Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pemanfaatan AI untuk Mengatasi Kemacetan: Mungkinkah Kita Menyusul Negara Maju?
2 Mei 2025 16:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Ardyan Sidiq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kemacetan lalu lintas adalah salah satu persoalan terbesar di kota-kota besar Indonesia, terutama Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Waktu, bahan bakar, dan produktivitas yang terbuang karena kendaraan terjebak di jalan menjadi beban ekonomi yang signifikan. Menurut data Bappenas (2022), kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun. Di tengah kemajuan teknologi, banyak negara telah beralih ke kecerdasan buatan (AI) untuk menata lalu lintas secara cerdas. Lalu, mungkinkah Indonesia menyusul?
ADVERTISEMENT
AI: Solusi Cerdas untuk Masalah Kuno
Kecerdasan buatan telah menjadi garda depan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan urbanisasi, termasuk transportasi. AI mampu:
Prinsip kerjanya sederhana: AI menerima data dari sensor jalan, CCTV, GPS kendaraan, hingga sinyal ponsel. Data ini kemudian diproses oleh algoritma machine learning dan computer vision untuk mengidentifikasi pola lalu lintas dan memberikan respons yang tepat. Dengan kemampuan ini, sistem transportasi dapat beradaptasi terhadap perubahan situasi di lapangan secara otomatis tanpa perlu menunggu intervensi manusia.
Contoh Nyata: Bukti AI Bekerja di Dunia Nyata
1. Hangzhou, Tiongkok — Proyek City Brain
Alibaba, raksasa teknologi Tiongkok, mengembangkan sistem City Brain yang kini mengelola lalu lintas di Hangzhou.
ADVERTISEMENT
Hasilnya:
2. Los Angeles, AS — Sistem ATSAC
Sistem ATSAC (Automated Traffic Surveillance and Control) telah mengendalikan 4.500 persimpangan di Los Angeles sejak 2013. AI di dalamnya memungkinkan pengaturan lampu lalu lintas yang dinamis dan real-time, menghasilkan penurunan waktu tempuh rata-rata sebesar 12%.
3. Surabaya, Indonesia — Menuju Kota Cerdas
Surabaya telah memulai langkah maju melalui program Surabaya Intelligent Transport System (SITS). Dengan dukungan AI dan CCTV, beberapa titik kemacetan bisa dikurangi, meskipun skalanya masih terbatas.
4. Jakarta — Proyek Uji Coba Lampu Lalu Lintas Cerdas
Pemprov DKI Jakarta telah melakukan uji coba lampu lalu lintas adaptif berbasis AI di beberapa persimpangan utama. Hasil awal menunjukkan potensi pengurangan waktu tunggu kendaraan secara signifikan, namun tantangannya masih pada integrasi sistem dan data yang tersebar.
ADVERTISEMENT
Apa Tantangan Bagi Indonesia?
1. Kurangnya Infrastruktur Data
Banyak jalan belum memiliki sensor, CCTV, atau alat pengumpul data yang memadai. Tanpa data yang akurat, AI tidak bisa bekerja maksimal.
2. Integrasi Lintas Instansi
Data dari kepolisian, dinas perhubungan, dan pemerintah daerah belum sepenuhnya terintegrasi dalam satu sistem yang komprehensif.
3. Anggaran dan SDM Teknologi
Investasi awal dalam sistem AI memang tidak murah. Selain itu, diperlukan SDM yang paham teknologi untuk merawat dan mengembangkan sistem tersebut.
4. Kesadaran Masyarakat
Pengguna jalan belum terbiasa dengan sistem pengaturan lalu lintas berbasis AI, seperti rambu digital atau perubahan lampu lalu lintas otomatis yang tidak sesuai kebiasaan.
5. Kebijakan dan Regulasi
Peraturan yang mendukung implementasi teknologi berbasis data dan AI masih terbatas. Diperlukan kebijakan nasional untuk mendorong transformasi digital transportasi.
Rekomendasi: Langkah Realistis yang Bisa Dilakukan
Mulai dari Pilot Project di Kota Besar
ADVERTISEMENT
Terapkan sistem AI di persimpangan yang paling rawan macet untuk diuji coba dengan sistem adaptif.
Bangun Pusat Komando Lalu Lintas Terintegrasi
Satu sistem nasional yang mengumpulkan dan mengolah data lalu lintas secara real-time.
Gandeng Pihak Swasta dan Startup
Kolaborasi dengan perusahaan teknologi lokal dapat mempercepat pengembangan solusi tanpa sepenuhnya bergantung pada anggaran negara.
Sosialisasi dan Regulasi
Pemerintah perlu mendukung dari sisi regulasi dan kesadaran masyarakat untuk berbagi data lalu lintas secara aman.
Pengembangan Talenta Digital di Bidang Transportasi
Pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan SDM yang memahami teknologi transportasi cerdas berbasis AI.
Penutup
Penggunaan AI dalam pengaturan lalu lintas bukan sekadar mimpi futuristik. Di banyak negara, ini sudah menjadi kenyataan yang menghasilkan dampak langsung: lebih lancar, lebih aman, dan lebih hemat. Indonesia punya potensi besar untuk menyusul—asal ada komitmen, data, dan eksekusi yang terintegrasi. Seperti yang sering disampaikan Wakil Presiden dalam berbagai forum, AI bukan hanya soal masa depan, tetapi kebutuhan nyata hari ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengelolaan lalu lintas berbasis AI juga mendukung optimalisasi infrastruktur jalan, termasuk efisiensi harga aspal, karena alur kendaraan yang lebih teratur membantu menjaga kualitas permukaan jalan dan mengurangi kebutuhan jasa pengaspalan.
Jika langkah ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka dalam 5–10 tahun ke depan, Indonesia bukan hanya bisa mengurangi kemacetan, tetapi juga menjadi pionir smart mobility di Asia Tenggara.