Konten dari Pengguna

Sepak Bola Indonesia: Isu Gender dan Pelecehan Seksual Pada Suporter Perempuan

Arfan Azmi Pratama
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 Januari 2023 16:45 WIB
clock
Diperbarui 27 Agustus 2023 5:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arfan Azmi Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suporter PSS Sleman, oleh Aulya Bintang (salah satu suporter wanita pss sleman). Sumber Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Suporter PSS Sleman, oleh Aulya Bintang (salah satu suporter wanita pss sleman). Sumber Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia, ada lebih dari berjuta orang yang memainkan olahraga ini. Sepak bola pada dasarnya adalah olahraga memasukan bola ke gawang lawan dan dimainkan sebelas orang melawan kesebelasan lainya. Sepakbola memang identik dengan olahraga laki-laki meskipun ada juga sepak bola yang dikhususkan untuk wanita, bahkan level turnamennya juga sudah sampai piala dunia wanita.
ADVERTISEMENT
Tim nasional Indonesia wanita sendiri sudah bisa mengibarkan sayapnya sampai di kancah asia. Pada gelaran AFC Women Cup 2022 yang dilaksanakan awal tahun kemarin, tim nasional Indonesia memang kurang beruntung karena selama putaran final turnamen tersebut indonesia hanya sampai babak grup saja dan tidak pernah menang, antusiasme suporter menyambut Indonesia bermain pada turnamen tersebut sangatlah tinggi. Namun, apakah tim nasional wanita suporternya juga wanita?.

Suporter Wanita di Indonesia

Kelompok suporter di Indonesia sangatlah beragam bahkan di setiap daerah memiliki kelompok suporter tersendiri. Satu klub sepakbola di Indonesia memiliki lebih dari satu kelompok suporter, misalnya saja klub PSS Sleman yang memiliki lebih dari satu kelompok suporter ada Slemania, Brigata Curva Sud (BCS), untuk kelompok suporter wanitanya ada Ladies Curva Sud dan slemanona. Selain PSS Sleman klub lain yang memiliki basis suporter wanita seperti, Persib dengan Ladies Vikers yang merupakan kelompok suporter wanita pertama di Indonesia, ada juga Aremanita pendukung Arema, Bonita pendukung Persebaya, Srikandi Pasoepati pendukung Persis Solo, Jak Angels pendukung Persija, dan lainya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal penamaan saja identitas gender yang disemakan kepada fans laki-laki dan perempuan dibedakan hal ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih dominan ketimbang perempuan, fans perempuan hanya menerima apa adanya (taken for granted) dengan penamaan yang disematkan (Fajar junaedi, 2017)
Dalam sepakbola Indonesia sekarang ini, wanita sudah bisa kita temui di tribune stadion maupun bisa kita lihat di layar kaca. Pada tahun 2000an awal suporter wanita sangat jarang ditemui, mungkin juga karena pada tahun tersebut sepakbola Indonesia sedang memanas dengan sering terjadinya kerusuhan dan bentrokan antar suporter yang membuat wanita takut untuk pergi menonton langsung di stadion.
Wanita yang dulunya enggan pergi ke stadion sekarang selalu hadir di stadion, walaupun kebanyakan biasanya diajak kekasih ataupun suami yang merupakan suporter tim tersebut. Suporter wanita dalam yang telah masuk ke dalam kelompok suporter tidak hanya pasif dan menonton pertandingan saja, tetapi sekarang sudah banyak yang mulai ikut bernyanyi dan mengikuti koreografi suporter. Tribune yang digunakan biasanya bercampur antara suporter laki-laki dan wanita.
ADVERTISEMENT
Suporter wanita yang bermula dari satu atau dua orang kemudian membanyak dan membentuk kelompok suporter wanita sendiri dan terpisah dari kelompok suporter laki-laki. Mulai dari segi penamaan pun suporter wanita dibedakan dengan kelompok supporter laki laki. Sedangkan, untuk kepengurusan para kelompok suporter wanita ini ada yang diurus sendiri dan dipisahkan dengan kepengurusan suporter laki laki, ada pula yang kepengurusannya masih tergabung atau menyatu. Meskipun keanggotaannya tidak sebanyak kelompok suporter laki laki, suporter wanita tetap militan dan kompak dalam mendukung klub kebanggaannya.

Pelecehan Terhadap Suporter Wanita

Suporter laki-laki dan wanita yang menyatu dalam satu tribun, oleh Aulya Bintang. Sumber Dok. Pribadi
Kelompok suporter wanita sering kali dianggap hanya pemanis tribune atau suporter menyebutnya dengan bidadari tribune. Bahkan banyak kasus pelecehan seksual kepada para suporter wanita dibeberapa pertandingan sepakbola karena suporter laki-laki yang bercampur dengan wanita dalam satu tribune. Kelompok suporter laki-laki kurang menghargai suporter wanita padahal mereka sama-sama mendukung klub kebanggaannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah ada kelompok suporter sendiri untuk kaum wanita namun mereka nantinya ketika berada di tribune tetap menyatu dengan suporter laki-laki. Anehnya lagi televisi yang menyiarkan pertandingan sepak bola malah sengaja hanya menyorot wanita berparas cantik yang malah makin membuat pemikiran orang tentang wanita hanya pemanis di tribune susah dihilangkan. Pandangan tentang wanita hanyalah sebagai pemanis dalam dunia sepak bola haruslah dihilangkan, sepak bola adalah milik semua tidak memandang usia maupun gender.
Pada akhir tahun 2022 di media sosial Twitter ramai diperbincangkan ketika pertandingan yang mempertemukan PSS Sleman VS Persib Bandung dalam laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023, bukan ramai karena jalanya pertandingan tetapi karena terdapat pelecehan yang didapat salah satu suporter wanita yang tiba tiba dirangkul oleh orang yang tidak dikenal. Kasus serupa juga sering kali ada di tribune stadion klub Indonesia lainya, namun masih banyak korban yang belum berani untuk menyuarakannya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kelompok suporter wanita ini, nanti harapannya bisa mewadahi suporter wanita untuk mendapatkan hak yang serupa dengan suporter laki-laki dengan mendukung tim kesayangannya tanpa adanya gangguan pelecehan dan catcalling dari suporter laki laki. Hal ini seperti yang dilakukan para Srikandi Pasoepati pada piala presiden tahun 2022 yang menyuarakan agar tidak ada lagi pelecehan di dalam sepak bola.
Kegiatan kampanye anti pelecehan seksual yang dilakukan oleh Srikandi Pasoepati semoga bisa ditiru oleh suporter wanita klub lain, agar nantinya perempuan bisa nyaman dan tenang ketika menonton sepak bola langsung di stadion.
Gender dalam dunia sepak bola adalah patriarki artinya laki-laki yang dominan dalam olahraga ini, sedangkan perempuan hanyalah tamu dan dianggap hanya pemanis dan sering kali mendapat aksi pelecehan seksual dari laki-laki.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Junaedi, Fajar. 2017. Merayakan Sepakbola Edisi 2. Yogyakarta: Fandom.