Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kedaulatan Pangan: Peran Pemuda Desa dan Inovasi Pertanian Berkelanjutan
21 April 2025 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ari Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kedaulatan pangan bukan hanya sekedar soal ketahanan pangan nasional, tetapi juga bagaimana para pemuda desa mengambil peran aktif dalam mengelola dan mengembangkan pertanian. Di Desa Sri Karang Rejo, pemuda desa telah membuktikan bahwa kedaulatan pangan dapat dimulai dari desa melalui penerapan inovasi pertanian berkelanjutan yang berbasis pada teknologi dan sistem distribusi yang lebih adil.

Di Desa Sri Karang Rejo, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, sekelompok pemuda menunjukkan bahwa kedaulatan pangan dimulai dari desa, bukan dari ruang rapat atau kantor kementerian.
ADVERTISEMENT
Inovasi Pertanian dari Pemuda Desa: Pilar Kedaulatan Pangan
Pemuda desa menjadi agen perubahan. Mereka memperkenalkan inovasi pertanian seperti penggunaan pupuk organik, pemanfaatan teknologi irigasi hemat air, dan pemasaran digital hasil panen. Tak hanya itu, mereka membentuk koperasi tani berbasis digital yang memudahkan pencatatan hasil panen dan memperkuat posisi tawar petani kecil.
Inilah bukti bahwa kedaulatan pangan bukan sekadar teori, tapi bisa dijalankan secara nyata dari akar rumput.
Pertanian Berkelanjutan, Jalan Menuju Desa Mandiri Pangan
Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, praktik pertanian berkelanjutan menjadi kunci. Pemuda Sri Karang Rejo mulai menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan: rotasi tanaman, pemanfaatan kompos dari limbah organik, dan penggunaan benih lokal yang adaptif.
Hasilnya, produktivitas meningkat, ketergantungan terhadap pupuk kimia menurun, dan kualitas hasil pertanian pun lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pemuda Desa Bukan Sekadar Penonton, Tapi Penentu Kedaulatan Pangan
Kunci kedaulatan pangan ada pada pemuda desa yang mau turun tangan. Mereka bukan sekadar petani, tapi juga inovator, pemasar, hingga penggerak komunitas. Dukungan dari pemerintah, kampus, dan pelaku pasar sangat dibutuhkan agar peran ini bisa tumbuh maksimal.
Jika desa diberikan akses teknologi, infrastruktur memadai, dan pelatihan usaha tani yang berkelanjutan, maka kedaulatan pangan bukan lagi cita-cita, melainkan kenyataan.