Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mosaik Keberagaman dalam Harmoni Pendidikan Multikultural
29 Desember 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ares Faujian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki mosaik indah dengan keberagaman dan pendidikan yang menjadi landasannya. Keunikan ini sungguh menjadi pemikat yang tak tertandingi, lebih dari 1300 suku bangsa (SP2010/ Sensus Penduduk BPS, 2010 dalam laman resmi Republik Indonesia, 2023) dan dengan 720 bahasa daerah (GoodStats, 2024) yang terbentang dari Sabang sampai Marauke. Termasuk juga Ihwal ini menjadikan Indonesia tidak hanya kaya secara kebangsaan, namun rentan terhadap benturan-benturan karena perbedaan-perbedaan. Seperti benturan komunikasi, benturan budaya, cultural lag, cultural shock, perundungan, hingga yang paling parah adalah konflik sosial.
ADVERTISEMENT
Data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai angka konflik sosial di Indonesia menyebutkan, terdapat 218 konflik yang terjadi selama tahun 2023 (Satuan Data Pemerintahan Dalam Negeri, 2023). Walaupun konflik ini tidak seluruhnya berakar dari perbedaan budaya, namun faktor perbedaan-perbedaan yang ada merupakan salah satu pemantiknya. Beberapa contoh konflik suku yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu konflik antara Suku Nduga dan Lani Jaya di Kampung Wouma tahun 2022, dan salah satu yang paling besar yaitu konflik Suku Dayak dan Madura yang terjadi di tahun 2001 (Kumparan, 2023). Konflik ini telah menyebabkan 469 korban jiwa dan akhirnya Suku Madura mengungsi ke berbagai daerah waktu itu (Perpustakaan Lenhamnas RI, 2014).
Berkenaan dengan kondisi masyarkat Indonesia yang sangat beragam dan konflik yang terjadi dari masa ke masa, penting bagi Indonesia untuk menerapkan Pendidikan Multikultural yang menyeluruh di setiap daerah dan pada tiap jenjang pendidikan. Pendidikan multikultural telah menjadi salah satu cara penting untuk menjawab tantangan keberagaman dalam masyarakat global yang semakin beragam. Beberapa negara yang memiliki diversitas Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) cenderung menerapkan pendidikan multikultural, seperi Inggris, Australia, Amerika Serikat, Kanada, hingga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Esensi Pendidikan Multikultural
James A. Banks (2014) mengemukakan pendidikan multikultural adalah upaya reformasi pendidikan yang bertujuan untuk mengubah sistem pendidikan agar setiap siswa menerima peluang pendidikan yang setara terlepas dari ras, etnis, bahasa, agama, atau status sosial mereka. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa keberagaman tidak hanya memperkaya masyarakat, tetapi juga memungkinkan pertumbuhan pengetahuan dan keterampilan lintas budaya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang muncul di era globalisasi (Nieto, 2012 dalam Banks, 2014).
Kajian Bakay (2023) menyebutkan bahwa di Eropa, pendidikan multikultural di tingkat pendidikan tinggi difokuskan pada pengelolaan kelas yang heterogen dan beragam secara budaya. Ia mengatakan bahwa negara-negara seperti Turki, Belgia, Rumania, Bulgaria, Republik Ceko, dan Spanyol menekankan pentingnya kompetensi antarbudaya dan komunikasi dalam lingkungan akademik yang inklusif. Untuk di negara-negara ASEAN sendiri, implementasi multikulturalisme di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand dilakukan melalui kebijakan yang konsisten, praktik multikulturalisme yang nyata, nilai-nilai universal, musik multikultural, dan kurikulum Pendidikan (Patras, 2022).
ADVERTISEMENT
Banks (2014) menyatakan bahwa pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai konsep, upaya reformasi, dan proses yang terus berkembang. Konsep ini menekankan bahwa keberhasilan siswa tidak semata-mata bergantung pada kemampuan setiap orang; itu juga bergantung pada bagaimana sekolah memenuhi kebutuhan khusus siswa dengan menyediakan kurikulum yang inklusif. Selama bertahun-tahun, kurikulum pendidikan sering menggambarkan dominasi budaya mayoritas. Ini terlihat dalam pendekatan Anglocentric Amerika Serikat, yang cenderung menghilangkan kontribusi budaya minoritas (Spring, 2010 dalam Banks, 2014). Kondisi ini tidak hanya menimbulkan kesenjangan pendidikan, tetapi juga memperburuk prasangka dan stereotip sosial.
Tujuan Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural bertujuan untuk menumbuhkan sikap simpati, rasa hormat, penghargaan, dan empati terhadap para pemeluk agama dan budaya yang berbeda, dan mendorong perilaku yang humanis, pluralis, dan demokratis (Panuntun & Aziz, 2023). Pendidikan multikultural bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang identitas mereka melalui pandangan lintas budaya. Memahami latar belakang budaya orang lain dapat membantu seseorang lebih memahami diri mereka sendiri. Selain itu, strategi ini bertujuan untuk mengurangi diskriminasi yang sering dialami oleh kelompok minoritas karena karakteristik fisik dan budaya yang unik mereka (Banks, 2014).
ADVERTISEMENT
Untuk menerapkan pendidikan multikultural, lingkungan sekolah harus diubah secara menyeluruh. Semua aspek pengajaran, mulai dari kebijakan hingga kurikulum, harus mengakui keanekaragaman masyarakat. Hal ini berarti guru harus memahami latar belakang budaya siswa mereka dan membuat strategi pembelajaran yang mendukung siswa dari berbagai latar belakang. Sebagai contoh, materi pembelajaran yang relevan secara budaya telah ditunjukkan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa (Lee, 2007 dalam Banks, 2014). Maka dari itu, guru diharapkan untuk mengadopsi pendekatan yang berfokus pada karakter dan nilai-nilai budaya lokal dalam pendidikan multikultural, menggunakan strategi pembelajaran berbasis kontribusi, pengayaan, transformasi, dan pemecahan masalah (Suri & Chandra, 2021).
Pendidikan multikultural juga membantu meningkatkan keadilan dan kohesi sosial dalam masyarakat pluralistik. Menurut Banks (2014), pendidikan multikultural harus mengajarkan siswa untuk menghargai dan memahami keberagaman serta memberi mereka kemampuan untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif. Selain itu, pendidikan multikultural harus mengajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang aktif dan berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat yang lebih adil.
ADVERTISEMENT
Pendidikan multikultural memberikan landasan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang keberagaman melalui pendekatan yang inklusif dan transformasional. Dengan demikian, mengingat perubahan sosial dan budaya yang terjadi di seluruh dunia dan potensi benturan-benturan budaya berujung miskomunikasi serta konflik, pendidikan multikultural relevan baik di tingkat lokal maupun global.
Referensi
ADVERTISEMENT