Konten dari Pengguna

Mengapa Jalan Aspal Sering Rusak di Musim Hujan

Muhammad Ardyan Sidiq
Blogger Paruh Waktu, Digital Marketing, SEO Specialist, ex-Web Developer
29 November 2024 19:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ardyan Sidiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jalan berlubang di musim hujan hasil generate AI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalan berlubang di musim hujan hasil generate AI
ADVERTISEMENT
Musim hujan sering menjadi musuh utama jalan aspal, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Jalan yang tadinya mulus bisa berubah menjadi berlubang, bergelombang, atau bahkan hancur total. Kerusakan ini tidak hanya mengganggu aktivitas transportasi tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan dan biaya perbaikan. Artikel ini membahas penyebab utama kerusakan jalan aspal saat musim hujan, dampaknya, dan solusi ilmiah untuk mencegah masalah tersebut.
ADVERTISEMENT

Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Aspal di Musim Hujan

a. Peran Air dalam Kerusakan Jalan
Air adalah musuh utama jalan aspal. Ketika hujan deras terjadi, air dapat meresap melalui retakan kecil di lapisan aspal. Air yang terkumpul di lapisan bawah (subgrade) melemahkan fondasi jalan, menyebabkan deformasi dan kerusakan permanen. Penelitian oleh Putra et al. (2020) menyebutkan bahwa peningkatan kelembaban subgrade hingga 15% dapat mengurangi kekuatan tanah hingga 50%. Kondisi ini mempercepat terjadinya jalan berlubang.
b. Kualitas Material yang Tidak Sesuai
Penggunaan material aspal dan agregat yang tidak memenuhi standar menjadi penyebab utama lainnya. Aspal berkualitas rendah memiliki daya rekat yang lemah, sehingga mudah terkelupas saat terkena air. Berdasarkan standar SNI 03-1737-1989, campuran aspal panas harus memiliki stabilitas minimum 800 kg untuk memastikan daya tahannya terhadap beban kendaraan dan cuaca ekstrem.
ADVERTISEMENT
c. Kegagalan dalam Sistem Drainase
Sistem drainase yang buruk menyebabkan air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar, sehingga terbentuk genangan di permukaan jalan. Genangan ini tidak hanya mempercepat kerusakan lapisan aspal tetapi juga meningkatkan risiko deformasi subgrade. Studi oleh Xu et al. (2019) menunjukkan bahwa jalan dengan drainase buruk memiliki umur pakai yang 30% lebih pendek dibandingkan dengan jalan yang dirancang dengan sistem drainase yang baik.
d. Beban Berlebih pada Jalan
Kendaraan berat seperti truk dengan muatan berlebih memperparah kerusakan jalan yang sudah terpapar air. Menurut perhitungan AASHTO Pavement Design, beban kendaraan yang melebihi batas dapat meningkatkan tekanan pada lapisan aspal hingga 40%, yang memicu retakan lebih cepat.

Dampak Kerusakan Jalan Aspal

a. Gangguan Transportasi dan Ekonomi
ADVERTISEMENT
Kerusakan jalan menghambat pergerakan barang dan orang, yang secara langsung memengaruhi efisiensi logistik dan perekonomian. Bank Dunia (2020) mencatat bahwa biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari PDB, sebagian besar disebabkan oleh infrastruktur jalan yang buruk.
b. Risiko Kecelakaan
Jalan berlubang meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengguna kendaraan roda dua. Data dari Korlantas Polri (2023) menunjukkan bahwa 15% kecelakaan lalu lintas di Indonesia disebabkan oleh kondisi jalan yang buruk.
c. Biaya Perbaikan yang Tinggi
Kerusakan jalan akibat hujan membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit. Menurut Kementerian PUPR, anggaran tahunan untuk pemeliharaan jalan di Indonesia mencapai Rp15 triliun, sebagian besar untuk memperbaiki kerusakan akibat hujan.

Solusi untuk Mencegah Kerusakan Jalan di Musim Hujan

a. Penerapan Material Aspal Berkualitas
Menurut penuturan seorang project manager dari Jasa Pengaspalan Jalan, enggunaan aspal dengan aditif polimer atau aspal modifikasi karet dapat meningkatkan daya tahan terhadap air. Penelitian oleh Zhang et al. (2021) menunjukkan bahwa aspal modifikasi memiliki resistensi terhadap kelembaban yang 25% lebih tinggi dibandingkan aspal biasa.
ADVERTISEMENT
b. Perencanaan Drainase yang Baik
Sistem drainase yang efektif mencegah genangan air di permukaan jalan. Menurut pedoman AASHTO, kemiringan minimum permukaan jalan sebesar 2% sangat direkomendasikan untuk memaksimalkan aliran air.
c. Pemeliharaan Rutin
Pemeriksaan berkala dan perbaikan retakan kecil sebelum musim hujan tiba dapat mencegah kerusakan lebih besar. Pemeliharaan preventif terbukti lebih hemat biaya dibandingkan perbaikan besar setelah kerusakan terjadi (Putra et al., 2020).
d. Pengaturan Beban Kendaraan
Penguatan regulasi terkait beban maksimum kendaraan yang melintasi jalan tertentu dapat mengurangi tekanan pada lapisan aspal, memperpanjang umur jalan.

Studi Kasus: Kerusakan Jalan Aspal di Musim Hujan

Sebagai contoh, Jalan Nasional Trans-Sumatera sering mengalami kerusakan selama musim hujan akibat kombinasi material yang tidak sesuai dan drainase buruk. Proyek perbaikan besar-besaran pada 2022 menggunakan aspal modifikasi menunjukkan penurunan tingkat kerusakan hingga 40% dalam tahun pertama (Kementerian PUPR, 2023).
ADVERTISEMENT

Kesimpulan dan Ajakan

Kerusakan jalan aspal di musim hujan adalah masalah kompleks yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan solusi seperti penggunaan material berkualitas, sistem drainase yang baik, serta pemeliharaan rutin, kerusakan jalan dapat diminimalkan. Mari kita tingkatkan kualitas infrastruktur jalan demi kelancaran transportasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia!
Referensi:
Putra, A. S., et al. (2020). Impact of Moisture Content on Subgrade Strength. Journal of Civil Engineering, 45(2), 120-130.
Xu, L., et al. (2019). The Effect of Poor Drainage on Pavement Life. International Journal of Pavement Engineering, 30(1), 88-95.
Zhang, Y., et al. (2021). Evaluation of Polymer Modified Asphalt Performance. Materials Science and Engineering, 55(4), 215-230.