Konten dari Pengguna

Menemukan Kembali: Strategi Pemenuhan Inner child Untuk Anak Pertama

Ari Dilah Qur'ani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
26 November 2024 14:24 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Dilah Qur'ani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi ibu dan anaknya (Sumber Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-keluarga-saat-matahari-terbenam-di-pantai-brasil-29526310/ )
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ibu dan anaknya (Sumber Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-keluarga-saat-matahari-terbenam-di-pantai-brasil-29526310/ )
ADVERTISEMENT
Kalian mungkin pernah mendengar kalimat seperti ini ”Inner child kamu sedang menunggu permintaan maaf yang tulus”. Kata inner child sedang marak digunakan untuk istilah yang menggambarkan sisi anak kecil yang ada dalam diri orang dewasa. Inner child yang sehat dapat membantu menumbuhkan kesejahteraan, namun inner child yang terluka merupakan sebuah tantangan dalam kehidupan dewasa.
ADVERTISEMENT
Seringkali bagi beberapa orang dewasa sangat ingin berdamai dengan inner childnya terutama bagi seorang anak pertama, bahkan ada beberapa orang menyepelekan perihal inner child ini atau malah mengabaikan inner child terhadap anak pertama. Lalu strategi apa yang bisa dilakukan untuk memenuhi inner child terhadap anak pertama?
Belakangan ini inner child seringkali di singgung di beberapa platform media sosial karena makna Inner child mengacu pada berbagai aspek kepribadian yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Inner child menyimpan kenangan baik dan buruk dari masa kanak kanak, inner child sendiri memberikan dampak serta juga dapat mempengaruhi tindak perilaku dan pola pikir seseorang di masa dewasa. Istilah ini sering digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan aspek emosional dan spiritual dari individu yang tetap hidup dalam diri mereka terlepas dari usia fisik mereka saat ini.
ADVERTISEMENT
Relevansi
Kitamura & Nagata (2014) juga mengemukakan bahwa resiko perilaku menyakiti diri sendiri dan bunuh diri pada remaja dan orang dewasa merupakan dampak dari riwayat kekerasan fisik dan seksual di masa kanak kanak. Seringkali beberapa orang tua ,memberikan perilaku yang berbeda terhadap setiap anak mereka. Hal ini memberikan dampak kecemburuan anak pada satu sama lain. Selain perilaku, peran orang tua terhadap kehidupan anak sangat berpengaruh besar terutama pada anak pertama, seringkali para orang memnunjukkan emosinalnya kepada sang anak, lalu bagaiamana dampak dari hal tersebut?
Isi Artikel
1. Peran orang tua dalam pemenuhan inner child
Memberikan kasih sayang dan penerimaan ataupun penghargaan kepada anak merupakan hal kecil namun hal ini juga merupakan hal besar bagi seorang anak, karena mereka sangat suka apabila diberikan apresiasi dalam bentuk apapun. Serta orang tua perlu melakukan regulasi emosi yang baik kepada anak, bagaimana pun emosi yang di perlihatkan kepada anak akan selalu di anggap sebagai contoh bagi mereka dan hal ini dapat memberikan pandangan dan pemikiran buruk yang akan selau di ingat oleh alam bawa sadar sang anak dan akan memberikan dampak kepada emosional sang anak untuk kedepannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu orang tua juga dapat membantu dalam pemenuhan inner child anak dengan cara :
a. Mendengarkan segala hal yang anak katakan
b. Membantu anak untuk mengembangkan kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri
c. Membantu anak dalam perkembangan sosial, emosional dan kognitif
2. Pentingnya Pemenuhan Inner child
Seperti yang kita ketahui anak pertama merupakan anak yang selalu di berikan telunjuk oleh orang tua mereka, seringkali beberapa dari mereka tidak di berikan kesempatan untuk memilih dan didengar tentang apapun keinginan mereka dan hal ini memberikan pengaruh kepada perkembangan dan psikologis anak pertama
a. Membangun Kesehatan Emosional
Ketidakpuasan terhadap kebutuhan ini sering kali dapat menyebabkan luka pada inner child yang dapat mempengaruhi kesehatan emosional mereka di masa depan, Kebutuhan emosional ini meliputi rasa dicintai, diterima, dan diperhatikan.
ADVERTISEMENT
b. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Jika kebutuhan emosianal annak yang terpenuhi hhal ini akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri yang baik. Hal ini membantu anak merasa percaya diri dan dihargai dalam membentuk karakter mereka yang terus berkembang
c. Memfasilitasi Hubungan yang Sehat
Hubungan positif dengan orang tua menciptakan lingkungan yang aman untuk anak anak mengeskpresikan perasaan dan pikiran mereka
3. Tanda-tanda inner child yang terabaikan serta strategi memenuhi Inner child
Menemukan Kembali inner child yang telah terabaikan merupakan langkah penting dalam proses penyembuhan dan pengasuhan yang sehat. Beberapa tanda yang dapat diberikan ketika inner child terabaikan adalah :
a. Emosi yang tak terkendali
b. Kenangan dan mimpi buruk yang menghantui
ADVERTISEMENT
c. Merasa tidak layak mendapatkan kebahagian atau cinta
d. Tidak dapat menghargai diri sendiri
Tanda-tanda di atas masih bisa kita sembuhkan dan memenuhi kebutuhan inner child. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat di terapkan :
a. Berdamai dengan masa lalu
Salah satu tahapan yang penting dalam proses penyembuhan adalah menerima masa lalu dengan lapang dada, memberikan maaf pada diri sendiri dan orang lain atas kesalahan yang terjadi.
b. Terapi atau Konseling
Berkonsultasi dengan terapis dapat membantu menciptakan ruang aman untuk eksplorasi lebih lanjut dalam navigasi emosi dan kompleks serta trauma masa lalu
c. Melakukan Aktivitas yang menyenangkan
Menyediakan waktu untuk melakukan hal hal yang di nikmati saat kecil
4. Dampak Trauma Masa Kecil
ADVERTISEMENT
Trauma masa kecil bukan sebuah hal yang bisa di anggap remeh, karena Trauma masa kecil memberikan dampak yang signiftikan serta berkepanjangan pada kesehatan mental individu saat dewasa. Berikut adalah beberapa dampak yang umum terjadi :
a. Kesulitan Mengatur Emosi
Panick attack yang kita ketahui merupakan salah satu contoh dari kesulitan dalam mengatur emosi termasuk reaksi berlebihan terhadap Stresss. Di mana individu menjadi sanat waspada dan sulit untuk menenangkan diri
b. Isolasi Sosial
Menarik diri dari interaksi sosial karena seringkali merasa malu dan bahkan rasa ketakutan ketika bertemu dengan sekelompok idividu atau beberapa individu
c. Perilaku Self-Harm
Hal ini seringkali di lakukan untuk mengatasi emosi yang menyakitkan dan di salurkan dengan cara melukai fisik, perilaku ini sangat beresiko bagi individu itu sendiri
ADVERTISEMENT
5. Studi Kasus dan contohnya
a. Pengaruh Pola Asuh Terhadap Inner child
Penelitian yang di lakukan di ponorogo memberikan hasil bahwa pola asuh orang tua memberikan dampak yang signiftikan dalam perkembangan inner child anak. Anak-anak dibesarkan dalam lingkurangn kurang perhatian dan kasih sayang yg berdampak mengalamai masalah emosional dan perilaku masa depan.
b. Beban orang tua kepada anak pertama
Tanpa disadari, orang tua kerap menaruh harapan besar pada anak tertua agar menjadi panutan bagi adik-adiknya. Orang tua yang memiliki pola asuh ketat, sering kali mengabaikan kebutuhan emosional sang anak yang berimbas pada kesulitannya sang anak dalam mengekspresikan perasaaannya dan merasa tidak layak mendapat kasih sayang.
Analisis
Pemenuhan inner child sendiri seharusnnya di mulai dari orang terdekat dan lingkungan sekitar terutama orang tua, karena bagaimana pun penyebab utama inner child dari bagaimana pola asuhu orang tua. Pola asuh yang mendukung akan membuat alam bawah sadarnya mengingat terus kejadian itu dan hal ini berdampak baik untuk masa depannya. Orang tua dapat memastikan bahwa anak mereka merasa aman, dihargai, dan dapat mengekspresikan diri dengan sehat akibat penerapan strategi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Pendapat Ahli
1. Dr. Laura Markham (Psikologis dan Penulis)
Dr. Markham Menyatakan pentingnya komunikasi terbuka dalam pemenuhan inner child anak pertama. Karena anak pertama seringkali di tertekan untuk sering merasa bertanggung jawab dan juga menjadi teladan. Oleh karena itu, orang tua perlu menciptakan ruang kepada anak untuk berbagi perasaan dan kekhawatiran mereka danpa merasa bahwa sedang dihakimi.
2. Dr. Daniel Siegel (Ahli Psikiatri dan penulis)
Dr. Daniel Siegel menekankan bahwa pentingnya keterampilan dalam mengelola emosi. Ia menyarankan kepada orang tua untuk mengajarkan anak pertama teknik seperti mindfulness dan refleksi diri yang sangat berguna dalam membantu anak memehami dan mengatasi perasaan mereka serta bagaimana cara menghadapi Stress dan emosi dengan cara yang sehat.
ADVERTISEMENT
Dampak Sosial
1. Peningkatan Kesadaran Emosional
Dengan memahami pentingnya pemenuhan inner child, orang tua lebih sadar akan kebutuhan emosional anak. Ketika orang tua mampu mengelola trauma inner child anak, mereka cenderung tidak mewariskan pola perilaku negatif. Hal ini dapat mengurangi siklus trauma sehingga anak tumbuh dengan lebih sehat secara emosional.
2. Mendorong Hubungan yang Sehat
Pemahaman akan kebutuhan untuk memenuhi inner child dapat menginspirasi orang tua untuk membina ikatan yang lebih bermakna dengan anak-anak mereka. Hal ini mampu membentuk kaum muda yang lebih terampil dalam menjalin hubungan antarpribadi yang harmonis.
Kesimpulan
Menjaga keseimbangan inner child kita melibatkan proses berdamai dengan pengalaman masa lalu, mencari bantuan dari ahli yang berkualitas, serta menjalani kegiatan yang memberikan kesenangan. Semua hal ini sangat berpengaruh bagi kesejahteraan emosional anak, yang nantinya akan membentuk karakter dan hubungan mereka di kemudian hari. Dampak sosial dari pemahaman ini sangat penting, kita dapat melihat peningkatan kesadaran emosional orang tua yang mendorong hubungan yang lebih harmonis antara mereka dan anak-anak mereka. Dengan pendekatan yang sesuai, kita dapat mendukung perkembangan generasi mendatang dengan lebih baik, mengurangi risiko terulangnya trauma, serta menciptakan suasana masyarakat yang lebih adil dan berdampingan. Memberikan perhatian penuh pada inner child anak pertama sangat diperlukan untuk memastikan perkembangan psikologis yang optimal, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat secara luas.
ADVERTISEMENT
Ari Dilah Qur'ani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya