Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Tren Olahraga di Kalangan Anak Muda, Demi Kesehatan Atau FoMO
21 Januari 2025 12:37 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Arga Lazuardian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun kebelakang gaya hidup sehat mulai menjadi hal yang sangat populer di kalangan anak muda. Bukan tanpa alasan sepertinya setelah dunia dilanda pandemi Covid-19 semua orang menjadi lebih sadar betapa pentingnya menjaga kebugaran tubuh. Mulai dari menjaga pola makan hingga menjadikan olahraga sebagai rutinitas semua itu dilakukan demi hidup yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Seringkali, anak muda membagikan pengalaman olahraga mereka di media sosial. Beragam aktivitas olahraga yang biasa dibagikan antara lain bersepeda, lari, senam, dan yoga. Hal ini berpengaruh positif, karena banyak orang yang terinspirasi untuk mulai berolahraga setelah melihat konten-konten tersebut.
Seperti halnya yang dialami Hilmi Azmi (20), pemuda asal Ternate yang sedang berkuliah di Yogyakarta, yang akhir-akhir ini sedang giat melakoni olahraga lari. Saat berbincang dengannya Hilmi menceritakan bagaimana ia terpengaruh konten lari yang kerap lewat di for you page (FYP) TikToknya.
Tiga bulan belakangan ini Hilmi rutin lari sore ataupun pagi ia mengaku bahwa awalnya tergoda untuk ikut serta karena kondisi Fear of Missing Out (FoMO) atau perasaan khawatir untuk tidak mengikuti tren yang ada, namun seiring berjalannya waktu ia mulai serius menjalani olahraga lari.
ADVERTISEMENT
Motivasi utama Hilmi untuk tetap konsisten saat ini adalah ingin memiliki pola hidup yang lebih sehat. Ia mengaku sudah tidak terlalu mempedulikan tren, bahkan untuk sekedar membagikan hasil larinya di media sosial saja sudah tidak pernah dilakukannya lagi.
Semenjak rutin lari Hilmi mengaku berat badannya terjaga dan jam tidur juga lebih teratur. Dia mengaku sebelum rutin lari dulunya sempat menghadapi masalah jam tidur. Pulang kuliah sore lalu dilanjut menonton film atau series di kamar kos hingga tengah malam menjadi makanan sehari-hari.
Karena lari sudah menjadi candu tersendiri untuknya ia mengaku ingin untuk bergabung dengan komunitas lari yang ada di Yogyakarta. Selama ini dirinya sedang mencari komunitas yang cocok untuknya.
“Sejauh ini belum tergabung di komunitas manapun. Sebenernya pengen banget, tapi aku masih malu karena masih pemula. Belum dapet yang cocok aja, sampe sekarang juga masih cari-cari,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Berasal dari sisi timur pulau Jawa Dwi Alfillah Surya Pamungkas (23) yang akrab disapa Ndupil, mulai terjun dan aktif berolahraga sejak tahun 2022. Berbeda dengan Hilmi yang belum tergabung dengan komunitas, Ndupil tergabung komunitas lari Patria Fun Run yang ada di kota asalnya, Blitar.
“Pasca covid lebih tepatnya tahun 2022, awal mula bersepeda karena ngetren juga pada saat itu akhirnya ikut-ikutan karena disaat itu aktivitas tidak banyak,” jelasnya. Ndupil mengawali hobi bersepedanya dengan berkeliling kampung sebelum akhirnya ia terjun lebih dalam. Dirinya mengaku satu tahun kebelakang ini mencoba olahraga lain yaitu berlari. “Baru lari setahun belakangan ini karena olahraga ini terbilang cukup mobile yang hanya memerlukan sepasang sepatu berbeda dengan bersepeda,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Memulai gaya hidup sehat lewat bersepeda Ndupil menceritakan dirinya pernah bersepeda sejauh 120 km. Jarak itu ia dapatkan dengan bersepeda dari Blitar sampai Tulungagung. Aksinya tersebut ia selesaikan dengan durasi selama kurang lebih 5 jam pergi pulang.
Mengenai komunitas lari yang diikuti Ndupil, Patria Fun Run memiliki kegiatan yang cukup santai bagi pelari pemula karena setiap rute lari mereka selalu finish di coffee shop. Mengingat mayoritas anggota Patria Fun Run adalah pemula disana mereka berusaha menciptakan ekosistem olahraga lari yang nyaman dan tidak terlalu berat.
Menanggapi tren olahraga yang sedang marak Ndupil menyayangkan dengan adanya segelintir orang yang Fear of Missing Out (FoMO) membagikan hasil lari maupun bersepeda tanpa melakukan kegiatan tersebut. Bukan tanpa sebab mereka rela membayar “joki” untuk menggunakan akun tracking olahraga miliknya demi validasi di media sosial.
ADVERTISEMENT
“Menurutku itu hal yang kurang bijak, karena untuk apa memposting hasil olahraga tapi tidak melakukan olahraga tersebut toh juga tidak ada manfaat untuk diri sendiri selain mendapat pujian di media sosial. Itu hanyalah haus validasi,” ujarnya kesal.
Disamping itu Ndupil juga menyayangkan banyak kejadian peserta lari maraton yang tidak mempersiapkan fisiknya sebelum mengikuti perlombaan. Banyak orang FoMO mengikuti acara maraton namun tidak mempertimbangkan kebugaran dan ketahanan fisiknya, tentunya hal tersebut dapat membahayakan pelari mengingat olahraga ini tergolong kategori kardio yang mana dapat memicu jantung untuk berdetak lebih cepat.
Disisi lain Ndupil merespon positif tren ini karena dengan adanya tren gaya hidup sehat memberi dampak yang baik untuk tubuh dan dapat dikatakan sebagai investasi masa tua.
ADVERTISEMENT
“Menarik karena kalu dilihat generasi kita sekarang identik dengan gawai, dengan handphone dan cenderung banyak lapangan pekerjaan itu cuma didepan laptop yang mengharuskan kita duduk lama. Ketika ada kemauan untuk olahraga menurutku ada kemauan untuk work life balance nya ada,” imbuhnya tersenyum.
Terkait hal-hal yang perlu diperhatikan agar tren ini tidak hanya menjadi sekedar angin lewat, konsistensi menjadi kunci utama untuk setiap orang yang benar-benar ingin memperbaiki pola hidupnya.
Menjaga konsistensi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah memotivasi diri sendiri agar tetap aktif melakukan kegiatan olahraga. Cara yang paling mudah untuk memotivasi diri sendiri bagi para pemula adalah mengabadikan proses dan membagikan hasil dari olahraga tersebut seperti yang dipaparkan oleh Ndupil.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya aku sendiri juga termotivasi dari FYP TikTok dan media sosial yang lain jadi aku melihat disitu ada peluang untuk aku jadikan konten di akun pribadi, mungkin itu motivasi sederhana yang bisa dilakukan orang-orang,” paparnya.
Ndupil juga berpesan bagi orang-orang yang ingin memulai olahraga tidak perlu memikirkan intensitasnya, lakukan walaupun sedikit karena dengan begitu lebih baik dari versi dirinya yang sebelumnya yang tidak pernah olahraga sama sekali.