Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sosiomusikalisasi
30 Januari 2024 7:23 WIB
Tulisan dari Ares Faujian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, peran musik dan sastra tidak terlepas hanya berbicara untuk hiburan semata, namun bisa menjadi media inovasi pembelajaran dan menyuarakan kritik sosial. Dalam ranah pembelajaran sosiologi di SMA, pendekatan inovatif pembelajaran bisa juga dilakukan melalui musik dan sastra, yang mana dapat menjadi alternatif pembelajaran berdiferensiasi yang menarik dan unik.
ADVERTISEMENT
Inovasi pembelajaran menjadi kunci untuk memberikan pengalaman belajar yang relevan bagi para peserta didik, termasuk pula pada pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. Semakin banyak opsi pendekatan atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka itu akan menjadi modal bagi pendidik dalam memudahkan transfer ilmu pengetahuan, wawasan, hingga keterampilan tertentu di kelas. Termasuk pula dalam memperkaya dan mengasah keterampilan pendidik dalam memanajemen keberagaman kebutuhan belajar siswa di sekolah.
Sugianto (2022) menyebutkan pada laman https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau pembelajaran dimana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran.
ADVERTISEMENT
Pada laman resmi Balai Guru Penggerak Prov. Sumatera Selatan tersebut, Sugianto (2022) menerangkan bahwa, pada dasarnya pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru untuk bertemu dan berinteraksi dengan siswa pada tingkat yang sebanding dengan tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan preferensi belajar mereka. Maka dari itu, dengan adanya kondisi keberagaman kebutuhan belajar siswa, praktik baik Sosiomusikalisasi hadir untuk menyalurkan siswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang musik serta sastra, termasuk pula mengasah kekuatan mereka tersebut menjadi potensi yang memantik prestasi.
Konsep Inovasi
Sosiomusikalisasi adalah inovasi strategi dengan pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan musik sebagai wahana memahami konsep-konsep sosiologi. Tidak hanya itu, praktik baik ini juga diharapkan sebagai media bagi siswa dalam belajar berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Praktik baik Sosiomusikalisasi ini telah penulis gagas sejak tahun 2022. Hal ini dikarenakan berkenaan dengan hobi penulis di bidang musik dan sastra (puisi), akhirnya tercetuslah untuk membuat praktik baik yang bisa menjadi konsumsi peserta didik dan masyarakat di media sosial. Dengan segala tantangan dan kendalanya, praktik baik ini akhirnya memiliki produk berupa lagu di tahun 2023.
Praktik baik Sosiomusikalisasi sebenarnya tidak berkenaan dengan mencipta lagu semata. Namun, para peserta didik juga berkolaborasi untuk membuat lirik lagu yang bersumber dari karya sastra (puisi) yang mereka buat bersama. Walaupun ada juga lirik yang tidak bersumber dari puisi, dan penulis sebagai guru tidak memaksakan hal itu kepada kelompok siswa yang ingin membuat lirik lagu versi non puisi.
ADVERTISEMENT
Dalam penggarapan praktik baik ini, penulis dibantu oleh guru musik dan guru B. Indonesia. Guru musik memiliki peran sebagai pengajar instrumen alat musik (gitar) dan membantu proses evaluasi pembelajaran, berikut pula memberikan penilaian karya musik yang dihasilkan. Untuk guru B. Indonesia sendiri, guru ini sama halnya dengan guru musik, yakni berperan mengoreksi dan memberikan evaluasi dari karya yang dihasilkan (puisi), yang sudah dibuat menjadi lirik lagu.
Bak gayung bersambut dan benang merah takdir. Sejalan dengan program Bulan Bahasa 2023 di tempat penulis mengajar (SMAN 1 Manggar), keberadaan praktik baik Sosiomusikalisasi diperkuat dengan dilaksanakannya Workshop Musikalisasi Puisi dengan narasumber penyair-penyair tingkat nasional, yaitu Diran Janggut dan Yudhie Guszara, serta Tyas Arista sebagai pengajar musik (gitar). Workshop yang digagas oleh Sabarudin selaku Kepala SMAN 1 Manggar ini memberikan pembekalan-pembekalan lebih lanjut dari latihan-latihan musik dan puisi yang sudah dilakukan sebelumnya oleh siswa secara mandiri dan kolaboratif.
Praktik baik Sosiomusikalisasi tidak hanya telah menjadi pendekatan belajar dalam memahami dan mengekspresikan kritik sosial dari eksistensi masyarakat. Praktik baik ini pun membantu guru musik dan guru B. Indonesia dalam memilih siswa yang pandai bermusik dan bisa menciptakan puisi, agar nantinya menjadi kader atau SDM pejuang prestasi sekolah dalam bidang musik, cipta dan baca puisi. Misalnya dalam ajang lomba band, lomba gitar solo, cipta puisi, baca puisi, dan lomba-lomba lainnya yang terdapat di FLS2N, serta ajang berprestasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Daya Tarik Belajar
Praktik baik Sosiomusikalisasi telah menstimulus aspirasi, ekspresi dan kreativitas peserta didik ke dalam pembelajaran sosiologi. Dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan seperti membuat lirik lagu, menganalisis lirik lagu tersebut, hingga menciptakan musik kolaborasi bertema sosial, akhirnya ihwal ini dapat meningkatkan daya tarik serta motivasi belajar. Terbukti beberapa siswa yang awalnya menganggap sosiologi adalah pelajaran yang biasa saja, pada akhirnya mereka antusias mengikuti pelajaran karena mereka menyukai musik dan puisi, serta praktik baik ini tidak terdapat pada pelajaran yang lain.
Alhasil, praktik baik ini tidak hanya sekadar pembelajaran rutin semata, akan tetapi memberikan pengalaman-pengalaman baru yang menyenangkan dan bermakna (meaningful) kepada peserta didik. Karena mereka menyadari bahwa ada mata pelajaran menggunakan ranah musik namun bukan mata pelajaran seni budaya atau semacamnya. Sontak hal ini melahirkan kreativitas karya kolaborasi antarmata pelajaran, yakni sosiologi, musik dan Bahasa Indonesia. Untuk karya berupa musik pada praktik baik ini bisa diakses melalui akun pembelajaran sosiologi SMAN 1 Manggar, yaitu Sosiologram pada media sosial Instagram.
Praktik baik Sosiomusikalisasi telah memberikan ruang bagi diferensiasi pembelajaran di kelas, yang mana praktik baik ini memungkinkan para pendidik untuk merespon kebutuhan belajar dan minat peserta didik pada musik dan sastra. Dengan menggabungkan sosiologi, musik dan sastra, pendidik bisa menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan mengakomodir berbagai gaya belajar peserta didik.
ADVERTISEMENT
Isu-Isu Sosial Melalui Musik
Musik melalui liriknya acap kali mencerminkan kondisi riil masyarakat, dan praktik baik Sosiomusikalisasi memungkinkan peserta didik untuk memahami isu-isu sosial melalui lirik dan melodi lagu yang siswa ciptakan. Konten-konten lagu yang berkaitan dengan perundungan, narkoba, perubahan sosial, serta gejala sosial lainnya membuka wawasan peserta didik terhadap realitas sosial di dalam masyarakat. Hal ini tidak hanya mendukung pemahaman pembelajaran dari konsep-konsep sosiologi, tetapi jua membelajarkan peserta didik guna berpikir kritis tentang dunia di sekitar mereka.
Penutup
Praktik baik Sosiomusikalisasi ialah inovasi pembelajaran yang tidak hanya merangsang perkembangan pikiran, tetapi juga menyentuh hati peserta didik. Dengan mengintegrasikan sosiologi, musik dan sastra, pendidik telah memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda dan berdampak positif pada pemahaman peserta didik tentang eksistensi berbagai gejala sosial di masyarakat. Sehingga hal ini bukan hanya pembelajaran yang biasa, tetapi perjalanan emosional untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi kompleksitas dunia modern dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
- Ares Faujian, Terbaik III Guru Dedikatif dan Inovatif Tk. Nasional Kemdikbud RI 2020 dan Terbaik III Guru Inovatif Tk. Prov. Kep. Babel 2023