Konten dari Pengguna

Sekilas tentang Turki Usmani

ari nursenja rivanti
Ari Nursenja Rivanti Pegajar, Pegiat dan Peneliti BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)
10 Agustus 2021 20:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ari nursenja rivanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://pixabay.com/photos/wall-decorated-sitting-place-sofa-690918/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://pixabay.com/photos/wall-decorated-sitting-place-sofa-690918/
ADVERTISEMENT
Tahun 2014 terjadi perubahan signifikan di tayangan televisi lokal, masih ingat apa? Ya, drama Turki tiba-tiba menghiasi layar kaca kita. Stasiun televisi swasta berlomba-lomba menayangkan drama asal Turki untuk menarik minat masyarakat.
ADVERTISEMENT
ketertarikan itu juga dirasakan oleh seorang guru asal Sukabumi, Asri Handayani. Asri begitu menyenangi semua tentang Turki. Asri sedang mempelajari sejarah tentang Turki salah satunya adalah sejarah Turki Usmani.
Asri memaparkan sejarah singkat tentang Turki Usmani. Diawali dengan keberhasilannya tercatat dalam sejarah, bangsa Turki mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Seljuk dan Turki Usmani. Awal mula terbentuknya Dinasti Turki Usmani adalah kehancuran Dinasti Turki Saljuk oleh serangan bangsa Mongol.
Pendiri dinasti Turki Usmani ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri China. Dalam jangka waktu kurang lebih tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke sembilan atau ke sepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.
ADVERTISEMENT
Di sana, di bawah pimpinan Ertugrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin II mendapat kemenangan. Dengan jasa baik Ertugrul, Sultan Alauddin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Byzantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan kota Syukud dipilih sebagai ibu kota.
Atas persetujuan Sultan Alauddin, setelah Ertugrul meninggal dunia pada tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Usman. Putra Ertugrul inilah yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Usmani. Sebagaimana Ertugrul, dia banyak berjasa pada Sultan Alaudin dengan banyak keberhasilan di antaranya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa.
Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol Menyerang Kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin gugur, dan Dinasti ini terpecah-pecah dalam beberapa Dinasti kecil.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi kehancuran Saljuk inilah, Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa secara penuh atas wilayah yang didudukinya, sejak itulah kerajaan Turki Usmani dinyatakan berdiri. Dengan demikian, secara tidak langsung mereka mengakui Usman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar “Padinsyah Ali Usman” (raja besar keluarga usman) pada tahun 699 H (1300M) setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Usman menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M. Pada tahun 1326 M kota
Broessa dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
dengan mempelajari sejarah dari negara tersebut Asri jadi memahami banyak sekali ilmu pengetahuan yang terselubung. Berkat kecintaannya pada segala sesuatu yang berbau Turki, Asri mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang Turki.
(Sumber: Asri Handayani, Guru Kelas di SDN Tonjong 2, Sukabumi)
ADVERTISEMENT