Konten dari Pengguna

5 Hal yang Patut Anda Ketahui Tentang Republik Djibouti

Arfiendi Jahja
Sesdilu 63, pecinta sepak bola, tenis, dan nasi goreng
25 Maret 2019 0:32 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arfiendi Jahja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ambouli International Airport, Djibouti. Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Djibouti_Airport_(294460521).jpg
zoom-in-whitePerbesar
Ambouli International Airport, Djibouti. Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Djibouti_Airport_(294460521).jpg
ADVERTISEMENT
Apakah anda pernah mendengar tentang negara dengan nama Republik Djibouti? Jika belum, berikut adalah 5 hal yang patut diketahui tentang negara yang biasa disebut Djibouti.
ADVERTISEMENT
Dengan luas wilayahnya adalah 23.200 KM2, atau hanya sedikit lebih besar dari luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, negara ini terletak di sebelah Timur Laut Ethiopia.
Beberapa informasi yang terdapat dalam cerita ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi dari penulis yang telah beberapa kali berkunjung ke sana. Semoga bermanfaat.
1. Mayoritas penduduknya beragama Islam.
Lebih dari 90% penduduknya yang berjumlah kurang lebih 900 ribu orang, beragama islam.
Pemerintah Djibouti menetapkan hari jumat sebagai hari libur agar masyarakatnya fokus beribadah salat Jumat. Sehingga, pada hari Jumat aktivitas penduduk Djibouti di luar rumahnya baru dimulai setelah jam 4 sore.
2. Memiliki beberapa pelabuhan laut internasional
Dengan posisi geografisnya yang strategis karena dilewati jalur pelayaran internasional menuju dan dari terusan Suez, Djibouti merupakan salah satu pintu masuk utama barang impor ke berbagai negara di benua Afrika, terutama untuk negara-negara di kawasan pantai timur.
ADVERTISEMENT
Jadi tidak heran negara dengan wilayah yang tidak terlalu luas seperti Djibouti memiliki banyak pelabuhan internasional.
Port of Djibouti. Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Djibouti_Port.JPG
Pelabuhan laut internasional di Djibouti adalah:
Penulis di Pelabuhan Doraleh, medio 2016. Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
3. Terdapat pangkalan militer dari 7 negara asing.
Dengan mempertimbangkan posisinya yang strategis di perairan timur Afrika, selain Perancis sebagai bekas penjajah, terdapat beberapa negara lainnya yang membuka pangkalan militernya di Djibouti, yaitu: Amerika Serikat, bahkan Camp Lemonnier adalah satu-satunya pangkalan militer AS di benua Afrika.
AS membayar kurang lebih 60 juta Dollar per tahun untuk sewa tanah yang digunakan sebagai pangkalan militer Jepang. Pangkalan militer pasukan bela diri Jepang di Djibouti membutuhkan biaya sewa lahan 1,2 juta Dollar AS per tahun.
Kemudian, yang paling baru adalah pangkalan militer China. Pemerintah China mengeluarkan biaya lebih dari 100 juta Dollar AS untuk menyewa lahan pangkalan militer mereka tersebut. Selain negara-negara tersebut, Jerman, Italia dan Spanyol juga memiliki pangkalan militer di Djibouti.
ADVERTISEMENT
Keberadaan pangkalan-pangkalan militer tersebut dapat menguntungkan Djibouti jika mengalami serangan militer negara lain.
Namun, adanya pangkalan militer China dan AS secara bersama-sama dalam satu negara bisa berdampak buruk, mengingat kedua negara saat ini sedang terlibat dalam perang dagang.
4. Penduduknya menyukai produk sarung dari Indonesia
Sayangnya penulis kehilangan file foto pada saat memotret salah satu penduduk Djibouti yang menggunakan sarung asal Indonesia.
Namun, berdasarkan pengalaman pribadi saat mendampingi dua kali misi dagang pengusaha Djibouti ke Indonesia, produk yang paling pertama dicari adalah produk sarung, dengan merek yang paling dicari adalah BHS. Sarung telah menjadi “Duta Besar” Indonesia di Djibouti.
Sarung adalah produk yang sering ditanyakan kepada penulis ketika berkunjung ke Pameran Internasional Djibouti, akhir tahun 2017 lalu.
Penulis bersama Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan African Union periode 2014-2018 di Pameran Dagang Internasional Djibouti, akhir tahun 2017. Dok. Pribadi
5. Suhu rata-rata 29 - 41 celsius
ADVERTISEMENT
Suhu di Djibouti memang panas. Jika anda ingin berkunjung ke sana, sebaiknya datang pada bulan Desember–Januari, suhu cukup bersahabat walaupun tetap saja terik.
Pada musim panas yang berlangsung antara Juni–Agustus, ibukota Djibouti sangat sepi di siang hari, para penduduk rata-rata baru akan beraktivitas di luar ruangan setelah jam 4 sore.
Bagi WNI yang berkunjung ke sana dan akan ada banyak aktivitas di luar ruangan, saya sarankan agar memakai baju lengan panjang agar terhindar dari teriknya sinar matahari.
Sekian cerita tentang 5 hal yang patut anda ketahui tentang Djibouti, terima kasih.