Sebagai contoh, seseorang yang lahir pada Senin Pon memiliki weton yang berbeda dari seseorang yang lahir pada Senin Wage. Untuk memahami cara kerja kombinasi ini, mari kita lihat contoh perhitungan berikut:
Misalnya Si A lahir hari Senin Pon dan Si B lahir hari Senin Wage. Dengan demikian, meskipun kedua individu lahir pada hari yang sama dalam minggu (Senin), weton mereka berbeda karena hari pasarannya berbeda. Dengan menggabungkan dua siklus ini, kita mendapatkan total 7 x 5 = 35 kombinasi weton yang unik. Sistem ini tidak hanya digunakan untuk menentukan karakter dan nasib seseorang berdasarkan weton kelahirannya, tetapi juga dalam berbagai kegiatan adat seperti penentuan hari baik untuk pernikahan, memulai usaha, dan kegiatan penting lainnya dalam kehidupan masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT

Peran Teori Bilangan dalam Penanggalan Weton

Teori bilangan adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan hubungan antaranya. Dalam konteks sistem penanggalan weton, teori bilangan sangat relevan karena membantu memahami pola dan hubungan antara kombinasi hari dalam minggu dan pasaran Jawa. Konsep modulus, salah satu konsep penting dalam teori bilangan, sangat berguna untuk menentukan weton seseorang berdasarkan tanggal lahirnya.

Modulus dalam Penanggalan Weton

Modulus adalah operasi yang menghasilkan sisa pembagian dua bilangan. Dalam penanggalan weton, kita menggunakan modulus untuk menghitung hari dalam minggu dan hari pasaran. Misalnya, jika seseorang lahir pada hari ke-23 dalam satu bulan, kita dapat menentukan wetonnya dengan menggunakan operasi modulus sebagai berikut: (Hari dalam Minggu: 23 mod 7) (Hari Pasaran: 23 mod 5) langkah-langkah yang digunakan adalah Siklus minggu terdiri dari 7 hari: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Untuk menentukan hari dalam minggu, kita membagi 23 dengan 7 dan mencari sisanya yaitu 23 ÷ 7 = 3 (sisa 2) Jadi, 23 mod 7 = 2. Dalam siklus mingguan, hari kedua adalah Selasa. Selanjutnya Hari Pasaran. Siklus pasaran terdiri dari 5 hari: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Untuk menentukan hari pasaran, kita membagi 23 dengan 5 dan mencari sisanya yaitu, 23 ÷ 5 = 4 (sisa 3). Jadi, 23 mod 5 = 3. Dalam siklus pasaran, hari ketiga adalah Pon. Dengan demikian, seseorang yang lahir pada hari ke-23 dalam satu bulan memiliki weton Selasa Pon.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan teori bilangan dan operasi modulus, kita dapat dengan mudah menentukan weton seseorang berdasarkan tanggal lahirnya. Konsep ini tidak hanya membantu dalam memahami pola dan hubungan antara hari dalam minggu dan hari pasaran, tetapi juga menunjukkan bagaimana matematika dapat diterapkan dalam tradisi budaya seperti penanggalan weton Jawa. Pengetahuan ini memperkaya pemahaman kita tentang budaya dan warisan leluhur, serta menunjukkan relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Bilangan dan Pola Weton

Setiap kombinasi weton memiliki nilai numerik tertentu yang dapat dianalisis menggunakan teori bilangan. Dalam budaya Jawa, nilai-nilai ini sering dikaitkan dengan sifat dan karakter seseorang. Sebagai contoh, nilai numerik dari setiap hari dalam minggu dan pasaran adalah sebagai berikut:
• Minggu: 5, Senin: 4, Selasa: 3, Rabu: 7, Kamis: 8, Jumat: 6, Sabtu: 9
ADVERTISEMENT
• Legi: 5, Pahing: 9, Pon: 7, Wage: 4, Kliwon: 8
Nilai numerik weton adalah jumlah dari nilai hari dalam minggu dan hari pasaran. Misalnya, untuk weton Selasa Pon: Nilai Selasa: 3 ; Nilai Pon: 7; Jumlah: 3 + 7 = 10. Nilai-nilai ini yang kemudian dapat dianalisis lebih lanjut untuk menentukan makna dan implikasinya dalam kehidupan seseorang.
Penulis tidak mengajak untuk menggunakan atau mempercayai hasil dari perhitungan weton. Akan tetapo sistem penanggalan weton Jawa adalah contoh menarik bagaimana teori bilangan dan matematika dapat diterapkan dalam tradisi budaya. Dengan memahami pola dan hubungan numerik dalam weton, kita dapat menggali lebih dalam makna dan hikmah di balik tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Pendekatan matematis ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang budaya Jawa, tetapi juga menunjukkan bagaimana matematika dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT