Konten dari Pengguna

16 Kepercayaan Masyarakat Hindu – Bali Terhadap Gunung Agung

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
20 September 2017 0:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sobat Kumparan sekalian pasti sudah dengar berita meningkatnya aktivitas Gunung Agung di Bali. Kali ini aku mau share sisi lain dari Gunung Agung. Bagi masyarakat Hindu - Bali, gunung tersebut memiliki arti yang sangat penting. Oleh karena itu ada banyak kepercayaan yang berkembang di masyarakat Hindu-Bali terhadap Gunung Agung. Penasaran? Yuks simak 16 kepercayaan masyarakat Hindu-Bali terhadap Gunung Agung berikut ini.
16 Kepercayaan Masyarakat Hindu – Bali Terhadap Gunung Agung
zoom-in-whitePerbesar
1. Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya dewa-dewa
ADVERTISEMENT
2. Di Gunung Agung terdapat istana dewata
3. Jiwa yang terlepas dari jasmani akan menuju tempat suci, yakni tempat yang lebih tinggi untuk kemudian melakukan reinkarnasi
4. Gunung Agung dianggap sebagai gunung yang paling suci
5. Gunung Agung juga dianggap sebagai ‘pusat bumi’
6. Gunung Agung adalah jelmaan gunung di sorgaloka tempat bersemayamnya Bhatara Siwa
7. Gunung Agung diyakini sebagai replika Gunung Semeru yang dibelah oleh Dewa Pasupati.
8. Pura Pasar Agung harus dibangun tidak jauh dari Puncak Gunung Agung
9. Terdapat sumber mata air selama pendakian dari Pura Besakih ke Gunung Agung yang dianggap suci oleh masyarakat setempat. Tidak boleh sembarangan orang yang mengambilnya. Jika ada yang mau mengambil harus bersembahyang terlebih dahulu
ADVERTISEMENT
10. Tidak boleh ada pendakian ke Gunung Agung saat diselenggarakannya upacara besar di Pura Besakih ataupun Pura Pasar Agung karena jika dilanggar maka akan terjadi musibah
11. Pengunjung perempuan dilarang mendaki Gunung Agung saat haid
12. Terdapat banyak sekali upacara adat yang dilakukan di Gunung Agung setiap tahunnya dengan sesaji antara lain kambing dan kerbau hidup yang diceburkan ke dalam kawah ataupun sesaji berupa buah-buahan kepda Dewa Monyet Hanoman. Fungsi upacara ini untuk mengingatkan umat agar menjaga kelestarian alam di sekitar tempat-tempat suci
13. Upacara Wana Kertih diselenggarakan untuk memohon terwujudnya kelestarian lingkungan dan harmonisasi alam sehingga tak terjadi bencana. Letusan gunung api dipercaya terkait dengan ulah manusia karena itu masyarakat selalu berupaya menjalin harmoni dengan ”penguasa” gunung
ADVERTISEMENT
14. Jika terjadi musibah seperti orang hilang atau meninggal, masyarakat sekitar harus mengadakan ritual untuk kembali menyucikan Gunung Agung
15. Kawanan hewan yang tiba-tiba turun dari Gunung Agung dijadikan pertanda bahwa gunung akan meletus.
16. Pelaksaan Eka Dasa Rudra, upacara setiap 100 tahun, pada tahun 1963 dipandang sebagai sebuah kesalahan akibat campur tangan Soekarno dan tokoh-tokoh sekuler lainnya dalam menetapkan waktu dan struktur upacara serta dikaitkan dengan letusan Gunung Agung pada tahun tersebut . Upacara yang sesuai dengan perhitungan penanggalan saka kemudian diselenggarakan pada tahun 1979.
Wah banyak juga ya guys aspek-aspek spiritual yang mewarnai Gunung Agung. Bagi aku pribadi nomor 16 adalah yang paling mengejutkan. Apakah ini murni sebuah kebetulan atau memang ada kaitannya, semuanya dikembalikan kepada keyakinan kita masing-masing ya. Semoga kondisi Gunung Agung saat ini segera membaik dan pemerintah mampu memanajemen aktivitas vulkanis di sana dengan baik. Aamiin.
ADVERTISEMENT